[30] | Bukti nyata

2.7K 139 0
                                    

Happy Reading!

***

Setelah melihat Sienna yang membeku ditempat, Davin membawa Sienna bersamanya ke dalam kediamanya.

Dan kini Sienna sedang bersama nya diatas kasur, atas permintaan Davin yang katanya sekalian untuk menenangkan diri Sienna. Padahal memang dirinya saja yang ingin dan merindukan Sienna tidur bersamanya.

Selama mereka diatas kasur, mereka hanya diam dengan Davin yang memeluk Sienna. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Sienna sedari tadi hanya diam, dan Davin yang hanya menikmati kebersamaan mereka.

Baru saja Davin hendak memejamkan matanya karena nyaman memeluk Sienna, Tiba-tiba Sienna beranjak duduk dari tidurnya yang membuat Davin terkejut dan ikut-ikutan duduk.

"Kenapa? Ada apa?"

"Gue awalnya kaget liat Bapa nya si Clara gandeng perempuan muda ke apartement,"

"Cuma kalo di pikir-pikir geli juga ya tuh bapa-bapa, itungannya udah bau tanah tapi masih pengen berpetualang."

Davin yang mendengar ucapan terakhir Sienna mencoba menahan tawa, ini pertama kalinya Davin tertawa saat Sienna merasa tidak melucu. Tapi entah kenapa menurut Davin itu sangat lucu.

"Ih kenapa ketawa segala, gue ngga ngelucu ya woy!"

"Iya engga, kamu aja yang lucu"

"Dih aneh jalma ini" Sienna kembali terdiam dengan tangan memegang dagu seakan akan berpikir.

"Setau gue, apalagi di ingatan gue tentang Clara saat SMP, dia tuh cuma punya Bapa kan? Terus anaknya juga cuma satu si Clara, kalo Ibu nya? Gue beneran gatau kalo itu. Tapi rasa-rasanya kalo perempuan tadi ibunya, masa iya? Umurnya nggak jauh beda dari gue! Terus kalo iyapun, engga seharusnya dong berduaan di dalam apartement, apalagi tuh laki dah punya istri kan? Iyakan?" Sienna memberondong Davin dengan pertanyaan yang sedari tadi berputar di kepalanya, dia menoleh pada Davin meminta persetujuan.

"Iya bener" Davin hanya mengiyakan, tapi tidak terlalu fokus dengan ucapan Sienna. Fokus Davin hanya pada wajah Sienna yang cantik.

"Yaampun Vin!" Seru Sienna mengejutkan.

"Hah kenapa?"

"Gue baru keinget sekarang, dari tadi ngelamun berasa dikhianatin Bapa sendiri, padahal kan itu Bapa tiri ya. Gue punya ide! Ini bener bisa dijadiin peluang buat gue kasih tau keburukan Bapa tiri gue ka Mami" Seru Sienna semangat.

"Caranya?"

"Bawa aja Mami kesini pas jam-jam segini, karena gue juga baru inget beberapa kali kalo gue dirumah jam segini, Bapa tiri gue gaada dirumah. Ya mungkin aja lagi ngapel kan? Bisa dicoba"

"Serius mau lakuin itu?"

"Iyalah serius! Gue mau nyadarin mami gue kalo kebiasaan buruk tuh susah di ubah. Apalagi ini selingkuh, udah jadi tabiat! Penyakit. Bilang nya aja dah insap, tapi ngga lama gitu lagi"

"Yaudah aku dukung kamu"

"Ah makasih, kalo gitu gue mau pulang. Mau langsung ketemu Mami"

Dengan tergesa Sienna hendak turun dari tempat tidur, namun sayang langkahnya tertahan karena Davin kembali memeluk dirinya dan menariknya dalam dekapan erat Davin.

"Aku dukungnya mulai besok aja. Sekarang kamu disini, sama aku. Aku kangen." Davin menelusupkan kepalanya ke leher Sienna mencari kenyamanan.

"Ih geli Davin!" Sienna mencoba menjauhkan dirinya dari Davin.

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now