[18] | Tidak terduga

2.9K 142 5
                                    

Happy reading!

***

"Kenapa lo ada disini?"

"Kamu kenapa ngomongnya kaya gitu Sienna?"

"Hah?" Sienna menoleh pada Mona.

"Kamu jangan ngomong kaya gitu, ini sodara kamu"

"Sejak kapan?"

"Sejak Mami nikah sama Papi kamu sekarang ini"

"What the-" Gumam Sienna lalu tatapannya kembali mengarah pada perempuan itu.

Perempuan itu menyeringai kecil, yang hanya terlihat oleh Sienna.

"Sienna kenalan sama sodara kamu, dia mau tinggal disini sekarang bareng kita" Mona mengintrupsi.

Sienna hanya bergeming, tidak melakukan apa yang dikatakan Mami nya, pikirannya kosong, tidak bisa memikirkan apapun. Dia kebingungan dengan apa yang terjadi, seingatnya Sienna tidak memiliki ingatan apapun tentang perempuan ini, apalagi sampai menyangkut keluarganya. Lalu tiba-tiba perempuan itu datang dan menjadi sodaranya? Lelucon macam apa ini.

"Sienna, kamu dengerin mami ngga sih!" Mona menegur Sienna dengan intonasi yang tinggi.

Sienna mengerjap, lalu tatapannya kembali pada kedua orangtuanya dan perempuan itu. "Apa?" Ucapnya malas. Tiba-tiba merasa kesal dengan sikap Mona yang seperti itu.

"Kenalan sama sodara kamu, dia mau tinggal disini. Kalian harus kenal satu sama lain biar ngga canggung"

"Mm" Sienna mengulurkan tangannya pada perempuan itu yang masih duduk di antara kedua orangtuanya.

"Sienna"

Perempuan itu berdiri dan melangkah mendekat pada Sienna.

"Clara."

perempuan itu yang ialah Clara tersenyum manis pada Sienna, tapi hanya beberapa detik senyuman manis itu tergantikan dengan seringaian dan tiba-tiba Clara menjerit kesakitan.

"Arghh sakit lepas!"

Sienna melotot melihat Clara yang tiba-tiba menjerit kesakitan, dia menatap Clara bingung. Sienna dan Clara juga masih saling bersalaman.

"Sienna lepas, kamu nyakitin Clara!" Tiba-tiba Maminya sudah berada di sebelahnya dan menyentak tangan dia agar terlepas dari tangan Clara.

Setelah terlepas Clara langsung membalikan badannya dan memeluk Papi tiri Sienna, Gisman. Mona masih menatap marah pada Sienna.

"Kamu kenapa nyakitin Clara, Sienna!"

"Aku ngga nyakitin dia" Ucap Sienna dengan kernyitan di dahinya bingung dengan tingkah Clara tadi.

"Kalo ngga nyakitin mana mungkin Clara kesakitan sampe nangis gitu. Kamu jangan kasar, dia sodara kamu!"

"Lah dia yang tiba-tiba menjerit kaya orang gila gitu, orang aku ngga ngapa-ngapain."

"SIENNA!" Teriak Mona marah.

"Apa?"

"Kurang ajar kamu jadi anak! Dengar, Clara adalah sodara kamu dan dia anak mami juga. Kamu harus terima dia dengan baik seperti Papi Clara yang nerima kamu dengan baik mengerti?!"

"Najis" Gumam Sienna sembari memalingkan muka.

"Ngomong apa kamu Sienna!" Teriak Mona.

"Apasih mih teriak-teriak mulu, ini rumah bukan hutan"

"Semakin hari kamu semakin kurang ajar ya Sienna!"

"Mami aja makin aneh"

"SIENNA!" Mona mengangkat tangannya hendak menampar Sienna.

Namun baru saja tangan Mona terangkat, sebuah tangan sudah lebih dulu menahan tangan Mona. Sienna yang sedari tadi hanya diam, semakin diam karena terkejut melihat Davin yang sudah berada disebelahnya dengan tangan mencengkram tangan Mona.

Davin hanya menatap Mona tajam, tidak peduli bahwa dia telah berlaku tidak sopan dirumah orang lain dan menatap orangtua pacarnya dengan tatapan seperti itu. Davin hanya peduli pada Sienna.

Karena setelah Sienna pergi dari hadapannya dia tidak langsung pergi dari depan rumah Sienna karena menunggu lampu kamar Sienna yang berada di lantai atas menyala, tapi sudah beberapa menit tidak juga ada tanda-tanda lampu menyala yang menandakan Sienna belum memasuki kamarnya. Davin semakin tidak karuan dan mulai merasa tidak nyaman saat tiba-tiba mendengar suara samar-samar teriakan orang dalam rumah. Khawatir dengan Sienna, tapi Davin tetap mencoba tenang.

Awalnya Davin tidak akan ikut campur dan hanya akan menunggu disini, siapa tau Sienna tiba-tiba keluar rumah. Namun niat awal Davin tidak dia laksanakan karena dia kembali mendengar teriakan yang membuat Davin dengan segera memasuki rumah Sienna tanpa mengidahkan kesopanan. Dan saat dia memasuki rumah Sienna, dia melihat Sienna yang sedang beradu mulut dengan ibu nya, lebih tepatnya ibu nya Sienna yang terus-terusan berbicara dengan nada tinggi.

Dia lalu berjalan menuju kearah Sienna, tapi langkahnya semakim cepat saat meliha ibu nya Sienna kembali berteriak dan mengangkat tangannya seperti hendak menampar Sienna. Dengan gerak cepat Davin menahan tangan itu agar tidak menyakiti Sienna. Dan orang-orang yang ada dirumah itu hanya bisa menatap Davin terkejut, apalagi Clara yang tidak menyangka akan ada Davin yang datang menolong Sienna.

Sienna lalu menoleh pada Davin dan mengerjapkan mata saat Davin sama-sama menoleh padanya. "Kenapa ada disini?" Gumam Sienna.

Davin hanya diam tidak menjawab pertanyaan Sienna, hanya tatapan matanya yang fokus menatap Sienna, lalu tiba-tiba dia tersenyum tipis pada Sienna. Davin mengalihkan pandangan kembali menatap kearah Mona yang sama-sama terkejut melihat orang lain di hadapannya. Davin lalu melepaskan cengkramannya dan beralih memegang tangan Sienna lembut, lalu menariknya pergi keluar dari rumah itu.

"Kamu siapa anak kurang ajar! Sangat tidak sopan." Mona berteriak marah saat kembali tersadar dari keterkejutannya.

Sedangkan Davin tetap menarik Sienna menjauh, tidak menghiraukan teriakan ibu nya Sienna di belakang.

Setelah berada di luar rumah dia tetap menarik Sienna sampai berada di depan kendaraannya, lalu memakaikan Sienna helm. Sienna masih bergeming tidak bersuara. Sampai Sienna berada di atas kendaraan Davin, dan Davin melajukan motornya keluar dari perumahan Sienna. Baru disana Sienna tersadar dari lamunannya, dia lalu menepuk pundak Davin.

"Eh kita mau kemana?"

"Pulang"

"Lah pulang kemana, ke kayangan? Orang tadi rumah gue."

Davin tidak menjawab ucapan Sienna dan tetap melajukan kendaraannya menuju tempat tinggalnya. Setelah hampir 30 menit, kendaraan Davin sampai di tempat tinggalnya. Sienna turun lalu mendongak melihat bangunan di depannya.

"Kok malah kesini?"

To Be Continue

COME; SIENNARA [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin