[7] | Memulai

4.8K 261 3
                                    

Happy Reading!
Barudak WelL--
ᕕ( ᐛ )ᕗ

***

Teriknya sinar matahari tidak menghentikan pembelajaran yang sedang berlangsung, kini Sienna dan teman satu kelasnya mengikuti mata pelajaran olahraga yang diharuskan siswa-siswi kelasnya mengikuti praktek olahraga di luar kelas.

Dan kini Sienna sedang berteduh dipinggir lapang dibawah pohon, sedang beristirahat karena praktek olahraga baru saja selesai beberapa menit yang lalu.

Sienna mengedarkan pandangan ke sekitar, Teman-teman kelas nya terutama para perempuan berkumpul, terlihat sangat asik berbincang dan bercanda gurau.

Dia menengadah menatap langit yang cerah lalu kembali melihat teman sekelasnya yang berkumpul. Tiba-tiba dia merasa merindukan teman-teman nya di dunia nya di sana. Disana dia memiliki banyak teman. Tapi disini jangankan teman, bang Temon aja ngga ada.

"Ni orang banyak tingkah, jadi gapunya temen. Rasain!" Sungut Sienna berbicara mengarah pada raga yang dirinya tempati.

Tiba-tiba Sienna berpikiran apa dia harus bersikap sok kenal pada teman sekelasnya agar mereka mau berteman dengan Sienna? Tapi setiap dirinya kedapatan melihat mereka, mereka selalu menatap dirinya dengan tatapan yang menyebalkan. Membuat dirinya malas saja.

"Yaudahlah gini aja, toh gue ngga lama kan disini?" Sienna berucap ragu.

Sienna menggulirkan arah pandangnya dan secara kebetulan dia melihat Davin yang berjalan di lorong kelas sendirian entah hendak kemana. Sienna tiba-tiba tersenyum, dia beranjak bangun dari duduknya dan dengan cepat berjalan menyusul langkah Davin.

Sienna berjalan dibelakang Davin dengan langkah riang, dia hanya mengikuti kemana Davin berjalan tanpa berbicara apapun. Dan Davin sendiri hanya diam tidak menghiraukan Sienna walaupun dia tau, dia di ikuti.

Dan ternyata langkah Davin menuju kearah rooftop, Sienna tetap mengikutinya sampai Davin duduk di sofa usang dan Sienna ikut duduk disebelahnya.

Sienna menatap wajah Davin dari samping, dia melihat Davin membuka permen dan memakannya. Sienna tersenyum geli, karena pertama kalinya dia melihat laki-laki ke rooftop hanya untuk memakan permen dan menatap langit. Karena biasanya Sienna lebih sering melihat jika laki-laki ke rooftop pasti hendak merokok, tapi laki-laki di hadapannya ini berbeda.

Sienna mengalihkan pandangan, menatap kearah langit mengikuti arah tatapan Davin. Hening. Tidak ada percakapan apapun diantara mereka sampai suara Sienna memecah keheningan itu.

"Kayanya bener ya, gue pernah denger katanya kalo segala sesuatu yang di inginkan itu selalu ada hal yang harus dikorbankan untuk mencapai keinginan tersebut."

"Lo tau ngga? Dulu gue punya banyak temen tau, tapi sekarang gue gapunya temen. Tapi sekarang gue punya banyak duit"

"Lo Pernah ngerasain sedih karena ngga punya temen?" Sienna menoleh pada Davin, menunggu respon Davin. Namun Davin tidak merespon ucapannya dan tetap menatap kearah langit. Dia mengerucutkan bibirnya kesal lalu kembali menatap langit.

"Oh ya gue tadi liat di sosial media, ada sepasang artis sultan gitu baru punya anak, anaknya kaya nama princess di kartun. Terus gue liat komenannya receh banget ada yang bilang gini 'dia pasti masih ngga nyangka ayah ibunya mereka, makanya mulutnya mangap terus' terus ada juga yang komen katanya di..hmm" Suara Sienna terendam karena Davin memasukan tiga permen dalam mulutnya sekaligus.

"Diem berisik"

Sienna langsung menoleh saat mendengar suara Davin, dia menatap Davin dengan kicep. "Lo bisa ngomong?"

Davin menoleh pada Sienna dengan pandangan datar, seakan-akan berbicara yang bener lo nanya gitu? Melihat respon Davin, Sienna hanya nyengir dengan pipi sedikit menggembung karena terdapat permen di dalamnya.

Davin mendengus lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar rooftop, meninggalkan Sienna.

"Eh kemana Dav? Ko pergi, gamau dengerin kisah anak sultan lagi" Sienna berteriak memanggil Davin, namun Davin tetap berjalan tidak menghiraukan teriakannya.

"Lucu deh walaupun agak nyebelin, untung cogan" Sienna terkikik geli, dirinya masih duduk disofa rooftop dan kembali menatap langit dengan mulut penuh permen.

***

"Banyak duit gini enaknya kemana dulu ya?"

Sienna kini tengah berjalan di area sekolah menuju gerbang, karena waktu belajar telah selesai, jadi diperbolehkan pulang. Tapi Sienna tidak berencana langsung pulang, maka dari itu dia bertanya pada dirinya sendiri.

Saat sedang berpikir, secara tidak sengaja dia melihat Davin yang berada diparkiran. Sienna tersenyum lalu dengan semangat dia berlari menuju tempat Davin, namun saat jaraknya dengan Davin sudah hampir dekat, Tiba-tiba saat dirinya melewati seorang siswi, siswi itu menggeser tubuhnya sampai membuat dirinya menabrak Sienna dan membuat Sienna terjatuh.

"Aduh bokong cantul gue!"

Sienna mencoba berdiri dan menepuk roknya yang kotor, dia memegang bokongnya yang sakit. Sienna masih sibuk dengan dirinya sendiri, belum melihat siapa siswi yang membuatnya terjatuh. Namun tiba-tiba dirinya di dorong yang membuat dirinya kembali terjatuh.

Sienna berdecak, dengan kesal dia mendongak dan melihat di depannya kini ada Abian dan Clara. Abian yang menatap Sienna marah dan disebelahnya ada Clara, pacar Abian yang menangis entah karena apa.

"Lo apain Clara sampe nangis gini!?"

"Gue kira lo emang udah berubah, ternyata masih sama aja. Lo berubah pas ada gue aja gitu? Tapi pas gue gaada disamping pacar gue lo berbuat ulah!"

"Emang seharusnya gu-"

"HEH! Mulut betina, diem dulu napa ngoceh mulu. Jangan asal nuduh, lo tanya dulu kejadian aslinya gimana, baru ngoceh!"

"Jangan ngeles, dari awal lo emang gini Sienna, semenjak gue punya pacar kelakuan lo semakin gila. Gue tau lo suka sama gue, ta-"

"Idih si najis" Sienna langsung menyela ucapan Abian.

"Seganteng apa lo sampe se narsis ini Abi? Seenggaknya kalo mau narsis lo harus ganteng kaya manu rios." Sungut Sienna sebal.

"Dan seperti yang gue bilang, kalo gatau apa-apa mending diem. Jangan asal dorong aja, cuma liat pacar lo yang nangis deket gue lo asal menghakimi. Dan gue juga ngga ngerti pacar lo tuh kenapa pake nangis segala, dikejar kingkong pacar lo?"

Abian diam lalu menoleh pada Clara yang sejak tadi diam, tidak bersuara. "Kamu kenapa nangis hm?" Clara menatap Abian yang bersuara lalu menggeleng.

"Ah shiball" Sienna berdiri, dan menatap Abian sebal.

"Denger! Gue tadi lari, terus tiba-tiba ada orang nabrak gue. Bukan gue yang nabrak, dan kalo yang nabrak itu pacar lo. Berarti pacar lo yang salah Abian ganutama, bukan gue."

"Tapi lo bikin Clara nangis Sienna!"

"Dih itumah urusan pacar lo. Mungkin dia belum bayar utang makanya nangis, tanya aja sama pacar lo jangan gue. Gue bukan emaknya"

"Tapi lo harus tetep minta maaf!"

"Idih"

"Cepet!"

Mengabaikan ucapan Abian, Sienna mengedarkan pandangan menatap sekitar yang kini telah ramai dikelilingi orang-orang, saat dirinya hendak bersuara. Tiba-tiba sebuah tangan menariknya lembut dan membawanya pergi dari kerumanan tersebut.

To Be Continue

Sapa tuch?
Saha sok? ๑><
Vote dulu atuh eheq

COME; SIENNARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang