[15] | Pacaran (?)

3.8K 204 0
                                    

Happy Reading!

***

Sienna terus tersenyum disepanjang koridor yang mengarah ke kelasnya, masih ada Davin di samping Sienna. Dan yang membuat Sienna terus saja tersenyum tentu saja karena Davin yang telah menjadi miliknya. Lalu selain itu mereka kini saling bergenggaman tangan, ya walaupun Sienna yang tiba-tiba menggenggam tangan Davin, tapi beruntung Davin tidak menolaknya. Dan juga yang membuat dirinya senang itu adalah- dia merasa misi mencari cinta sejati untuk Sienna asli telah selesai, dan dirinya berharap dia bisa kembali ke dunianya.

Jika Sienna terus-terusan tersenyum disepanjang jalan, berbeda dengan Davin yang hanya diam dengan pikiran berkelana kemana mana. Davin tidak menyangka bisa mengucapkan hal itu pada Sienna, yang membuat mereka kini berpacaran.

Semua berawal dari perdebatan antara Sienna dan Abian, yang membuatnya melakukan hal impulsif terhadap Sienna karena sikap Abian yang membuatnya marah.

Walaupun dirinya melakukan hal impulsif, sebenarnya dirinya tidak menyesal telah melakukan hal itu. Hanya saja dia merasa malu jika di ingat-ingat. Mana kini Sienna yang sekarang menjadi pacarnya itu berada tepat disebelahnya, dengan tangan mereka yang saling bertaut. Yang membuat dirinya harus tetap stay cool dan pura-pura tidak bereaksi berlebihan.

***

"Sini"

Davin menarik Sienna mendekat padanya lalu memasangkan helm pada kepala Sienna. Setelah terpasang Sienna langsung menaiki kendaraan Davin.

Mereka hendak pulang, karena waktu pembelajaran telah usai beberapa menit yang lalu. Yang agak mengagetkan untuk Sienna adalah, Sienna kira dirinya ditinggal oleh Davin karena Davin tidak menunggu nya seperti cowok-cowok fiksi yang pernah Sienna baca di novel. Tapi ternyata, Davin bukan pergi meninggalnya namun lebih tepatnya menunggu Sienna di tempat parkir.

Dan saat dirinya berada tepat dihadapan Davin, Davin langsung menariknya dan memasangkan helm untuk Sienna. Setelah Sienna memakai helm dan naik ke kendaraan Davin. Davin melajukan motornya.

Dan baru saja Davin melajukan motornya keluar dari kawasan sekolah, Davin sedikit dikejutkan dengan tangan Sienna yang merambat memeluk pinggangnya, Davin berdeham lalu menunduk menatap tangan yang memeluk pinggangnya erat. Davin mengerjap lalu kembali berdeham meredakan rasa canggung yang dia rasakan.

Sienna sendiri yang melihat respon Davin yang lagi-lagi tidak menolak merekahkan senyum senang, sepertinya untuk sekarang dirinya akan diam tidak akan banyak bicara lagi, pasti Davin pusing mendengar omongan basi darinya. Sienna juga masih berada di euforia yang baik, jadi dirinya akan diam saja untuk sekarang agar Davin tidak terganggu dengan ocehannya.

Namun ternyata berbeda dengan Davin sendiri yang merasa heran karena sepanjang jalan Sienna tidak banyak bicara seperti biasanya, dirinya sedikit menantikan ocehan random Sienna, tapi ternyata sepanjang jalan pulang Sienna tidak berbicara sepatah katapun. Dia melirik Sienna lewat kaca spion, dan mendapati Sienna yang diam menatap jalanan dengan senyuman kecil di wajah cantiknya, Davin menghela nafas lalu tersenyum dan kembali fokus ke depan.

***

Kendaraan Davin berhenti di sebuah rumah yang megah dengan warna cat putih dan hitam di bagian pagar yang membuat kesan rumah itu semakin terlihat mewah. Sienna mengerutkan keningnya saat Davin turun lalu menarik serta Sienna ke dalam rumah itu.

"Ini dimana Vin?"

"Rumah gue"

"Hah rumah lo?"

"Iya"

"Yaampun gue belum bawa martabak buat dikasih ke calon mertua!" Seru Sienna sembari menghentikan langkahnya yang membuat Davinpun ikutan berhenti.

Sienna bukannya terkejut karena diajak ke rumah Davin, Sienna lebih terkejut karena belum membawa buah tangan untuk calon mertua.

"Ngga ada martabak siang hari Sienna"

"Oh iya, tapi gue gak bawa buah tangan buat calon mertua" keluh Sienna sembari menatap Davin sedih.

Davin yang melihat wajah sedih Sienna dengan cepat mengalihkan pandangan, tidak kuasa melihat wajah Sienna yang menurutnya sangat lucu, ditambah kata- kata calon mertua yang membuatnya semakin tidak karuan.

Davin berdeham "Gaperlu buah tangan, ayo."

"Kalo buah hati mereka mau ngga ya?"

Davin menghentikan langkahnya terkejut mendengar ucapan Sienna yang ngawur, dia menoleh pada Sienna dan memelototinya garang. "Jangan ngomong sembarang, ayo"

Davin kembali menarik Sienna kedalam rumah. Dan saat masuk ke dalam rumah, kebetulan sekali bunda Davin yang bernama Kamila sedang berjalan kearah pintu masuk dimana Sienna dan Davin berada.

"Eh siapa ini?"

"Calon menantu tante." Saut Sienna tanpa malu.

Davin sendiri melotot menatap Sienna karena bicara ngawur. Bukan karena Sienna yang sedikit bersikap tidak sopan. Kamila sendiri menatap jenaka pada Sienna lalu menarik Sienna ke arahnya.

"Kalo gitu kita harus ngobrol dengan baik calon menantu" ucap Kamila dengan tawa kecil.

Kamila lalu menoleh pada Davin, "Kamu ganti baju dulu sana, calon istri kamu aman sama bunda."

Davin mendengus lalu berjalan kearah kamarnya, sebelum masuk ke kamar, dia kembali menatap Sienna yang kini sedang duduk di depan ruang TV bersama bunda nya, mereka bahkan telah asik berbincang. Davin tersenyum kecil melihat Sienna yang gampang berbaur, lalu dirinya kembali melanjutkan jalan masuk ke dalam kamarnya.

To Be Continue
| {1} |
20/11/23

COME; SIENNARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang