[13] | Terganggu

4K 216 1
                                    

Happy Reading!

***
"

"Sayang, anter aku ke Mall yuk. Aku mau beli parfum yang baru launching ini" Ucap Clara dengan tangan sebelahnya menggandeng tangan Abian dan sebelah tangannya lagi memegang ponsel sedang melihat-lihat gambar parfum.

Mereka kini masih berada di lingkungan sekolah, hendak pulang. Setelah Abian mencoba berbicara dengan Sienna yang berakhir dirinya ditinggalkan. Dia kembali berbalik menuju kearah kelas Clara.

"Iya ayo"

"Bagusan yang mana menurut kamu, mending yang pink atau yang biru?"

"Dua-duanya bagus"

"Iya-ya, apa aku beli keduanya aja, boleh?"

"Hmm boleh"

"Aku juga mau sekalian beli heels deh nanti, menurut kamu bagusan yang mana?" Clara bertanya sembari melihat-lihat gambar heels yang hendak dia beli juga.

Clara menoleh pada Abian hendak menunjukan gambar heels yang dirinya inginkan, namun dia mendapati Abian sedang fokus menatap ponselnya dan tidak memperhatikan Clara sedari tadi.

Clara menatap kesal Abian, "Abi kamu dari tadi ngga merhatiin aku!?"

"Hmm apa Clara, kenapa?"

"Kenapa? Kita lagi bareng-bareng, tapi kamu malah sibuk sendiri. Aku juga dari tadi ngomong kamu ngga merhatiin!"

"Kamu lagi liatin apa sih, sini in handphone kamu!" Lanjut Clara sembari merebut ponsel Abian. Dan melepaskan gandengan tangannya dari Abian.

Abian hendak kembali merebut ponselnya, tapi Clara lebih cepat menghindar agar ponsel itu tidak bisa diambil oleh Abian. Clara langsung membuka ponsel Abian, dan saat layarnya menyala terlihat langsung roomchat antara Abian dan Sienna.

Clara terdiam, membaca isi roomchat itu yang sebagian besar lebih banyak Abian yang mengirim pesan dari pada Sienna. Dan yang membuat Clara cemburu dan sakit hati, Abian sungguh perhatian diroomchat itu. Bahkan ada pesan terbaru yang dikirim Abian untuk Sienna. Clara kini mengerti kenapa Abian semakin kesini semakin acuh padanya, itu disebabkan oleh Sienna.

Clara tidak mengerti kenapa sikap Sienna semakin berbeda, dan hal itu semakin mempengaruhi hubungan dia dengan Abian yang semakin hambar. Ini semua karena sienna.

Karena jika bukan karena sikap Sienna yang berubah, Abian pasti tidak akan semakin mengacuhnya. Dia juga sering beberapa kali kedapatan Abian menghampiri Sienna, yang membuat Abian jarang bersamanya.

Clara menatap roomchat itu dengan tatapan marah, hatinya panas. Ini semua berawal dari Sienna, karena Sienna.

Clara menatap Abian, lalu melempar ponsel itu ke arah Abian, yang langsung Abian tangkap dengan cepat, sedikit terkejut karena Clara melempar ponselnya sembarangan. Abian juga terlihat pasrah jikalau Clara marah-marah padanya. Tapi hal itu tidak terjadi, karena yang ada Clara malah pergi meninggalkannya sendiri.

Abian menatap Clara yang menjauh, lalu menatap ponselnya yang masih memperlihatkan layar roomchat antara dirinya dan Sienna. Dia menghembuskan nafas lelah lalu mulai berlari mengejar Clara.

***

"Aku pulang"

Sienna berucap dengan sedikit keras, saat memasuki rumah dia mengerutkan kening karena rumahnya terlihat sepi, lebih sepi dari biasanya. Tidak ada mami dan papi Sienna yang biasa selalu bersantai di ruang TV.

Dia berjalan kearah dapur dan menemukan pembantu yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Bi, mami papi mana?"

"Eh Non, nyonya sama tuan pergi lagi tadi pagi. Emang engga bilang ke Non Sienna?"

Sienna terdiam, lalu dia tersenyum kearah pembantu rumahnya. "Aku belum cek ponsel sih Bi, kayanya udah tapi aku gatau. Yaudah aku ke atas ya"

"Iya Non mangga."

Sienna tersenyum lalu berbalik arah menuju kamarnya. Sienna merasa aneh, kenapa ayah dan ibu Sienna asli ini tidak memberitahukan kepergian mereka pada Sienna yang notabene nya adalah anak mereka satu-satunya? Saat pagi tadi juga, suasana begitu canggung dan agak sedikit berbeda. Sienna merasa semakin aneh dan kebingungan. Suasana ini tidak sesuai dengan ingatan yang dia dapat dari Sienna asli. Apa yang disembunyikan dari keluarga ini? Apa Sienna melewatkan sesuatu?

Sienna menghembuskan nafasnya lelah. Sienna tidak tau ini hanya perasaanya saja atau bukan, tapi ini benar benar membuatnya pusing. Apa sebenarnya ingatan Sienna asli belum sepenuhnya masuk ke ingatan dia? Entahlah.

Sienna merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur lalu menatap langit-langit kamar, tidak ingin memikirkan suatu hal secara berlebihan, dia memilih memejamkan matanya menuju alam mimpi.

***

"Jalan jalan ke pasar baru, jangan lupa beli sepatu. Kalo aku bilang i love you, kamu jawab dong love you too"

Sienna dengan riang berjalan dikoridor, disebelah Davin yang membiarkan Sienna sedari tadi mengoceh. Padahal ini masih pagi.

Saat dirinya baru saja tiba disekolah, Sienna sudah berada di sekolah dan terlihat sedang menunggunya. Dari situ Sienna mengikutinya, dan sekarang mereka sedang berjalan dikoridor bersisian menuju kantin.

Davin menghentikan langkahnya saat Sienna hendak kembali berbicara. Dia menoleh pada Sienna yang sama sama menghentikan jalannya dan menatap Davin dengan wajah cerah dan senyuman yang terpatri diwajah cantiknya.

Davin berdeham, "Jalan-jalan ke pasar baru, jangan lupa beli srikaya. Kalo gue bilang gamau, jangan maksa ya" Davin membalas pantun Sienna dengan wajah datar, lalu dia kembali melanjutkan jalannya.

Sienna menutup mulutnya, terkejut karena Davin membalas ucapannya, bahkan dengan pantun. Ini pertama kalinya Davin berpantun. Dan yang membuatnya tambah lucu, Davin mengucapkan hal itu dengan wajah lempeng.

Sienna menatap Davin yang sudah semakin jauh, dia terkikik lalu dengan cepat berlari mengejar Davin. "Davin, pantun lagi dong!" Seru Sienna dengan kencang.

Saat langkahnya sudah dekat dengan Davin, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang. Sienna berhenti karena cekalan itu, saat Sienna menoleh ternyata sosok itu adalah Abian. Lagi

"Abian lepas"

"Sebentar, kita harus bicara" Abian menahan tangan Sienna yang berada dalam genggamannya.

Seinna berdecak, "Gamau ngomong sama lo, mulut lo bau!"

Abian melotot terkejut mendengar jawaban Sienna, "Kita beneran harus bicara, banyak yang harus kita bicarain Sienna."

"Ogah"

"Ayo Na, bentar aja" Abian menarik tangan Sienna untuk mengikuti langkahnya.

"Jangan maksa!" Ucap Davin yang tiba-tiba kini berada disebelah Sienna dan menarik tangan Sienna yang berada digenggaman Abian.

Davin meraih tangan Sienna lalu menariknya pergi dari hadapan Abian dan beberapa siswa-siswi yang melihat mereka.

Banyak siswa-siswi yang melihat, tapi tidak ada satupun yang ikut campur.

Davin sendiri sebelumnya mendengar suara Sienna dari belakang menghentikan langkahnya dan menatap kearah dimana Sienna berada yang sedang berhadapan dengan Abian.

Dia awalnya hanya memperhatikan mereka saja, karena Davin yakin Sienna bisa mengatasi hal kecil ini. Tapi saat Sienna mulai ditarik paksa oleh Abian, dia mulai menujukan ketidaksukaannya dan menghampiri mereka lalu merebut Sienna dari Abian dan menariknya menjauh.

To Be Continue
ʕ; •'ᴥ•'ʔ

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now