Aluna 2

64.3K 4K 37
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣

•••

"Eughh..."

Leguhan kecil keluar dari bibir mungil seorang gadis yang kini terbaring diranjang rumah sakit.

Ia adalah Aluna, dengan mata berat Aluna berusaha membuka kedua matanya dan langsung dihadapkan oleh langit-langit kamar.

Gue dimana sekarang? Batinnya menggulirkan pandangan kebawah, kerutan halus timbul ditengah alisnya saat mendapati seorang wanita paruh baya tertidur disisi ranjangnya dengan memegang lengan Aluna.

Siapa? Hanya itu yang diterka-terka oleh Aluna, apa dia adalah Mommy nya? Ah tidak mungkin karena umur perempuan itu terlihat lebih tua.

Berusaha tak membangunkannya kini Aluna beralih mengingat-ingat kejadian yang menimpanya beberapa menit lalu.

"Bukannya gue jatuh terus meninggal ya? Kenapa bisa tiba-tiba ada disini sama orang asing?" gumamnya berdecak begitu ingat siapa yang membuatnya terkejut hingga jatuh kebawah gedung sekolahnya. "Coba aja tu mahluk gak muncul tiba-tiba mungkin gue gaakan kena apesnya sekarang."

Aluna kemudian terdiam, apa jangan-jangan Gama yang membawanya kemari? Lalu dimana pria itu sekarang?

Tanpa disadari perempuan paruh baya disampingnya mulai mengerjapkan mata terbangun, begitu mengangkat wajah seketika mereka saling menatap satu sama lain, anehnya muncul gurat sedih diwajah paruh baya itu.

"S--sayangnya Omma udah bangun? Kenapa gak bangunin Omma? Maaf ya Omma ketiduran setelah nyuapin kamu," wanita itu mengelus rambut hitam Aluna dengan senyum sendu. "Ada yang sakit gak? Biar Omma panggilin dokter."

Aluna masih menatap lekat wanita itu dengan berusaha mencerna apa yang tengah terjadi sebenarnya, melihat keterdiaman cucunya wanita itu menunduk sedih dan seolah mengartikan jika cucunya tengah mencari pemuda itu.

"Dia gak dateng sekarang, m--mungkin besok Samuel baru bisa dateng, Luna yang sabar ya," ujarnya berusaha mengertikan Aluna yang kini malah semakin dilanda kebingungan.

"Siapa?" tanyanya, membuat pergerakan tangan wanita yang memanggil dirinya sendiri Omma terhenti. "Siapa Samuel? Dan... Siapa anda? Saya tidak memiliki Omma, dia sudah tiada."

Heh! Omma nya melotot terkejut.
"Sayang jangan becanda, ini Omma kamu, Omma belum meninggal. Dan Samuel, Samuel itu tunangan kamu."

Kini balik malah Aluna yang melotot hingga gadis itu spontan bangkit dari acara tidurannya sebelum sesuatu menghantam kepalanya dengan ngilu.
"Ngac--Akhh! S--sakit ... Kepalaku diperban?"

"Yaampun pelan-pelan sayang kepala kamu masih sakit, sudah Omma bilang jangan membuat kekacauan di kantornya Samuel kamu jadi harus menanggung akibatnya," dengan lembut Omma menidurkan kembali tubuh menegang Aluna.

Membuat kekacauan? Dikantor? Dan tunangannya adalah Samuel? Apa arti semua ini sebenarnya?! Kapan Aluna repot-repot mengunjungi kantor bahkan membuat kekacauan disana, jelas-jelas ia hanya terjatuh dari atas gudang sekolah.

Tunggu, apa jangan-jangan? Otaknya mulai memiliki titik terang.

"Namaku... Namaku siapa Omma?" tanyanya menunjuk diri sendiri.

Pertanyaan agak membingungkan tapi dengan lembut Omma menjawab.
"Nama kamu Aluna Ellyana Alexius, cucu Omma Elsa, cucuku."

Tidak, nama Aluna bukan itu. Kini gadis tersebut menolehkan matanya kesamping jendela kaca yang kebetulan memantulkan wajah seseorang, detik itu juga pupil matanya mengecil dengan gelengan pelan.

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang