Aluna 50

13.2K 1K 120
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣

(Lagu yang mewakili Alastair)






•••










Pagi ini Gama termenung diatas ranjang yang memamerkan cahaya sinar matahari dari jendela kacanya, masih dengan tubuh bertelanjang dadanya ia tersenyum-senyum menyentuh bibirnya yang dikecup gadis bernetra hitam itu, walau ada beberapa lebam di wajahnya.
"Aku dan Aluna? Apa ini artinya aku dan dia sudah resmi... Astaga apa aku bermimpi?!"

Ia mengusap wajahnya dengan telinga memerah, namun seketika Gama tersadar.
"Bukankah pasangan harus saling mengabari."

Gama dengan cepat turun dari kasur dan meraih ponselnya diatas nakas.
"Aku harus bisa lebih romantis! Atau Aluna akan meninggalkan ku lagi."

Selamat pagi Aluna, apakah tidurmu nyenyak malam ini?

Pria itu menyerka rambut depannya dengan model wolf cut, ia menggigit bibirnya resah.
"Kenapa dia lama sekali membalasnya? Apa sebaiknya kuhapus--"

Saat hendak menghapusnya, Gama melotot karena Aluna langsung membuka pesan itu dan melihatnya.

"Apa ini cukup romantis? Mati aku!" rutuk Gama memukul pelipisnya lalu tanpa mau melihat jawabannya ia melempar ponsel itu keatas kasur. "Lebih baik kusibukan diri dengan mengatur sistem sekolah yang baru."

Gama lantas berjalan cepat menuju meja kerjanya, ia berdehem mulai membuka laptopnya.

Memang semenjak Kendrick dihadapi oleh masalah yang diperbuat dirinya sendiri, Gama sebagai teman terdekat pria itu mengambil alih tanggung jawab sekolahnya yang hendak ditutup.

"Tapi aku benar-benar penasaran!" frustasi Gama melirik ponsel diatas kasurnya yang masih mati. "Kira-kira apa tanggapan Aluna? Kenapa dia lama sekali membalasnya!"

Gama berdehem, menarik dan mengeluarkan nafas untuk menormalkan detak jantungnya yang bertalu-talu melebihi saat ia berhadapan dengan Ayah gadisnya itu.
"Fokus Gama, kau hanya harus fokus biarkan fikiran positif mengendalikan mu! Apapun yang terjadi pada ponsel itu jangan pernah meliriknya lagi!"

Ting!

Sret!

Gama mendorong kasar kursi duduknya dan berlari meraih ponsel yang berbunyi itu dengan posisi tengkurap diatas kasur.

Pagi sir Gama, tidurku baik sekali. Apakah luka di wajahmu sudah membaik?

Senyum Gama mengembang senang saat Aluna tampak menanyakan kabarnya, pria itu lekas mengetikan jawaban dengan tangan sedikit gemetar.

Aku sudah baik-baik saja, tidak perlu khawatir.

Maaf atas kekacauan yang telah terjadi malam itu, aku menyesali sikap Alastair yang telah melukaimu.

Tidak apa-apa jangan membahasnya lagi, aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu?

Kau sudah berjanji akan mengajakku kesuatu tempat, ingat?

Gama terkekeh mengingatnya, ia mengetikan satu pesan sebagai jawaban penutup sebelum bersiap-siap.

Aku akan segera menjemputmu! Tunggu sebentar!
Hanya sebentar!

Disisi lain, Aluna dengan rambut diikat rendah dan hoodie biru dongker nya keluar dari dalam kamar, setelah kejadian malam itu ia benar-benar tak sadar apapun lagi, Aluna hanya ingat ketika Oma memberi tahu gadis itu kalau dirinya pingsan karena tercebur kedalam kolam dan berakhir dibawa oleh Sebastian.

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang