Aluna 22

32.1K 2.1K 112
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣




•••






Sebuah restoran makanan menjadi tempat kunjungan terakhir Aluna, wajahnya tertekuk kesal dengan mengunyah bebek panggang yang dimintanya pada pria yang duduk didepan meja.

Memang ia mendapatkan bebek yang dimintanya, tapi bukan dalam bentuk sudah dipotong-potong bak steak! Padahal ia sudah membujuk Sam agar mengunjungi pasar makanan dijalan saja tetapi pria itu malah berkilah kalau makanan disana tidak steril.

"Pembohong," cibir nya untuk sekian kali sembari melirik sinis Samuel. "Pembohong kau pembohong, aku menyesal datang kesini."

"Menyesal tapi kau hampir menghabiskan tiga piring makanan itu? Lihatlah Aluna, bukankah ini lebih terlihat sehat dan bersih ketimbang bebek yang kau maksud dijalan tadi? Bukankah itu terlihat menjijikan?" jelas Samuel sembari menyodorkan potongan daging itu yang langsung dilahap Aluna kesal, Sam menggeleng tertawa pelan. "Kenapa kau sangat menggemaskan? Cara makanmu saja seperti ikan buntal."

Kunyahan dipipi mengembung Aluna terhenti dengan tatapan memicing.
"Aku makan dengan caraku sendiri! Ini disebut limited edition tau, apa sekarang kau malu heh?"

Aluna tersenyum mengejek dengan kunyahan berbunyi untuk memastik emosi Samuel, namun ia malah dibuat mematung kala jari Samuel mengusap bibirnya yang kotor kemudian tanpa jijik menjilatnya.
"Aku tidak peduli kau mau se memalukan apapun Aluna, karena titik fokus ku hanya untuk mu bukan memperdulikan tanggapan orang lain tentang kita."

Aluna mengusap bulu kuduk nya yang terasa meremang mendengar ucapan geli itu, sampai seorang pelayan menyajikan minuman serta buah segar sebagai penutupnya, ada buah stroberi!

Tangannya langsung terulur mengambil buah merah dengan ukuran besar itu, begitu menyuapkan sepenuhnya kedalam mulut, matanya terbelalak kagum dengan rasa manis buah itu.

Manis banget! Fiks harus nge bungkus ini! Batin Aluna kembali mengambil buah itu, tanpa sadar pelayan laki-laki disampingnya yang tengah menyeduhkan teh ke gelas Samuel menatap gemas tingkah gadis asia langka didepan matanya ini.

Tidak sadarkah dia jika Samuel sudah memasang tanduk iblisnya melihat mata kurang ajar itu, Sam dengan sengaja menyenggol teko di lengan pria tersebut hingga air panasnya terkena tangan pelayan itu.

"Aaakhh!"

Prang!

Jeritan kesakitan nya serta teko yang langsung jatuh dan pecah dilantai menimbulkan perhatian orang-orang disana, Sam tersenyum jahat namun itu sirna begitu melihat Aluna berdiri dan membantu pria yang tengah meniup-niup tangan melepuh nya tersebut.

"Astaga! Tanganmu melepuh!" Aluna berjongkok menarik punggung tangan pemuda itu kemudian ia meraih air teh dingin diatas mejanya dan mengaplikasikan nya ketangan pria itu. "Ini bisa sedikit membersihkan lukanya, setelah ini pergilah kerumah sakit agar tanganmu tidak terkena infeksi."

"T--terimakasih Nona," tunduk nya meringis kala Aluna menyentuh area lukanya, gadis itu meniupnya pelan tanpa memperdulikan reaksi orang-orang termasuk Samuel.

Sudah cukup! Sam dengan amarah cemburunya segera berdiri dan menarik lengan Aluna untuk keluar dari tempat itu.

"Eh?! Lepas kan aku Leo! Kau ini kenapa?!"
Sampai diluar dirinya menghempas kasar tangan yang mencengkram nya itu. "Kita bahkan belum membayarnya!"

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang