Aluna 23

29.3K 2.1K 147
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣




•••






"Turun Aaaa... Turunin nanti jatuh..." dengan masih dibawah kendali alkohol Aluna terus tak mau diam dengan menggoyangkan kakinya dipangkuan Alastair.

Pria itu akhirnya menurut saat mereka sudah berada diluar, ia mendudukan Aluna di sebuah trotoar taman yang disinari cahaya lampu jalan.

"Sepertinya mabukmu semakin parah," desah Alastair menyesal karena tak memergoki Aluna sejak awal, tapi lucu juga melihat bagaimana pipi gadis itu memerah alami. "Saat mabukpun kau malah terlihat lucu, kau sangat ceroboh dengan mengikuti kemauan pria bajingan itu. Untuk sekarang dan kedepannya aku tak akan tinggal diam lagi."

"Huh? Apa? Katakan sekali lagiii," Aluna membeo diakhiri seruan bak kartun Dora dengan merentangkan lengannya ke atas. "Kau... Tampan sekali, jadi pacarku ya..."

Blush!

Alastair memerah hingga ketelinga apalagi jemari lentik itu mengusap pipinya sesekali menepuk gemas dengan tatapan sayu, pria itu berdehem menurunkan tangan mungil itu.

"Cukup, ayo kita pulang pasti keluarga mu mulai khawatir--"

"Kau menolakku... Hiks... Cintaku ditolak pria tampan lagi Huaaa... Aku memang jelek dan gendut," Alastair kalut saat tiba-tiba Aluna menangis, ia dengan cepat memangkup pipinya.

"Tidak aku tidak menolakmu, oke. Kau yang memulainya dan akan kuanggap itu keseriusan walaupun kau sedang sakau," ucap Alastair tersenyum melihat mata berkaca-kaca, hidung dan pipi memerah Aluna dengan bibir merahnya yang maju. "Shit! Kenapa kau sangat menggemaskan hm?"

Wajah Alastair ditutup Aluna dengan telapak tangannya.
"Kau terlalu tampan... Ayo pulang, bolehkah aku meminta digendong biasa?"

"Tentu saja, apapun itu," Alastair berjongkok didepan Aluna mempersilahkan gadis itu untuk naik. "Ayo."

Namun ia heran saat sudah berdiri Aluna kembali terduduk lemas dengan wajah makin tertekuk.
"Apa aku bodoh? Hiks... Berat badanku limapuluh kilogram hiks... Dadaku juga rata Huaaa!"

"What the--!!!" Alastair membelalak kaget mendengar ucapan polos gadisnya, setelah sadar pria itu tertawa. "Ffftttt! Hahaha! Astaga apa yang kau--"

"Kau tertawa... Kau mengejekku karena aku tak punya... Hiks... Jahat! Pria tampan jahat!" detik itu juga Alastair menggulum bibir nya menahan tawa, pria itu menghela nafas terlebih Aluna langsung tiduran di trotoar.

"B--baik aku tidak akan tertawa... Ayo aku juga tidak punya," ucap Alastair menarik lengan gadisnya itu. "Naik ini sudah larut sekali, kau mau diculik hantu?"

Aluna menggeleng ribut, akhirnya tanpa membantah ia naik ke punggung Alastair.

"Kita--Ukh?!" Alastair meleguh kala dirasa tangan Aluna meremat dadanya, ia melirik gadis yang tengah bersandar dengan mata terpejam di pundaknya itu.

"Squishy... Squishy..." gumam parau Aluna yang terus memainkan dada pria tersebut tanpa tau ekspresi memerah Alastair.

Shit! Untung hanya kau yang ku perkenankan melecehkan ku baby... Batinnya diakhiri kecupan dipipi tembam itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang