Aluna 29

28.7K 1.7K 105
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣


•••








Sosok wanita cantik dengan rambut putihnya yang menjuntai lurus serta bola mata berwarna hazel terang menatap teduh penuh sayang pada gadis yang tertidur di pahanya saat ini dengan ber telungkup nyaman, ia mengusap rambut gadis itu dengan seulas garis senyum terpatri diwajah putih pucat nya.

"Istirahat lah sejenak sayang... Jangan pernah mengeluarkan air mata berharga ini lagi," bisiknya membelai pipi gadis itu penuh kelembutan. "Hidup yang kamu jalani pasti sangat berat, itulah mengapa kerang yang jelek dan kotor berkorban dengan rasa sakit demi menghasilkan sebuah mutiara terindah. Kamu mutiara terakhir kami yang terpilih... Bertahanlah untuk akhir yang kamu inginkan, dan ber hati-hati pada para manusia setengah hewan itu."

Ia menunduk dan mengecup rambutnya.
"Kesetiaan akan kalah dengan sebuah kekuasaan..."

Angin sepoi-sepoi berhembus seolah menerbangkan rasa panas diwajah gadis yang terpejam itu, sampai telinganya yang tadi hening dan hanya mendengar gemericik air gunung tergantikan oleh suara-suara orang disekitarnya.

"Apa sebaiknya kita panggil lagi dokter keluarga? Princess ku masih terus memejamkan matanya sejak tadi," resah Samantha yang kini berdiri disisi rajang Aluna, Andrew membawa tubuh istrinya kedalam pelukan pria itu.

"Tenangkan dirimu bukankah dokter bilang jika Luna hanya terserang demam biasa," Andrew mencoba menenangkan walau dalam lubuk hatinya juga lebih mengkhawatirkan keadaan putrinya sekarang.

Antonio masih mengelus rambut cucunya penuh harap mata itu akan terbuka segera, Kendrick yang kebetulan masih disana mencoba bernegosiasi.
"Bisakah aku memeriksanya? Berteman dengan seorang dokter membuatku paham sedikit tentang ilmu kedokteran."

Mereka menoleh padanya, Antonio menghela nafas kemudian mengecup pelipis Aluna sebelum beranjak berdiri memberi kesempatan pria itu untuk mendekat.

Kendrick duduk dan meraih tangan hangat Aluna, ia bisa melihat wajah pucat itu kini mulai kembali seperti semula itulah sebabnya Kendrick ingin memeriksa gadisnya ini.
"Buka matamu Aluna, bukankah kamu berkata padaku ingin ku antarkan kesuatu tempat?"

Oma dan Uncelnya masuk kedalam membawa bubur hangat.
"Masih belum bangun juga?" tanyanya dijawab gelengan kepala oleh Samantha.

Sebelah tangan Kendrick menyentuh pelipisnya yang kini mulai hangat, hingga ia melirik cepat begitu merasa jemarinya digenggam balik oleh tangan kecil itu.
"Luna... Aluna."

"Aluna bangun?!" tanya Samantha mendekat seketika diikuti yang lain, mata itu bergerak-gerak.

Keringat Aluna bercucuran dengan cengkraman ditangan Kendrick yang menguat, hingga tiba-tiba mata itu terbuka lebar diikuti deru nafas cepat.

"Aluna!" panggil mereka tersenyum bahagia dengan perasaan lega, sementara gadis itu menyapukan matanya memandang mereka dengan kerutan halus.

"Kalian semua untuk apa disini?" tanyanya bingung lalu melirik Kendrick kemudian menarik lengannya dari genggaman pria itu. "Pak Ken juga, ini ada apa?"

Antonio segera mendekati cucunya dan mau tak mau Kendrick harus mengalah dengan memberi jarak dari gadis setengah sadar tersebut.
"Kamu gak ingat apapun sweetie pie? Kamu hampir membuat Opa terserang jantung saat melihat kamu sakit seperti ini. Apa sekarang kamu sudah mulai membaik?"

Sakit? Jadi gue semalaman sakit? Kok... Gak sadar ya? Aluna menggulirkan matanya seolah heran.

"Syukur lah kamu sudah sadar Aluna, jangan membuat keluarga mu khawatir lagi terutama aku," batin Ken ingin sekali memeluk tubuh mungil yang tadi tertidur bak seorang putri.

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang