Aluna 47

14.1K 1.1K 120
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣








•••







Jam di dinding terus bergerak menunjukan pukul tengah malam, Aluna masih terbaring berbungkus kan selimut dimalam yang dingin ini.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka oleh kedua orang tuanya, Samantha melirik wajah tak berekspresi Andrew yang menyimpan sirat keraguan disebelahnya.

"Ayo, sekali saja," bisik parau Samantha menarik tangan suaminya untuk mendekati kasur sang putri, ia duduk disisi kasur dengan tangan perlahan menyentuh perut datar Aluna menyibak baju tidurnya. "Maafkan Mommy yang tidak bisa menjagamu princess... Karena kelemahan kami, kamu harus menanggung sakit dengan membawa nyawa lain diperut kecil ini. Bayi tak berdosa yang menjadi sebab keegoisan seseorang."

Andrew memejamkan mata menetralisir rasa sakit dan kecewa mendengar bisikan Istrinya apalagi wajah polos putrinya yang tertidur nyenyak seolah tak memikirkan beban apapun.

"Sayang... Usaplah dia cucu--"

"Dia bukan cucuku Samantha, aku tidak sudi menerima darah daging dari si brengsek itu disini. Ingatlah ketika anak itu lahir, kita akan membuangnya," desis Andrew tegas. "Putriku masih memiliki jalan yang panjang, dia tidak akan kubiarkan mengurus bayi menyusahkan ini."

Samantha menatap sendu wajah damai dalam tidur Aluna, perlahan tangannya membelai sisi wajah anaknya itu.
"Semuanya sudah terjadi, kau boleh membenci bayi ini tapi tidak seharusnya kau juga mendiami Aluna terus menerus, itu akan membuat Aluna semakin menaruh curiga pada kita. Setelah pengakuannya tadi apa yang harus kita lakukan?"

Andrew tampak mengusap wajahnya yang lelah.
"Aku menyesali perbuatanku selama ini, anggap saja ucapan putri kita tadi hanya omong kosong belaka dan tetap perlakukan dia sebaik mungkin. Aku... Aku harus melakukan hal yang lebih penting, sebisa mungkin pria brengsek itu tidak boleh mengetahui tentang kehamilannya."

Samantha mengangguk, nasib putrinya kenapa harus semalang ini? Setelah jiwanya yang asli entah kemana sekarang jiwa baru didalam tubuhnya harus merasakan penderitaan yang lebih menyakitkan.

"Tidak perduli jiwa mu siapa, kau tetap putriku," kecupan di pelipis menjadi penutup Samantha sebelum berdiri. "Kau benar-benar tidak ingin menyentuh perutnya?"

Andrew menghela nafas lalu berjalan, namun bukan usapan diperut kecil putrinya tapi kecupan di pelipis Aluna.
"Maafkan Daddy... Daddy berjanji ini semua akan berlalu lebih cepat babby... Daddy berjanji."

Keduanya lantas berlalu dari kamar sang putri, dibelakang pintu Samantha tak kuat menahan tangisnya yang pecah dipelukan Andrew.
"A--aku ibu yang buruk... Kenapa harus putriku yang menanggung semuanya Andrew... Malaikat kecilku tidak memiliki dosa apapun."

"Sstttt... Kita akan cari jalan keluarnya," Andrew berbisik menenangkan, ia merangkul istrinya untuk berjalan pergi. "Demi Tuhan, aku tak akan memaafkan putra Cardellion sialan itu!"

Tanpa keduanya ketahui, Archio yang baru keluar karena terbangun tengah malam ini terdiam di lorong dekat pintu kamarnya mendengar suara lirih Samantha dan ucapan penuh benci Andrew.
"Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang