Aluna 11

55.3K 3.6K 111
                                    


𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣


•••





Ruang makan tampak sibuk oleh para Maid yang tengah menyidangkan sarapan pagi untuk dua Tuannya, Samantha dan Andrew.

Pria dengan setelan dalaman jas hitam licinnya itu mengalihkan mata ke arah tangga, namun kedua anaknya itu tak kunjung terlihat padahal ini sudah pukul 07.30.

"Bersabarlah sebentar, mungkin mereka tengah bersiap," ucap Samantha yang duduk disebelahnya sembari tersenyum menggeleng akan ketidak sabaran Suaminya itu.

"Tapi ini sudah lebih, mereka akan terlambat untuk sarapan apalagi Aluna yang lambungnya lemah. Kau," panggil Andrew pada salah satu Maid yang tengah menyajikan teh seduh. "Bangunkan Putriku untuk segera---"

Perintahnya terhenti kala mendengar suara langkah kaki dari atas tangga, keduanya mengalihkan pandangan kesana dan seketika mata mereka melotot melihat tubuh Aluna tengah dikelek oleh lengan Kakanya disamping pinggang layaknya sebuah tas belanja.

"Archio! Apa yang kau lakukan pada adikmu! Turunkan!" marah Andrew sampai berdiri saat melihat Aluna tampak pasrah dan hanya menundukan kepalanya kebawah.

"Ar, turunkan Aluna," perintah sang Mommy namun diabaikan Archio sampai pria itu berdiri didepan keduanya.

"Mommy, Daddy. Tau tidak? Dia sudah memakan habis stok permen Halloween yang kumiliki bulan lalu untuk sebulan ini!" tunjuk kesal Archio dengan dagu, Aluna akhirnya mengangkat kepalanya.

"Mowning Mom, Dad!" Sapanya berbicara dengan mulut penuh.

Terlihat pipi chubby gadis itu mengembung dan bibir kecilnya mengunyah permen manis asam nagih itu, ia melirik Archio yang menatapnya tajam tanpa rasa bersalah.

"Muntahkan permen milikku!" tiba-tiba Aluna loncat meloloskan pinggangnya dari cekalan sang Kaka sedari tadi.

Ia segera bersembunyi dibalik punggung kedua orang tuanya sembari menggeleng ribut, Samantha terkekeh karena akhirnya ia bisa melihat kedua anaknya kembali bertingkah seperti ini.
"Sayang, kenapa harus dimakan semuanya hm? Itukan punya Kaka kamu."

"Enak Mommy, suruh siapa Kaka pelit pada adiknya sendiri!" alih Aluna menunjuk pria yang mendeliknya kesal itu namun tak bisa berbuat apa-apa, jadi ia berjalan memilih kursi duduk.

Andrew menghela nafas, pria itu menarik lengan putrinya untuk duduk di pangkuannya lalu menegadahkan lengan didepan bibir Aluna.
"Princess, muntahkan permen yang tersisa di mulutmu. Gigimu akan sakit jika memakan terlalu banyak permen ingat?"

Aluna hendak menggeleng namun melihat wajah datar Daddy nya ia dengan terpaksa mengeluarkan sisa permen itu ke lengan pria tersebut tanpa rasa jijik.
"Sudah--"

"Masih ada lagi, keluarkan atau kamu tidak boleh sekolah hari ini," ancamnya, Aluna ingin berdecak kesal padahal hanya lima permen yang tersisa di mulutnya namun sang Daddy terlihat lebih cerdik dan tak bisa dibohongi. "Sudah?"

Aluna mengangguk, ia melirik Archio yang tersenyum miring seakan mengejeknya sementara Samantha lagi-lagi terkekeh membenarkan tatanan rambut Aluna.

Si kamprett pedit amat sama adik! Aluna membatin.

Andrew membuka mulut Aluna untuk mengecek dan ternyata benar sudah habis, pria itu menyimpan permen tersebut pada tisu dan menyerahkannya pada Maid untuk di buang.

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang