Aluna 39

16.6K 1.2K 60
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣





•••









Alastair bersandar merendamkan tubuh di sebuah bathroom demi merilekskan tubuhnya, ruangan khusus kamar mandi itu didesain dengan warna agak gelap dan terkesan sedikit horor ditambah dengan warna cat dindingnya.

Tangan bertato yang berada diluar bak mandi berukuran besar itu perlahan ia masukan kedalam air, Pria itu lantas menghela nafas pelan lalu dengan mata terpejam perlahan ia menenggelamkan kepalanya kedalam air menciptakan gelembung udara dari bibirnya.

Bersamaan juga bayang-bayang kelam yang menghantui Alastair perlahan terlintas kembali dalam benaknya.

Alastair kecil yang baru berumur sepuluh tahun berkeliaran mencari-cari sebuah syal jaitan almarhum ibunya yang kini selalu menjadi obat rindu pria itu.

Dengan rambut pirang kecoklatannya dan wajah resah Alastair berjalan keluar Mansion yang kini dihuni oleh Paman dan Bibinya juga dua putra mereka yang selalu mengusik ketenangan Alastair, sampai telinganya mendengar sebuah gelak tawa dibelakang sebuah pohon mapel taman belakang.

Alastair kecil segera berlari kesana untuk mengecek, tapi detik itu juga langkahnya terhenti mendadak begitu mendapati kedua putra sialan dari Bibinya tengah mengencingi syal merah dengan jaitan huruf A bertanda hati disebelahnya berada dibawah tanah bekas pijakan.

"N--no... NO! STOP IT!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA SYAL MILIKKU!!!" Alastair berlari mendorong tubuh mereka berdua yang tak sebanding dengannya karena mereka lebih gemuk. "Syal ku... Mommy..."

Alastair meraih syal kotor, basah dan bau tersebut dengan tangan bergetar juga wajah memerah tak memperdulikan rasa jijiknya, sementara dua bocah dibelakangnya saling pandang jijik, salah satu dari mereka mengayunkan kakinya menendang punggung pria itu sampai terjatuh.

"Menjijikkan! Kau sama saja dengan mayat ibumu! Dasar pecundang Hahaha..." mereka melakukan high five satu sama lain.

"Kain sampah itu sudah jadi tempat paporit ku untuk buang air kecil, dan kau juga! Rasakan ini wuuu!!!" bocah gendut itu mengarahkan alat vitalnya untuk kembali membasahi kepala Alastair dengan air kencingnya. "Kau harusnya ikut mati saja, jangan menumpang enak dirumah Ibuku!"

Gigi Alastair bergemelatuk emosi dengan cengkraman kuat dikain yang di peluknya, Rumah ibu mereka katanya?

"Sekalian saja kaus kaki ku kau jilat," satunya lagi melepas kaos kakinya dan melemparkan ke kepala tertunduk Alastair tak lupa meludahi nya. "Cuih! Dasar menyusahkan, harusnya kau mati mengikuti Ibu dan Ayahmu itu! Anak gila!"

Emosinya meledak sampai tiba-tiba Alastair mengambil sebuah batu bata didepannya dan langsung berdiri memukulkan batu itu ke kepala salah satunya sampai terjungkal kebelakang, pukulannya begitu kuat sampai membuat pendarahan.

"BERANINYA KAU!!! AKAN KUADUKAN PADA IBU!" salah satunya mundur takut melihat tatapan gelap dan suram Alastair, apalagi pria itu mencengkram syal ditangannya dengan nafas naik turun.

"Hiks... Ibu!"

Tak sampai disana Alastair berjalan dan mengambil batu tadi kehadapan mereka.
"Kau yang hama... Keluarga sialan seperti kalian yang harusnya mati!"

Bak kesetanan Alastair memukuli bocah yang berbaring tak berdaya di tanah dengan batunya sementara satunya lagi langsung berlari kencang kedalam memanggil ibunya.
"Mati! Manusia tidak tau diri! Kau yang menjijikkan babik keparat!"

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang