4🐔

1.1K 89 1
                                    

Setibanya mereka di mansion keluarga Veddira, Patra menggendong sang putri masuk ke mansion.

"Gimana tadi sama Lucas? seneng ga?" Tanya ayah seraya berjalan menyusuri semua area menuju kamar sang putri.

Lil mengangguk antusias, "ya! Lil seneng." Jawabnya.

"Lucas emang gitu, ngga banyak ngomong. Jadi Lil maklumin ya." Ujar sang Ayah memberi nasehat, siapa tahu nanti Lil jadi tidak suka berteman dengan Lucas karena sifat tertutupnya Lucas.

Lil menggeleng tidak setuju, "ngga kok pah. Lucas baik kok, banyak ngomong ke Lil." Jawabnya membantah ucapan sang Ayah.

Patra meringis, banyak ngomong katanya. Tadi saja di meja makan, Lucas sama sekali tak mengeluarkan suaranya. Persis sekali seperti Zefanya, benar-benar mirip.

"Hm, kalo itu pendapat Lil." Ucap Patra, tangan kanan ia gunakan untuk menggendong Lil ala koala, tangan kirinya ia buat untuk membuka pintu kamar yang bercat putih itu.

"Nah, karena udah malam, Lil tidur ya..biar besok bisa main lagi sama Lucas." Ujar ayahnya seraya merebahkan tubuh putrinya dengan hati-hati, menutupi sebagian tubuh kecil itu dengan selimut berwarna putih.

Cup, Ayah mengecup singkat kening Lil sebagai tanda kecupan selamat tidur. "Selamat tidur, Queen." Bisiknya, lalu beranjak keluar. Tak lupa mematikan lampu kamar.

Pintu tertutup seiring berlalunya sang Ayah, Lil yang memang sudah mengantuk mulai mengambil posisi ternyaman.

Walau lampu kamarnya telah mati, namun suasana di kamarnya tidak segelap itu. Masih terlihat dengan jelas seluruh area kamar tersebut.

"Kebalik banget sama kamarnya Lucas yang warna hitam, kamarnya Lil semuanya warna putih." Gumam Lil, mengingat kembali bagaimana bentukan kamar Lucas.

Ia sangat bahagia hari ini, begitu bahagia. Ini adalah hari pertamanya ia memiliki seorang teman. Semoga saja kedepannya ia terus berbahagia seperti ini.

Ahh, mengingat kembali tentang Lucas, Lil jadi tidak sabar untuk besok. Ia begitu antusias untuk bermain kembali ke mansion Lucas.

"Apa Lucas udah tidur?" Gumam Lil, perlahan matanya memberat, dan sayup-sayup alam mimpi mulai menguasainya.

***

Lucas berbaring di kasur warna hitamnya, berbaring saling menghadap dengan posisi Lil. Ia masih belum mengantuk, masih memikirkan berbagai macam alasan mengapa tadi jantungnya hampir meledak ketika Lilli melihatnya tanpa pakaian. Atau ketika jantungnya yang panik ketika Lilli terjatuh. Apa maksud itu semua? apakah itu adalah efek karena selama ini ia tak mempunyai seorang teman sebaya?

Kalau tidak, lantas kenapa?

Ahh, tidak mungkin tidak. Pasti iya! Pasti karena ini kali pertama ia memiliki seorang teman, makanya reaksi tubuhnya begitu berlebihan. Ya, pasti seperti itu.

Lucas asyik berkecamuk dengan pikirannya, secara tak sadar ia sudah mulai mengantuk. Dan beberapa lama kemudian, Lucas sudah benar-benar tertidur. Ia tertidur dalam keadaan pikiran yang terus menerus dipenuhi oleh Lillian. Gadis yang baru beberapa jam yang lalu ia temui, namun mampu membuat jantungnya tak sehat.

Malam itu, terlewati dengan perasaan bahagia di hati masing-masing. Mereka sama-sama merasakan, untuk yang pertama kalinya, bercengkrama dengan teman seusia. Kali pertama. Dan itu akan menjadi kenangan indah di kemudian hari. Semoga kebahagiaan itu bertahan lama tanpa adanya gangguan.

***

Keesokan harinya, pagi muncul dengan cerahnya. Awan yang mulai naik ke atas, angin-angin yang mulai berembus dingin menggoyangkan dedaunan, serta kegiatan hewan-hewan mulai terlihat.

Tak terkecuali dengan Lil, ia sudah bangun sejak tadi. Ia begitu bersemangat mengingat bahwa hari ini, ia akan bertemu kembali dengan Lucas.

"Kira-kira nanti Lil dan Lucas main apa aja ya?" Gumam Lil seraya berpikir dengan jari yang ia letakkan di dagu.

"Ah, Lil bawa mainan Lil aja." Putusnya, lalu memasukkan mainan-mainan itu ke dalam tas untuk nanti ia bawa ke mansion Lucas.

Lil berjalan keluar, "papah! Ayo ke mansion Lucas!" Ajak Lil tak sabar, bahkan ia belum sarapan bahkan belum mandi.

Ketika ia bangun tadi, kegiatan pertama yang ia lakukan adalah memilih mainan-mainan yang akan ia bawa.

"Aduh, sayang. Makan dulu, mandi dulu. Baru kita ke mansionnya Lucas, hm?" Ujar ayahnya merasa gemas, putrinya ini begitu bersemangat. Ia pun merasa bahagia pula melihat senyuman cerah milik sang putri.

"Eh? iya, Lil belum mandi, hehe." Cengirnya baru mengingat, tak lama ia berlari kencang menuju kamarnya. Sudah jelas, tentu untuk mandi.

"Eh, sayang! Jangan lari-lari!" Teriak sang ayah khawatir yang tak dihiraukan oleh sang anak, melihat itu membuat Patra geleng-geleng kepala. Merasa gemas akan tingkah anaknya itu.

Sedangkan di kamar Lucas.

Ia sedang berpikir keras pakaian mana yang akan gunakan agar terlihat pas ketika bertemu dengan Lilli nanti.

Lucas berkutat dengan semua pakaian-pakaian yang sudah tergeletak di atas kasur. Sungguh miris, seorang Lucas yang dikenal akan sikap datar dan dinginnya malah terlihat antusias hanya karena ingin bertemu dengan Lillian.

Tepuk tangan untuk pengaruh seorang Lillian.

Kembali ke kediaman keluarga Veddira, Lil sudah selesai dengan ritual mandinya. Ia saat ini tengah sarapan bersama.

"Nanti bawakan mainan-mainan Lil di kamar yah pah, biar Lil bawa ke mansion Lucas." Ucap Lil dengan mulut penuh makanan.

"Sstt, jangan ngomong sambil makan." Peringat sang Ayah, "nanti ayah bawain." Lanjutnya.

"Hm!" Angguk Lil semangat, sungguh. Ia begitu bersemangat hari ini!

"Ahh! Lil udah selesai makan." Ucapnya usai menenggak minum dengan cepat. Sang ayah yang melihat keantusiasan sang putri yang begitu di atas rata-rata membuat ia merasa bersemangat pula.

"Baiklah-baiklah, mari ke rumah Om Wen." Putus sang ayah pada akhirnya, ia pun telah selesai sarapan.

"Yeaii!!" Pekik Lil kegirangan, ia merentangkan tangannya dan sang Ayah langsung menggendongnya menuju mobil.

Sesampainya di garasi, ayah memberi perintah pada sang sopir. "Kamu ambilin barangnya Lil dari kamarnya, di dalam tas. Isinya mainan."

Si sopir mengangguk, "baik tuan."

Mereka pun masuk ke mobil, tinggal menunggu sopir itu dan berangkat ke mansion Lucas. Dan Lil begitu tak sabar.

🦄🦄🦄

tbc


27 November 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now