6🐔

952 76 4
                                    


Lucas beringsut-ringsut ke belakang, wajahnya memerah bak tomat. Mengingat kejadian tadi, dimana ia yang memeluk Lillian dengan sangat erat! itu sungguh memalukan!!

Lucas duduk di bangku taman dengan Lilli yang berada di sampingnya, tapi perlahan-lahan ia beringsut menjauh karena masih merasa sangat malu. Bahkan, Lucas sudah tak bisa walau hanya sekedar menatap sekilas wajah Lillian.

"Lucas?" Panggil Lil pelan karena merasa Lucas sedang ada masalah, mengapa wajah Lucas begitu merah?

Lucas tak menjawab, ia sudah tak tahan lagi. Pada akhirnya, ia berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Lilli.

"Lucas? kenapa pergi?" Tanya Lil seraya berlari kecil mencoba mengejar Lucas, karena langkah Lucas yang terbilang cepat membuatnya sedikit kewalahan.

"Lucas, tunggu!" Pinta Lil setengah berteriak, namun Lucas tak menanggapi.

"Lucas, tung—"

Brakk! "Aduh!" Pekik Lil kuat, kakinya tersandung batu karena tak memperhatikan arah, ia terlalu fokus kala mengejar Lucas.

Lucas berhenti, ia berbalik. Dan betapa terkejutnya ia melihat Lillian yang sudah tersungkur di tanah. Dengan panik, Lucas mendekati Lilli dan menuntunnya untuk berdiri.

Wajah Lucas seketika pucat, tangannya bergetar, tak lupa jantungnya yang serasa di pompa dengan cepat.

"Darah.." gumam Lucas dengan beku.

Kaki Lilli berdarah, apakah karenanya? Tanpa pikir panjang, Lucas langsung berjongkok di depan Lillian untuk menggendong gadis itu.

"Lucas kenapa?" Tanya Lil polos, bahkan ia tak merasakan adanya luka bahkan darah di lututnya.

"Cepet naik!" Titah Lucas mutlak. Mendengar perkataan Lucas yang tak ingin dibantah, membuat Lil mau tak mau naik ke punggung Lucas.

Dengan sigap Lucas membawa Lilli ke dalam kamarnya, ia membuka engsel pintu dan berjalan masuk. Mendudukkan Lillian dengan sangat hati-hati di atas sofa yang ada di kamarnya.

Lalu kakinya melangkah cepat menuju sebuah lemari, ia membuka salah satu laci dan mengobrak-abrik isinya. Mencari sesuatu. Setelah menemukannya, Lucas segera mendekati Lil yang masih duduk dengan bingung di sofa.

"Bilang kalo sakit," tutur Lucas pelan. Tangannya dengan sangat telaten membuka kotak P3K yang ada ditangannya.

Pertama ia membersihkan disekitaran lukanya Lillian dengan kain kasa setengah bawah, barangkali masih ada debu tanah yang menempel. Lalu, beralih mengambil sebuah kapas dan melumurinya dengan betadine, meniup-niup lukanya Lil sebelum mengoles cairan merah itu.

"Sshh," desis Lil saat merasa perih.

Lucas langsung panik, apakah ia terlalu kuat menekannya? Wajahnya yang terlihat sangat khawatir itu membuat Lil bertanya-tanya. Apakah Lucas sebegitu khawatirnya pada dirinya? padahal Lil hanya terluka gores biasa.

Setelah selesai mengobati luka di kaki mulus nan putih milik Lillian, Lucas segera menyimpan kotak P3K-nya. Ia duduk di samping Lilli dengan wajah menunduk.

"Maaf." Ucapnya dengan sangat pelan.

Lil bingung dibuatnya, buat apa Lucas meminta maaf? apakah karena kakinya yang tergores? Tapi, kenapa? Dirinya terluka juga karena kecerobohan sendiri, bukan karena Lucas.

"Lucas kenapa minta maaf?" Tanya Lil polos, menatap wajah Lucas yang penuh penyesalan, entar karena apa.

"Gara-gara aku, kau terluka."

Lil segera menggeleng, "bukan salah Lucas. Salahin Lil karena Lil ga bisa jalan dengan baik. Lil bahkan jatuh cuma karena sebuah batu yang ngehalangin." Ujar Lil tak membenarkan ucapan Lucas. Di sini, Lucas sama sekali tak ada kesalahan.

"Jadi berhentilah memasang raut wajah menyesalmu itu." Pinta Lil, ia tak suka saat Lucas terlihat sedih seperti sekarang ini.

Merasa tak ada respon dari Lucas, Lil segera merapat pada anak laki-laki itu dan menggenggam erat tangan Lucas. Lucas tersentak, masih belum terbiasa akan kontak fisik dengan Lillian.

"Lucas ngga salah, jangan sedih gini. Kalo Lucas sedih, nanti Lil juga jadi sedih." Pinta Lil lagi dengan wajah memelas, menatap sendu pada Lucas.

Lucas salah! harusnya ia tak menatap langsung wajah Lillian, kalau tidak..ia akan, kalah.

Lucas mengangguk singkat, Lil yang melihatnya langsung tersenyum cerah.

"Yaudah, sekarang ayo kita main lagi!" Ajak Lil setelah rasa semangatnya kembali naik.

"Tetep aja, kau jatuh yang membuat kakimu luka itu karena berusaha mengejarku. Jadi, di sini akulah yang salah, harusnya aku gak pergi gitu aja tadi." Batin Lucas.

"Hm," jawab Lucas seraya mengangguk.

"Jadi...permainan apa yang akan kita mainkan, Lucas?" Tanya Lil antusias.

"Terserahmu."

"Kok terserahku lagi? kan tadi aku udah usulin permainannya, sekarang giliran Lucas dong." Ujar Lil.

Mendengar hal tersebut membuat Lucas berpikir keras, permainan apa yang ia tahu? Aduh! bagaimana ini, ia tak tahu akan berbagai macam permainan. Lantas, ia harus jawab apa?

"Lucas?" Tanya Lil sekali lagi kala Lucas tak kunjung menjawabnya.

"Ya, aku ada permainan."

Mampus! ia kelepasan, bahkan tak ada satu macam permainan pun yang ada di otaknya saat ini. Lil langsung menatap Lucas mata berbinar, "permainan apa?" Tanya Lil semangat.

Lucas mengedarkan pandangannya, berusaha mencari jawaban. Dari semua benda yang ada, ia hanya lemari, nakas, kursi, meja, dan kasur.

Tunggu..kasur. Ya! ia gunakan ide itu saja!

"Ayo Lucas katakan apa permainannya?" Tanya Lil yang sudah tak sabaran.

"Jadi permainannya, siapa yang tidur lebih dahulu akan dianggap menang, dan siapa yang bangun lebih dahulu akan diberi hadiah."

Lil terperangah, apa maksud kata-kata Lucas barusan?

"Bagaimana? ingin memulai permainan?" Tanya Lucas.

Walau merasa asing akan jenis permainan yang akan ia mainkan, tetap saja Lil menurut. Ia penasaran bagaimana kelanjutan permainan itu.

"Yaudah ayo." Ajak Lil, merasa heran sendiri pada Lucas. Bukankah Lucas yang mengajaknya untuk memulai permainan? lantas kenapa Lucas malah diam mematung?

Lil menarik paksa Lucas untuk sama-sama masuk ke atas tempat tidur, merasa paham akan hal yang akan terjadi selanjutnya. Lucas segera melepas tangannya, tak ingin melanjutkan langkahnya.

"Kenapa? Lucas ga mau ngikutin permainan?" Tanya Lil sedih.

Lucas langsung menggeleng, bukan itu maksudnya.

"Jadi kenapa? yaudah ayo kalo Lucass masih mau main, ayo tidur bersama. Kalo tidur pisah-pisah, kita ga akan tahu siapa yang akan menang."

Lil menarik tangan Lucas dan berbaring di tempat tidur. Sedangkan Lucas sudah menegang di tempat. Ini adalah hal pertama yang ia lakukan, sekasur dengan seorang gadis!

"Ayo tidur." Ajak Lil, lalu merebahkan tubuhnya dan mulai merilekskan tubuh. Ia yakin, pasti ia yang akan menang.

"Bagaimana bisa aku tidur dengan kondisi jantung seperti ini." Gumam Lucas dengan senyum masam.

🦄🦄🦄


tbc


28 November 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Kde žijí příběhy. Začni objevovat