22🐮

246 17 1
                                    

Lil terdiam, memandang anak laki-laki yang katanya namanya adalah Gala.

"Gala?" Tanya Lil, kenapa dia memberitahukan namanya pada Lil? padahal 'kan Lil ga nanya, aneh.

Gala mengangguk, sama sekali tak memperdulikan dua pria yang tengah misah-misuh di depannya karena keberadaannya yang tak diundang. Gala sadar betul bahwa Kiel dan Lucas tengah menahan rasa geram yang tiada dapat dijabarkan, dan Gala memilih acuh saja.

"Terus?" Tanya Lil polos, penuh apa adanya. Bahkan tangannya terulur untuk memberi botol minum itu kembali ke tangan Gala.

Gala ingin sekali menerbitkan senyumnya, tapi ia tahan agar tak terlihat aneh. Wajahnya yang datarlah yang ia tunjukkan.

"Makasih, Gala."

Gala mengangguk atas ucapan terimakasih itu, tapi tangannya menolak saat Lil memberi kembali botol minumnya.

"Untukmu." Ucap Gala atas maksud penolakannya.

"Untuk Lil?" Ulang gadis itu sambil mengangkat botol minumnya, wajah herannya tapi terlihat sangat natural membuat Gala menahan rasa gemas yang tak bisa ditahan. Gala hanya bisa menggigit bibir bawahnya kuat, mencoba meredam rasa inginnya untuk memeluk Lil.

Gala mengangguk saja atas pertanyaan Lil, membuat gadis imut itu tersenyum dan menunjukkan deretan giginya yang putih.

Dan.. gummy smile itu lagi yang ia lihat.

Terlihat aneh jika Gala yang biasanya tak tertarik pada apapun, terlihat biasa saja bahkan jika ada kejadian besar terjadi. Gala yang hanya menjawab jika ditanya, dan Gala yang tak suka mencampuri segala hal. Lebih banyak diam, dan tak banyak bergerak.

Aneh sekali rasanya, jika Gala yang seperti itu justru terang-terangan menunjukkan sebuah 'ketertarikan' akan sesuatu. Tentu terlihat sangat aneh, Gala diam-diam mengikuti arah pembicaraan kelima anak yang sedang berdiri di depannya. Ketika pembahasan mereka tentang gadis gummy smile itu, membuat Gala memasang telinga baik-baik.

Karena sepertinya, segala hal yang berkaitan dengan gadis itu mampu membuat membuatnya sedikit antusias.

Semua itu bermula saat hari pertama mereka masuk sekolah.

Gadis menggemaskan itu berada di barisan paling depan, karena saat itu kelas masih belum ditentukan membuat barisan acak yang diisi oleh siapa saja, tak terpatok pada kelas masing-masing, karena memang belum diberitahukan.

Gala merasa sangat malas akan keramaian, apalagi saat itu ia berada di posisi yang terbilang cukup ramai dan sempit. Seluruh lapangan diisi oleh anak-anak, membuat Gala merasa ingin menghilang saja rasanya.

Kerumunan yang awalnya ruwet, digantikan dengan barisan rapi kala beberapa guru bersigap memberi arah pada murid-murid agar berbaris dengan rapi.

Gala berada di barisan agak belakang, namun pandangannya masih jelas jika menatap ke depan.

Saat keinginan ingin keluar dari lubuk hatinya, aura ketidaksukaannya pada area sekitar seketika buyar saat tatapannya tak sengaja melirik satu arah pandang yang terlihat.. menarik.

Gala memperhatikan setiap gerakan gadis itu, gadis dengan surai panjang namun diikat rapi, cara berdirinya yang terlihat sangat imut, serta tingkahnya yang sesekali berderak ke kiri atau ke kanan guna memulihkan kembali tubuhnya yang terasa kaku.

Beberapa saat Gala terus memperhatikan gadis itu, hingga tak lagi mengingat akan rasa bosannya tadi.

Dalam waktu yang cukup lama, Gala terus memperhatikan gadis itu. Membuat Gala betah berdiri di barisan tanpa adanya decakan malas.

Secara tak langsung, itu sudah seperti.. gadis itu menjadi penyemangat atau obat atas ketidaksukaan Gala pada keramaian.

Bahkan jika suara riuh ricuhnya orang-orang sekitar, yang biasanya membuatnya ingin murka, tapi ketika Lil bisa berada disisinya, pasti Gala takkan merasakan aura ketidaksukaan lagi. Gala pasti bisa melawan rasa tak sukanya pada keramaian, jika ada gadis itu, Lil.

Gala terus dan terus memperhatikan gadis itu, dan ketika namanya disebut..

Lillian Alessa V.

Gadis itu berjalan ke arah kanan, dimana nama-nama yang dipanggil harap berdiri di sebelah kanan.

Saat itulah, Gala mengetahui namanya. Lillian, nama yang sangat indah, begitu juga si pemilik nama.

Tapi, sebuah pemandangan yang lebih menarik mampu membuat Gala terdiam di tempat. Ia bahkan lupa untuk mengedipkan mata, sanking menariknya pemandangan yang ia lihat.

Gadis itu, Lillian. Sedang tertawa, entah karena apa, yang jelas senyumnya itu mampu memikat hati seorang Gala. Senyum gummy-nya itu terlihat sangat-sangat imut dan menggemaskan.

Tapi, bukan hanya Gala yang menjadi korban atas keimutan Lillian. Semua anak laki-laki yang kebetulan melirik ke arah gadis itu, dibuat berhenti berkedip, senyumnya yang indah mampu memikat semua hati anak laki-laki dalam sekejap.

Gala tak menyadarinya, yang ia simpulkan kala itu adalah.. bahwa gadis yang bernama Lillian itu begitu..

menarik.

"Minggir." Usir Lucas, suaranya yang datar mampu menyentakkan lamunan Gala.

"Cih, anak aneh yang kemarin." Ucap Kiel berdecih, seraya menatap hina Gala yang dengan berani-beraninya mendekat pada Lillian.

Gala tak mendengarkan mereka, melihat wajah Lil saja sudah sangat membuatnya senang. Apalagi jika botol minumnya diminum oleh gadis itu, tentu Gala merasa sangat bahagia.

Gala pergi begitu saja tak mengindahkan keberadaan Kiel, Gala beranjak dari sana dengan sedikit senyuman tipis, senyuman itu hanya akan muncul jika pikiran Gala diisi oleh gadis yang menarik itu, Lillian.

🦄🦄🦄

Kamis, 21 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang