31🐺

209 9 0
                                    

Patra memandang kaget pada wajah Lucas, anak dari sahabatnya itu terlihat lebam-lebam. Apakah Lucas berkelahi lagi? padahal Lucas baru beberapa hari bersekolah, tapi udah dua kali nyari perkara.

Sifat Lucas emang bener-bener turunannya Zafanya, tanpa perlu bukti DNA atau apapun itu untuk membuktikan bahwa Lucas putra kandung Zafanya. Semua orang pasti akan percaya bahwa Lucas benar-benar putra kandungnya, pasalnya sifat dingin, datar, pemarahnya Lucas benar-benar sangat mirip dengan Zefanya.

"Aduh Kai! tu muka napa lagi??" Tanya Wren kesal, bukannya merasa kasihan. Gimana mau kasihan jika si Lucasnya aja gak nunjukin kalo dia kesakitan. Terlihat bodo amat dan tak mempedulikan sekitarnya.

Bahkan Lucas sudah berjalan meninggalkan Patra dan Wren yang masih syok melihat penampilannya, ia menarik Lil agar ikut juga dengannya.

"Anak Lo kenapa sih? datar banget kek Zefan." Ucap Patra meringis, masih menatap Lucas dan Lil dari belakang dengan raut yang kentara sekali bahwa ia sedikit khawatir.

"Kek nya bukan anak gue deh, dia aja gak pernah ngobrol ke gue." Jawab Wren asal.

Patra memandang wajah sahabat karibnya itu yang sudah bertahun-tahun dekat dengannya dengan pandangan kasihan. Jika dulu Wren begitu tertindas akan sifat Zefanya, sekarang ada Lucas yang juga berkelakuan yang sama dengan ibunya.

Tidak bisa dibayangkan jika Zefanya masih ada saat ini, bisa gila si Wren. Ngadepin dua manusia kutub nan datar semacam Zefanya dan Lucas.

"Untuk anak gue unyu-unyu kiyut kayak matahari, jadinya gue gak perlu nunjukin muka-muka miris ke Lo itu." Ucap Patra dengan nada sedih, tapi percayalah.. Patra sedang mengejek saat ini.

"Iya! Putri Lo imut kayak matahari! Tapi Lo-nya kayak semen kasar! Burik." Ucap Wren ngegas, segera berlalu dari sana takut-takut ia diamuk Patra.

"Cih, bilang aja Lo iri. Makanya kalo nyari istri itu tuh tipe-tipe kawai, bukannya tipe build tank." Ucap Patra pada angin yang lewat, mengingat Wren tak akan lagi mendengarnya karena pria itu sudah pergi menjauh.

🎀🎀🎀

"Awwsh..." rintih Lucas kesakitan, tapi tetap berusaha memandangi wajah Lil yang hanya beberapa senti di depannya.

Saat ini Lil tengah mengobati wajah Lucas dengan peralatan seadanya yang ia ambil dari kotak P3K. Lil tak terlalu pandai dalam mengobati, tapi ia tak seburuk itu dalam mengobati.

Ia bisa, hanya kurang telaten saja.

Lucas merintih kesakitan hanya karena ingin melihat wajah Lil yang khawatir padanya, padahal Luca bisa saja menahan suara rintihan itu agar tak keluar. Tapi, Lucas ingin melihat berbagai ekspresi yang dikeluarkan oleh Lil.

Lil mendekatkan wajahnya agar memudahkan ia untuk mengobati beberapa lebam yang ada di wajah Lucas, ada juga sedikit luka sayatan yang entah Lucas dapatkan dari mana.

Lucas membuka mata lebar-lebar, aroma tubuh Lil yang dominan ke aroma susu itu terasa memabukkan di penciuman Lucas. Anak laki-laki itu bahkan sengaja semakin mendekatkan wajahnya agar bisa lebih menghirup lamat-lamat aroma memabukkan yang dikeluarkan oleh tubuh Lil yang semakin membuatnya candu.

"Udah.." final Lil, segera beranjak dan menjauh dari posisi dekatnya membuat Lucas mendesah frustasi.

Lil merapikan beberapa perlengkapan yang berserakan, lalu menyimpan kotak P3K itu ke tempat semula.

Lil berjalan mendekati sofa di mana ada Lucas yang juga masih terduduk di sana sejak Lil mengobati wajahnya.

"Belum mau tidur?" Tanya Lil, mengingat sudah waktunya untuk tidur saat ini.

Lucas berdiri, tak mengatakan apa-apa ia langsung menarik Lil masuk ke atas tempat tidur.

Lucas merebahkan tubuhnya, membuat Lil juga ikut berbaring.

Lucas bergerak ke samping, tidurnya menyamping menghadap Lil. Lucas semakin mendekatkan tubuhnya pada gadis itu dan segera memeluknya erat.

Lucas memejamkan matanya karena merasa nyaman pada posisinya saat ini, Lucas menyembunyikan wajahnya tepat di dada Lil yang rata.

"Lil.." ucap Lucas pelan, suaranya yang malas terdengar teredam karena Lucas sama sekali tak menengadah ketika hendak berbicara.

"Jangan jauhi Lucas." Katanya melanjutkan tanpa perlu mendengar jawaban Lillian.

Lil mengangguk-angguk saja, lagi-lagi pertanyaan itu yang diberikan oleh Lucas. Hampir setiap malam sebelum tidur, Lucas akan selalu menanyakan pertanyaan yang sama. Lil jadi malas menjawabnya.

Lucas tersenyum di balik wajahnya yang sudah menempel pada dada Lil, Lucas menghirup dalam-dalam aroma susu yang dikeluarkan oleh tubuh Lil.

"Lillian, aku pengen makan kamu jadinya." Gumamnya pelan hingga tak terdengar oleh Lil.

🦄🦄🦄

Tbc

21 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang