12🐔

574 52 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama mereka sekolah, segala macam prosedur pendaftaran sudah Wren dan Patra selesaikan.

Lil dan Lucas sudah memakai seragam sekolah putih dengan rompi berwarna merah. Mereka berdua sedang sarapan, sebentar lagi Patra akan mengantar mereka ke sekolah.

"Nanti Lil baik-baik ya, kalo ada yang gangguin Lil kasi tau Lucas, biar Lucas yang lindungin Lil, oke?" Sudah entah pernyataan keberapa yang diucapkan oleh Wren pada Lil, membuat Lil merasa jengah.

"Iiiyaaa...Om." jawab Lil berusaha memastikan bahwa ia akan langsung mengadu pada Lucas jika ada yang mengganggunya.

"Kau Lucas, jaga Lil baik-baik. Itu tugas kamu." Peringat Wren, menatap serius pada Lucas. Padahal tanpa Wren beritahu pun, sudah pasti Lucas akan selalu menjadi pelindungnya Lillian.

"Hm." Jawab Lucas.

"Ck, dasar anak kutub." Gumam Wren kesal sendiri.

Selang beberapa menit, acara sarapan pun selesai. Lil berdiri sambil menggandeng tasnya, tapi lebih dahulu di bawa oleh Lucas, jadinya Lil tak membawa apa-apa.

"Lucas berikan, itu tasku."

"Biar aku aja yang bawa."

"Ngga! Aku aja, itu ga berat kok."

"Tetap aja,"

Lil menggeleng lagi, "gaa, berikan Lucas."

Wren menggeleng miris, bisa-bisanya si Lucas banyak ngomong gitu ke Lil, tapi kalo dengannya hanya sahutan singkat yang ia dengar. Anak itu sepertinya pilih kasih deh.

"Jangan bertengkar, tidak apa-apa Lil. Biar saja Lucas yang bawa, nanti saat sudah tiba di sekolah, baru Lil yang bawa." Ujar Patra menengahi, mendengar hal tersebut membuat Lil berpikir sebentar.

"Iya deh." Sahutnya.

Lucas berjalan di belakangnya dan masuk paling akhir, Lil melambai pada Wren yang tidak masuk ke mobil. Karena giliran yang mengantar Lil dan Lucas hari ini adalah papahnya Lil.

"Dadah, Om." Kata Lil seraya melambai-lambai keluar jendela mobil.

Wren hanya bisa menggeram gemas pada putrinya Patra itu, tingkahnya begitu lucu.

"Tanganmu jangan kau keluarkan, bahaya." Peringat Lucas pada Lil.

"Emangnya kenapa?"

"Kalo tiba-tiba ada kendaraan yang lewat dengan cepat, pas tangan Lillian lagi di luar, gimana? Bisa di tabrak tangan Lil." Sahut Lucas.

Lil yang membayangkan tangannya ditabrak itu merasa ngeri, cepat-cepat ia menarik tangannya dari luar dan menutup kaca jendela mobil.

Lucas yang melihatnya tersenyum, jika Lillian dalam mode penurut seperti ini, membuatnya merasa semakin suka pada Lillian.

Patra terus memperhatikan kedua interaksi anak-anak itu dari kaca depan mobil, senyuman di bibirnya sedikit tertarik. Ia akan bahagia jika putrinya juga bahagia.

Suasana jalanan ibu kota pagi ini lumayan ramai, membuat pergerakan mobil sedikit melambat. Kadang ada macet ringan yang mengharuskan mereka menunggu beberapa saat, lalu perjalanan kembali dilanjutkan.

Dan tak lama..mobil yang mereka tumpangi memasuki area pekarangan sekolah bercat merah. Disambut oleh taman dekat gerbang yang pagarnya dibuat dari ban mobil bekas berwana.

"Kita sampai." Kata Patra, lalu membuka pintu mobil.

Lil dan Lucas keluar, menyalim tangan Patra dan pamit untuk masuk ke sekolah.

Mobil papahnya pun sudah mundur dan perlahan menjauh meninggalkan area sekolah.

Ketika melihat sekeliling, Lil jadi merasa gugup. Ada banyak sekali anak-anak di sini, seragamnya juga sama dengan yang ia kenakan. Ini adalah kali pertama ia bertemu dengan banyaknya anak-anak yang sebaya dengannya.

Lucas menggenggam erat tangan Lil, seolah Lucas paham bahwa Lil sedang merasa gugup saat ini.

"Ayo." Ajak Lucas sambil berjalan di depan sebagai pembimbing, mereka mengikuti arah jalan anak-anak yang lain. Dan ternyata mereka menuju lapangan.

Di lapangan yang luas itu, mereka semua berdiri, tidak membentuk barisan karena bel belum berbunyi. Hari ini adalah hari pertama sekolah mereka, jadi belum ada kelas yang bisa mereka masuki.

Lil berdiri dengan kagum menatap sekitar, menarik-narik Lucas kesana kemari, soalnya genggaman tangan itu tak terlepas bahkan jika Lil berusaha melepasnya.

Lil berhenti tepat di tengah lapangan, kepalanya ia dongakkan ke atas, melihat tingginya gedung yang akan menjadi sekolahnya saat ini.

Karena terlalu mengagumi sekitar, Lil tak melihat ada seorang anak laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya.

Lil melepas tangan Lucas, lalu berjalan mundur. Mencoba melihat lebih seksama, sampai di mana ujung gedung itu?

Saat baru beberapa langkah, dilangkah berikutnya Lil dibuat terkejut.

"Aduh."

"Duh."

Mereka sama-sama mengaduh, Lil yang merasa kaget dan anak laki-laki itu yang sedikit kesakitan.

Lil langsung berbalik, ingin meminta maaf.

"Ma-maaf, aku ga sengaja." Ucap Lil merasa bersalah, harusnya ia tak jalan mundur seperti tadi agar tak menabrak orang.

Anak laki-laki yang ditabrak itu menatap lekat wajah Lil, yang sedang memerah.

"I-imut sekali." Tanpa sadar ia mengucapkan perkataan tersebut.

Lil mengerjab, membuat kesan imut itu semakin bertambah.

"Maaf." Ucap Lil merasa bersalah.

"Ti-tidak apa-apa." Jawab anak laki-laki tersebut.

"Lil!" Panggil Lucas merasa frustasi, hampir panik saat tak menemukan Lillian di antara kerumunan orang.

Akhirnya ia menemukan Lillian, tapi sedang berbincang dengan... laki-laki?

"Boleh kenalan?" Ajak anak laki-laki itu sambil tersenyum. Tak lupa tangannya yang ia ulurkan pertanda jabat tangan kenalan.

Lil mengerjab lagi, apa katanya? Kenalan? Bukankah itu adalah sebuah langkah awal untuk menjadi dekat?

Itu artinya, selain Lucas, ia akan mempunyai teman lain.

Saat Lil hendak menjabat tangan itu, Lucas sudah lebih dahulu menerima uluran tangan anak laki-laki tersebut.

"Bukan kau."

"Mengajaknya berkenalan sama saja dengan mengajakku berkenalan." Jawab Lucas.

Si anak laki-laki itu langsung melepas tangannya, tak memperdulikan Lucas. Ia langsung meraih paksa tangan kanan Lil untuk ia jabat.

"Nama kamu siapa?"

"Lillian."

"Nama yang indah."

Lil tersenyum, merasa bahagia saat mendengar langsung ada yang sedang memujinya. "terimakasih."

"Perkenalkan, namaku Yehezkiel Reiga Ratapan. Boleh dibilang Kiel." Ucap Kiel seraya tersenyum, tapi senyuman itu tak berlangsung lama saat tangannya sudah dihempaskan oleh Lucas.

🦄🦄🦄

Tbc

02 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now