23🐮

206 18 0
                                    

"Lil." Panggil Lucas seraya berjalan, saat ini mereka tengah menuju ruang kelas karena Lucas yang menarik Lil menjauh dari pria yang namanya Gala itu.

"Hm." Balas Lil seadanya, mengikut saja saat tangannya sudah digenggam dengan erat oleh Lucas.

"Balas, 'iya', bukan 'hm', Lillian." Ucap Lucas memperingati. Lucas tak suka jika dijawab oleh jawaban yang terkesan simpel itu, jelas sekali bahwa jawaban itu pertanda orang yang menjawabnya malas, harusnya Lil tak seperti itu, Lil itu 'kan teman dekat Lucas.

"Iya, iya, Lucas. Kenapa?" Oceh Lil mengikuti, ia saja heran kenapa tingkah Lucas berbeda sekali dengan yang sekarang dan yang di rumah.

Lucas yang mudah sekali marah jika di sekolah, dan Lucas yang menangis tersedu-sedu jika di rumah. Bahkan merengek meminta agar Lil memeluknya.

"Jangan deket-deket sama mereka." Kata Lucas tegas, walau atensinya tak menatap Lil, tapi Lil yakin dengan nada kata Lucas yang cepat dan tepat.

"Kenapa?"

Lucas berdecak sebal, ia berhenti di tempat dan menatap Lil yang tingginya juga sama dengan Lucas. Lucas menatap lekat wajah Lil, membuat Lil linglung. Lucas hendak mengatakan atau melakukan apa?

"Dengar." Kata Lucas, kedua tangan anak laki-laki itu juga sudah memegang bahu Lil seolah mencoba meyakinkan.

"Baik Gala-Gala itu, atau Ieskel itu, Lil ga boleh deket-deket karna—"

"Namanya cuma Gala, Lucas. Terus Yehezkiel dipanggil Kiel bukan Ieskel." Koreksi Lil memotong, wajahnya yang lugu benar-benar tak mengerti situasi saat ini.

Lucas menggeram, menahan rasa gemas. "Lillian, jangan potong perkataanku. Bisa?" Ujar Lucas memberi arahan, berharap Lil mengerti dan mematuhinya.

Lil mengangguk saja, toh ia tak mengerti dengan segala tingkah Lucas sekarang ini.

"Bagus." Ucap Lucas, lalu ia kembali melanjutkan kata-katanya yang sempat terpotong.

"Jangan deket-deket sama mereka karna Lil cuma boleh deket sama Lucas, ngerti?" Kata Lucas, menatap lekat wajah Lil yang tengah memproses maksud ucapannya.

"Mereka pendatang baru, sedangkan kita udah lama temenan. Jadi, Lil ga boleh ngajak ngobrol mereka berdua, hm? cuma boleh ngobrol-ngobrol sama Lucas, oke?" Kata Lucas lagi menimpali maksud ucapannya barusan.

Lil terdiam, sedang memikirkan apa arti dari ucapannya Lucas.

Melihat Lil yang kebingungan membuat Lucas menggeram gemas, alhasil ia secara spontan mencubit pelan pipi bulat itu membuat si empu meringis sakit.

"Awwsh, sakit Lucas!" Jawab Lil marah, wajahnya yang garang ia tampilkan serta bibirnya yang melengkung ke bawah, sudah seperti wanita dewasa yang sedang marah beneran.

Tapi pendeskripsian itu berbeda jika dilihat dari sudut pandang Lucas, ia melihat Lil yang sedang marah sudah seperti anak kucing yang gemoy, sangat-sangat lucu dan itu membuatnya kembali menahan geraman gemas. Bibirnya yang tipis namun berisi terlihat sangat menggemaskan apalagi pipinya yang juga ikut turun karena cemberut.

"Aduh...udah Lucas." Kata Lil mencoba mengakhiri kegiatan Lucas yang sudah mengunyel-ngunyel pipi bulatnya.

"Haha..maaf..." kata Lucas dengan kekehan ringan, begitu puas saat melihat wajah Lil yang cemberut itu, ingin sekali ia melihat terus dan terus ekspresi gadis itu, sangat tak membosankan. Ia menyukainya.

"Huh," dengus Lil sambil membuang muka, melipat kedua tangannya di depan dada, serta pipinya yang ia gembungkan, matanya yang melotot tajam, ceritanya si Lil lagi merajuk.

Lucas yang melihatnya jingkrak-jingkrak sendiri, TOLONGIN LUCAS WOII!!!

"Udah Lil, udah...aku nyerah..." melas Lucas dengan wajah merah padam, ingin mencium bibir ranum itu yang terlihat menggoda, eh—

"Nyerah apaan coba? Huh, Lucas udah cubit pipi Lil, itu sakit tau!!" Garang Lil, dengan terus ekspresi merajuknya.

Lucas sudah jungkir balik di tempat, sekalian push up, pul up, senam aerobik, senam lantai, jogging, guna menghilangkan rasa gemasnya.

"Lil..." desis Lucas tak tahan, jika sekali lagi Lil masih menunjukkan raut wajah menggemaskan itu, jangan salah Lucas jika nanti ia—

"Udah ah, Lil pergi aja." Kata Lil masih terus merajuk, ia pergi duluan meninggalkan Lucas yang sedang misah-misuh dengan suasana hatinya. Wajahnya yang memerah membuat Lucas tak bisa untuk tak tersenyum.

Selalu seperti ini, disaat Lucas akan marah. Disaat Lucas akan mengomeli Lillian, semuanya akan lenyap ketika melihat wajah imut gadis itu. Seolah rasa murkanya seketika menghilang ketika melihat wajah Lillian yang menggemaskan itu.

Lucas...kalah lagi...

Udah berapa ya? Hmm.. 5:0..maybe?

Maksudnya total Lucas yang tak bisa marah karena gadis imut itu! Huhu...poor Lucas.

🦄🦄🦄

Tbc

Kamis 22 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Onde histórias criam vida. Descubra agora