14🐔

460 41 0
                                    

Siang ini terjalani dengan baik oleh Lil, ia menatap antusias guru yang sedang mengajar di depan. Yah, sejujurnya baru Kiel yang menjadi teman keduanya, belum ada yang lain.

Berbeda dengan suasana hati Lil begitu bersemangat, Lucas dan Kiel malah sebaliknya. Mereka sih senang karena duduk di sebelah Lil, tapi keberadaan laki-laki lain yang juga berada di samping Lil membuat Lucas dan Kiel merasa kesal sekali.

Guru telah keluar setelah menjelaskan tata cara menulis di papan tulis, sekarang digantikan dengan les menggambar.

Lil dengan sigap mengeluarkan kertas gambarnya dari dalam tas, mengambil pensil juga penghapus.

Guru yang tugasnya mengajari cara menggambar pun telah masuk, mulai menerangkan tata cara menggambar pemandangan sederhana.

Lil mengikutinya dengan perlahan, menggores kertas gambarnya yang berwarna putih dengan pensil 2B. Sesekali menghapus kala goresannya dianggap lari.

Beberapa saat, kegiatan gambar menggambar Lil telah selesai. Sekarang tinggal tahap akhir, pewarnaan.

Saat hendak mengambil pensil warna, gerakan tangannya terhenti karena memang ia tak punya pensil warna. Lil melihat ke dalam tasnya barang kali ada, dan ternyata..

"Yah..Lil lupa bawa." Cemberut Lil, langsung merasa lesu padahal beberapa detik yang lalu ia masih bersemangat.

Lucas dan Kiel yang menyadari Lil tengah bimbang, segara menanyakan perihal mengapa Lil tak melanjutkan kegiatan menggambarkannya.

"Lil, kenapa?"

"Lillian kenapa?"

Lucas dan Kiel berucap secara bersama, sontak kedua anak laki-laki saling memandang kesal.

"Lil?"

"Lillian?"

Lagi, Lucas dan Kiel kembali mengucapkan kata secara bersamaan. Membuat Lucas dan Kiel saling menatap emosi satu sama lain.

Lil tak menjawab mereka berdua, ia masih sibuk mencari-cari barang kali pensil warnanya itu ada tapi cuma hilang aja.

"Kau lagi cari apa Lil?" Tanya Lucas dan Kiel secara bersamaan.

Lucas yang sudah muak ingin sekali mencabik-cabik wajah Kiel yang menurutnya sangat jelek itu!

Sayangnya..Kiel juga memilki pemikiran yang sama dengan Lucas. Kiel ingin menonjok habis-habisan wajah Lucas yang sangat tak rupawan itu!!

"Pensil warna." Jawab Lil, ia sibuk sendiri dengan kegiatan cari-mencarinya, sibuk membolak-balikkan buku di meja, melihat-lihat laci, mengobrak-abrik tas, tapi tak kunjung menemukan pensil warnanya. Apa jangan-jangan pensil warna itu benar-benar tertinggal di mansion Lucas?

"Nih." Tawar Lucas dan Kiel secara bersamaan, kompak menyodorkan sekotak pensil warna tepat di depan Lil di atas meja gadis itu.

Lil yang awalnya sibuk sendiri dibuat terdiam, benar juga, kenapa ia harus capek-capek mencari jika bisa dipinjam? Huh, Lil berpikir sedikit lebih lambat. Sedikit.

Tapi melihat dua kotak pensil warna itu membuat Lil bingung, ia hanya memerlukan beberapa warna saja, tapi kenapa disordorkan dengan begitu banyaknya. Dua kotak woi.

"Lil cuma butuh beberapa aja, Lucas, Kiel." Tutur Lil agak tak enak.

"Ambil aja, pensil warna ini tak perlu kau kembalikan, tak penting bagiku." Jawab Kiel gamblang, yang mana membuat Lucas semakin tersulut emosi.

Lucas mengambil pensil warna Kiel dan membuangnya jauh-jauh, membuat Lil terperanjat kaget atas ulah Lucas yang terbilang tidak sopan itu.

"Lucas!" Bentak Lil agak kesal, bisa-bisanya Lucas membuang barang orang begitu saja.

Lucas menatap Lillian tak percaya, apa baru saja Lillian membentaknya? Apakah sekarang Lillian lebih memilih Kiel yang baru beberapa jam mereka temui? Apakah Lucas sudah dilupakan? secepat itu?

"Ga seharusnya Lucas membuang barang orang gitu aja, kita harus menghargai barang pemberian orang lain." Tutur Lil memberi pengertian, tutur katanya melembut agar tak membuat Lucas semakin marah.

"Tapi dia mengganggu, Lil!" Jawab Lucas tak terima, harusnya Lillian tak perlu memarahinya karena mencoba membeli si cecunguk itu! Harusnya!

"Lucas..." panggil Lil, mengapa Lucas begitu sensi? ada apa dengan Lucas, tidak biasanya Lucas yang tak suka mengurusi urusan orang lain, Lucas yang biasanya cuek dan datar pada sekitar, berubah menjadi pria yang pemarah dan tak sabaran ketika bertemu dengan Kiel. Padahal mereka baru bertemu dengan Kiel beberapa saat yang lalu, lantas mengapa Lucas bisa membenci Kiel? Apakah mereka sudah pernah dekat dulu? Tapi seingat Lil, Lucas tak pernah keluar dari mansion, lalu bagaimana ceritanya Lucas bisa dekat dengan Kiel?

Atau memang Lucas tak mengenal Kiel, mereka baru bertemu tadi. Tapi, tapi kenapa sikap Lucas begitu pada Kiel?

"Sudahlah." Putus Lucas, ia memberikan pensil warnanya pada Lil, lalu beranjak pergi dari sana.

Lil ingin mengejar, namun tangannya ditahan oleh Kiel.

"Biarkan dia, butuh waktu baginya untuk menenangkan diri." Ucap Kiel, mengatakan omong kosong.

Nyatanya, Lucas berharap Lil akan mengejarnya dan memeluknya dari belakang, tapi itu terjadi karena Kiel. Cecunguk itu...

"Lucas benar-benar marah?" Tanya Lil pada Kiel, ia mengikuti saran Kiel agar tak mengikuti Lucas.

Kiel mengangguk, "biarkan saja. Nanti dia akan datang lagi kok." Jawab Kiel seraya tersenyum lembut.

"Baiklah."

Sedangkan Lucas yang memilih pergi ke taman belakang, Lucas duduk di salah satu kursi panjang di bawah pohon yang rindang, Lucas mengeratkan kepalan tangannya pertanda ia menahan emosi.

"*"#&#"++" ucapnya penuh niat.

🦄🦄🦄

Tbc

Up ke5 😵

02 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now