25🐮

203 15 1
                                    

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa guru wanita yang baru masuk, guru dengan rambut pendek serta beberapa buku yang sedang ia bawa.

"Pagi, Bu!!" Jawab siswa-siswi kelas 1a dengan semangat, kecuali Lucas dan Yehezkiel.

Pembelajaran berjalan dengan lancar, sesekali guru bertanya pada salah seorang murid tentang pelajaran yang sedang diajarkan, jika murid itu tak tahu, maka guru akan kembali mengajar di depan.

Sesekali ada siswa yang mengangkat tangan karena mempunyai pertanyaan, guru akan menjelaskan tentang pertanyaan yang diberikan oleh siswanya.

Beberapa menit berjalan, sekitar setengah jam. Semua aktivitas pembelajaran tanya-menanya dan jawab-menjawab telah terhenti, beberapa murid membuat suara gaduh kala guru tersebut ingin membuat bagian kelompok untuk tugas selanjutnya.

"Anak-anak, kita buat kelompoknya sepasang aja ya..."

"Baik Bu!!"

Seperti yang dikatakan oleh ibu guru, satu persatu nama mulai disebut untuk menjadi sekelompok.

Seperti,

"Ani dengan Adan."

Maka mereka berdua akan menjadi kelompok.

Begitu seterusnya hingga ke alfabet L.

"Lillian dengan Lucas."

Wajah Lucas seketika merekah, bagus! Lucas lantas menatap sinis ke arah Yehezkiel yang tengah memasang wajah masam.

"Cih." Kesal Kiel pelan, harusnya ia sekelompok saja dengan Lillian dan bukan si cecunguk itu!!

Pembagian kelompok terus berlanjut ke alfabet paling akhir.

"Wah, ternyata jumlah kita 41. Ganjil ya..." ucap ibu guru baru sadar, sepertinya harus ada sekelompok yang beranggotakan 3 orang.

"Yehezkiel tepatnya berada di kelompok berapa ya?" Gumam ibu guru sambil menatap semua murid-muridnya.

Lucas segera menegang, semoga bukan di kelompoknya.

Kiel menatap harap pada guru itu agar menempatkannya di kelompok Lillian. Walau sebenarnya ia benci karena ada Lucas, tapi tidak apa-apalah karena Lillian juga sekelompok dengannya.

"Biasanya Yehezkiel dekat sama siapa?" Tanya ibu guru pada murid-muridnya, serentak tangan murid-murid itu menunjuk ke arah Lillian. Kecuali Lucas yang menunjuk sembarang arah, menunjuk seorang anak laki-laki yang bahkan tak ia kenali.

Anak laki-laki yang ditunjuk oleh Lucas dibuat heran, sejak kapan ia dan Yehezkiel dekat?

Ibu guru meringis, menatap semua muridnya yang begitu kompak saat menunjuk Lillian. Yah, gadis itu memang kompak sekali dengan Yehezkiel dan Lucas, seperti yang dirumorkan.

"Lucas..." gumam ibu guru heran, ada-ada saja dengan anak laki-laki itu. Sepertinya ia tak menerima kehadiran Yehezkiel di kelompoknya. Dasar anak-anak. Ibu guru menggeleng melihat tingkah mereka, Lucas yang berwajah menolak, dan Kiel yang memasang wajah penuh harap, serta Lillian yang tak tahu apa-apa, duduk diam menunggu kelanjutan guru hendak melakukan apa.

"Baiklah, Yehezkiel sekelompok sama Lillian dan Lucas aja." Putus ibu guru akhirnya, membuat wajah Lucas menggeram marah dan Kiel yang memekik senang.

Kiel menatap Lucas dengan tatapan sinis seolah mengejek, persis seperti yang dilakukan Lucas tadi padanya.

"Sialan." Kesal Lucas pelan.

"Baiklah kita lanjut ke materi, tugas kelompok yang perlu kalian lakukan adalah membuat catatan alfabet. Misalnya, huruf A ditulis sebanyak mungkin di satu lembar. Huruf B di lembar kedua, begitu seterusnya hingga alfabet ke 26, Z. Jadi total lembarnya ada 26 ya..dikumpul minggu depan." Tutur ibu guru memberi arahan, beberapa siswa ada mengangguk mengerti. Ada yang mengangkat tangan bertanya karena tak mengerti.

"Baiklah kalo ngga ada pertanyaan lagi, ibu permisi dulu. Kalian yang tertib tunggu guru selanjutnya masuk." Kata ibu guru seraya berjalan keluar dari kelas sambil membawa buku-bukunya.

"Baik Bu!"

Tak seperti yang mereka ucap, nyatanya tepat setelah kepergian ibu guru suasana kelas 1a langsung gaduh. Banyak yang berbicara satu sama lain dengan suara yang agak keras.

Ada yang berdiri, berjalan-jalan dan sebagainya. Suasananya berbeda sekali ketika ada guru yang masuk.

"Hei, Lucas.. Kiel.." panggil Lil. Menatap ke kiri dan ke kanan bergantian.

Lucas menoleh, tapi tatapannya malah bertemu dengan Kiel. Mengingat fakta bahwa ia sekelompok dengan musuhnya membuat Lucas kembali menampilkan wajah datarnya. Begitu pun dengan Kiel.

"Katanya 'kan dikumpul minggu depan, itu artinya kita harus kerja kelompok di rumah aja biar selesai." Ucap Lil memberitahu usulannya.

Kiel mengangguk, "di rumah siapa?"

"Hmm.. benar juga.." gumam Lil berpikir, kalau dirumahnya mungkin tak bisa karena perkataan ayahnya yang tak mengijinkan ia untuk memberi tahu alamat rumah pada siapapun, pada siapapun.

Rumah Lucas juga seperti itu, hal terakhir yang bisa hanyalah rumah Kiel.

"Gimana kalo di rumahmu aja Kiel?" Usul Lil, menatap wajah Kiel yang juga tengah menatap Lil.

"Matamu itu sialan.." geram Lucas tertahan, tapi ia tahan takut-takut Lil mendengarnya.

"Rumahku?"

Lil mengangguk, "ga bisa ya?"

Kiel segera menggeleng, "bisa kok, hehe." Jawab Kiel sambil tersenyum. Lil jadi ikut tersenyum melihatnya, baguslah jika Kiel bisa. Itu artinya mereka akan melaksanakan kegiatan kerja kelompoknya di rumah Kiel.

"Kapan?" Tanya Kiel lagi yang sudah tak sabar hendak mengundang Lil ke rumahnya secepat mungkin.

"Besok aja,"

Kiel segera tersenyum sumringah, "oke." Katanya semangat. Berbeda sekali dengan wajah Lucas yang tengah menatap benci ke arah Kiel.

🦄🦄🦄

Tbc

21 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang