11🐔

607 49 1
                                    

Dua bulan berlalu...

Dan selama dua bulan itu pula, Lil dan Lucas menjadi semakin dekat. Bahkan Lil lebih sering menginap di mansion Lucas daripada mansionnya sendiri.

Wren bahkan membuatkan kamar khusus untuk Lil, ia tak masalah, malahan senang karena keberadaan Lil membuat putranya sedikit demi sedikit mulai berubah.

Lil memandangi Lucas di depan, melihat-lihat Lucas yang sedang diukur pinggangnya, lengan, kepala, leher, dan entah apa lagi itu, kata papanya untuk seragam sekolah Lucas.

Seragamnya di jahit, tak ingin dibeli. Selain menjaga keawetan, membawa keluar anak-anak malah akan membuka pihak musuh untuk melacak keberadaan Lil dan Lucas yang sudah mereka tutupi rapat-rapat selama ini.

Maklum, anak dari pengusaha kaya raya yang memiliki banyak musuh di luaran sana. Lil memandangi Lucas dengan bosan, ia sudah menguap beberapa kali.

Untuk seragamnya, tadi ia sudah diukur. Ia lebih dahulu baru Lucas. Dan selama menunggu, Lil merasa sangat bosan, mengapa lama sekali.

Untuk pembuat desain seragam tersebut, Patra yang memilihnya. Ia bukan sekedar penjahit biasa, pria tua itu sudah menandatangani kontrak jika nanti ia mengaku pada publik maka ia dan keluarganya akan hancur detik itu juga.

Menyeramkan memang, tapi itu hanya bentuk antisipasi seorang ayah pada keselamatan anaknya.

Ayah Lil sedang membaca koran, dan Om Wren sibuk dengan laptopnya. Lil diapit dua pria dewasa itu dengan rasa bosan yang kentara.

"Nama sekolahnya Lil apa, Pah?" Celetuk Lil, sedikit penasaran saja. Karena dua minggu lagi ia akan bersekolah.

"Nama tengahnya Lil apa?" Bukannya menjawab, Patra malah mengajukan pertanyaan balik.

"Alessa." Walau begitu, Lil tetap menjawab.

"Nah, nama sekolahnya Lil, ya Alessa." Jawab Patra dengan sedikit tertawa, merasa lucu pada reaksi bingung sang anak.

"Maksud papa?"

"Sekolah kamu nanti itu sekolah swasta milik papah sayang, namanya SD ALESSA." Jawab Patra, Lil mengangguk mengerti.

"Sudah selesai tuan." Tiba-tiba, si penjahit bersuara, membuat atensi Patra dan Wren teralihkan.

"Ingat, kontrakmu berada di tanganku." Ancam Wren pelan, tak menatap pria tua itu.

"Iya tuan." Jawabnya, "kalau begitu saya permisi."

"Ayo Lil." Ajak Lucas pada Lil, menarik tangan Lil untuk melepaskan Lil dari kedua pria menjengkelkan itu.

Lil mengangguk dan berdiri, mengikuti arah tarikan Lucas.

Sepeninggal Lil dan Lucas, Wren langsung menunjukkan wajah syoknya. Tadi itu, ia hanya berpura-pura sok kul di depan si penjahit, membuat kesan semencekam mungkin agar si penjahit tak menganggap main-main akan ancamannya. *Cool.

"Lo liat Lucas tadi ga?" Tanya Wren kaget, baru kali ini ia melihat Lucas yang berbicara terlebih dulu, biasanya Lucas hanya akan membuka suaranya jika Lucas ditanya.

"Ga." Jawab Patra kesal, ya pasti liatlah! Kan di depan di mata! Hadeh...dasar Wren bodoh.

"Oh yaudah." Jawab Wren, langsung merubah wajah syoknya, kembali melanjutkan kegiatannya yang beradu dengan laptop.

Patra yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala, bagaimana bisa dulu Zafanya jatuh cinta dengan Wren yang sebelas dua belas seperti kunci Inggris itu! Mungkinkah Zafanya terkena kutukan kala itu?

***

"Udah malam, ayo tidur." Ajak Lucas, masih dalam keadaan memegang erat tangan Lil.

"Belum ngantuk." Ucap Lil, walau begitu, Lil tetap naik ke ranjang.

"Aku nyanyiin lagu." Jawab Lucas, sedikit meringis akan ucapan spontannya barusan. Memangnya ia hafal lagu apa sampai-sampai akan menyanyikan lagu pengantar tidur?

"Beneran!?" Tanya Lil langsung bersemangat, ia langsung masuk ke dalam selimut dengan tergesa-gesa, menunggu Lucas masuk juga dan akan menyanyikannya sebuah lagu.

"Ayo Lucas, kenapa masih di bawah?" Tanya Lil heran, tak tahu saja Lil jika saat ini Lucas tengah berkecamuk akan lagu apa yang harus ia nyanyikan?

"Ayo Lucas, berbaring di sampingku, lalu nyanyikan lagunya." Ajak Lil semakin bersemangat.

"Sial," gumam Lucas, otaknya terasa bingung saat ini.

Setelah Lucas masuk ke dalam selimut, Lil langsung memeluk dada Lucas. Walau bukan pertama kalinya Lil melakukan hal itu padanya, tetap saja rasanya begitu mengagetkan ketika ia dipeluk secara tiba-tiba.

"Ayo Lucas...nyanyiin lagu.." pinta Lil lagi, membuat Lucas menghela napas bingung.

Bintang kecil

Di langit yang biru

Amat banyak

Menghias angkasa

Aku ingin

Terbang dan menari

Jauh tinggi ke tempat kau berada♪

Walau itu hanya nyanyian biasa, tapi karena pembawaan Lucas yang halus dan pelan-pelan membuat Lil merasa sedikit mengantuk.

Lil mencari posisi ternyaman di dada Lucas, semakin Lil mendusel semakin merah pula wajah Lucas, berharap agar Lil berhenti dan lebih baik diam santai dalam pelukannya.

🦄🦄🦄

Tbc

02 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now