20🐮

412 27 3
                                    

Pagi ini Lil dan Lucas berangkat bersama, kali ini Wren yang mengantar menggunakan mobil hitam milik keluarga Maleakhi tersebut. Di dalamnya ada Wren yang duduk di bagian depan tempat supir, lalu di belakang ada Lucas dan Lil yang duduk berdempetan, lebih tepatnya, Lucas yang ingin mepet-mepet ke dekat Lil.

Dan mengenai penampilan Lucas kemarin, Wren dan Patra sudah menyelidikinya. Kuasa mereka yang kuat serta posisi yang tinggi tak mustahil bagi mereka untuk menggali informasi sekecil itu.

Lagi pula, karena Patra yang memiliki sekolah jadi ia bisa menutup mulut semua pihak-pihak yang terlibat. Seperti anak-anak yang terluka akibat ulah Lucas.

Tak terasa, mobil yang ditumpangi Lil dan Lucas sudah memasuki area sekolah.

"Belajar yang rajin, jangan berantem lagi." Peringat Patra, menatap putrinya lalu Lucas bergantian.

Lil mengangguk patuh, "iya, pah!" Jawab Lil bersemangat.

"Bagus." Puji Patra seraya tersenyum jenaka, putrinya begitu bersemangat membuatnya merasa semangat juga. Tangan Patra mengelus-elus lembut rambut Lil, membuat Lil merasakan perasaan yang entah bagaimana mendeskripsikannya, yang jelas Lil merasa bahagia saat ini.

Lalu Patra menoleh ke Lucas, dimana bocah laki-laki itu yang hanya berdiri tanpa berniat bersuara. Ia berdiri dekat dengan Lil, membuat Patra geleng-geleng kepala.

"Yaudah, papah pergi dulu. Jangan nakal di sekolah." Pamit Patra, dan Lil mengangguk.

Menutup jendela kaca mobilnya dan melambai singkat pada dua anak itu, lalu mobilnya pun pergi menjauhi area sekolah.

"Ayo Lucas."

"Ya." Jawab Lucas, segera menggenggam tangan Lil membuat mereka berjalan secara beriringan.

Mereka berdua berjalan tanpa memperhatikan sekeliling, banyak sekali pasang mata yang memperhatikan mereka. Ada tatapan kagum, tapi juga ada tatapan sinis dan mengejek.

Jika saja, Lil tak berada di sampingnya. Jika saja Lil tak di sini, sudah Lucas pastikan mereka semua yang menatap ke arah Lil akan buta. Lucas akan mencabik-cabik mata mereka sehingga tak bisa lagi menatap Lil, karena Lil hanya boleh ia tatap seorang.

Sampailah mereka di kelas 1a, dimana Yehezkiel juga telah duduk di kursinya.

Saat Lil hendak menarik kursi, Kiel segera mengambil alih kursi itu dan menariknya, Lil menatapnya heran tapi Kiel hanya menunjukkan senyumnya.

"Minggir." Perintah Lucas tak suka, segera mendorong Kiel dengan tubuh kirinya, tubuhnya ia geser membuat Kiel juga tergeser.

Kiel menatap Lucas kesal, tapi sesaat menatap Lil ia jadi tersenyum. "Selamat pagi, Lillian." Sapa Kiel, lengkap dengan senyum hangatnya.

Lil membalas senyuman itu, "selamat pagi juga, Kiel."

Lucas berdecih, menatap garang pada Kiel. Baru pagi tapi sudah membuat emosi, bagaimana bisa ia tahan seperti ini terus selama enam tahun?

"Ayo," ajak Lucas menarik tangan Lil menjauh, karena sekarang sudah waktunya untuk berbaris di lapangan. Melakukan kegiatan pagi hari.

Lil mengangguk, berjalan mengikuti tarikan Lucas.

Kiel yang awalnya tersenyum hangat, penuh dengan kelembutan di setiap senyumnya, segera digantikan oleh senyum dingin nan datar, teman-teman kelasnya yang melihat perubahan raut wajah Kiel dibuat merinding. Kiel begitu menakutkan, tatapan Kiel terus memandangi punggung Lil yang semakin jauh dan akhirnya hilang dari pandangan.

Kiel ingin menyusul, tapi ia urungkan karena ia tak ingin mencari gara-gara pada Lucas pasalnya sekarang masih pagi, dan ia tak mood untuk sekedar beradu tindakan.

Tak disangka, di balik jendela kelas 1a, ada seorang anak laki-laki yang menatap aksi ketiganya dalam diam.

Ia menatap intens setiap pergerakan Lillian. Mulai dari masuk, tersenyum menyapa Kiel, menarik kursi, duduk, serta tangannya yang di tarik Lucas.

Gala ingin mengejar Lil, tapi ia urungkan. Hatinya seolah ragu untuk melakukannya, alhasil ia tetap berada di tempat tanpa ada pergerakan, padahal sedikit kaki kanannya sudah terangkat tadi ketika hendak mengejar.

Hendak berbalik dan menuju kelasnya, langkah Gala terhenti menatap orang ketiga.

Di sana anak laki-laki yang namanya Kiel, yang sudah Gala tandai sebagai orang ketiga. Ia memperhatikan raut wajah itu, dan pelan-pelan senyum di bibir Gala terbit.

"Sangat menarik." Gumamnya pelan, lagi benar-benar beranjak pergi dari sana. Ia berjalan menuju kelasnya, di 1c.

🦄🦄🦄

[bukan tulisan kak Raga, kakak cuma jadi pembaca saja😭]

semangat kak Nia, aku ngeluarin draft nya yahh😁🙏🏻

Tbc

03 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now