29🐮

162 11 0
                                    

"LILLIAN!" Teriak Kiel panik, segera beranjak dari depan Lucas dan melupakan aksi tinju meninjunya.

Lucas menoleh ke belakang, dimana Lil yang sedang..

"Lil!!" Saat itu juga, Lucas luruh. Segera membawa kepala gadis itu agar bersandar di bahunya. Pupilnya mengecil sanking takutnya, dadanya bergetar. Ia takut.. ia takut jika Lil terluka.

"SEMUANYA GARA-GARA KAU SIALAN!!" Pekik Kiel murka, matanya melirik Lil dengan perasaan berdebar. Jantungnya seakan copot saat melihat gadisnya tersungkur jatuh.

Lil yang merasakan pusing di kepalanya semakin bertambah pusing kala kedua cowok itu malah berteriak-teriak.

"Awsh, sa-sakit.." gumam Lil pelan, ingin melanjutkan kata-katanya tak bisa karena rasa sakit yang semakin melanda. "Kalian diam dong, makin sakit nih kepalaku." Batin gadis itu berharap agar suara hatinya didengar.

Lucas mengangguk kuat, berharap Lil tak kenapa-kenapa. Ia menggendong Lil ke punggungnya, dibantu oleh Kiel.

"Bawa ke kamar!" Kata Kiel memberi instruksi, berjalan di depan agar memudahkan bagi Lucas untuk mengikutinya.

"KE KAMARMU!?" Tanya Lucas tak terima.

"JANGAN BANYAK BACOT! LIL UDAH KESAKITAN GARA-GARA KAU SIALAN!" Balas Kiel tersentak emosi, padahal jantungnya sedang was-was dan takut jika Lil kenapa-kenapa.

Lucas enggan, tapi mau bagaimana lagi. Alhasil Lucas mengikuti Kiel yang berjalan di depannya. Hanya beberapa langkah hingga Kiel berhenti di depan sebuah pintu, Kiel segera membuka engsel dengan menariknya ke bawah. Maka terbukalah pintu itu, Kiel membuka lebar pintu agar memudahkan Lucas masuk.

"Baringkan di kasur." Kata Kiel, segera membopong tubuh Lil pelan-pelan agar terbaring dengan nyaman di kasurnya.

"Lil, maaf Lil." Tepat setelah Lil dibaringkan di atas tempat tidur, Lucas segera berdiri memegang kedua tangan gadis itu.

"Jaga Lil, aku panggilin dokter dulu." Kata Kiel lalu beranjak dari sana. Ia akan menghubungi dokter keluarga dulu agar cepat datang ke kediamannya.

Tinggallah Lucas dan Lil di kamar Kiel, Lucas berdiri dan terus memandangi wajah Lil yang seperti menahan sakit. Hatinya seperti diremas kuat kala melihat Lil yang kesakitan, dan yang semakin membuatnya merasa bersalah karena dirinyalah penyebab Lil terluka.

Ia menyentak tangannya kuat hingga membuat Lil terjatuh.

Itu karena dirinya.

Lagi dan lagi, ia membuat Lil terluka.

"Maaf..Lil..maafin aku.." kata Lucas dengan nada bergetar, wajahnya sudah suram ditambah mata merah yang seperti menahan tangisan.

Lil mengangguk, "gapapa Lucas..tadi juga 'kan Lucas ga sengaja." Ucap Lil menenangkan. Kenapa Lucas bersikap seolah merasa sangat bersalah? Padahal ia juga bersalah karena bisa-bisanya kepikiran ide buat melerai keduanya tadi?

Lucas semakin menunduk, semakin merasa bersalah karena Lil tak marah padanya. Mengapa Lil sangat baik, harusnya Lil marah karena gara-gara dirinya Lil jadi terluka.

"Udah Lucas..Lil gapapa kok, cuma nyut-nyutan dikit di kepala." Kata Lil pelan, memegang kepalanya sendiri karena terasa sakit. Mungkin karena kepalanya terbentur cukup keras tadi.

"Lil..hiks..Lil ga baik-baik aja...hiks...huaaaa..." Lucas menangis dengan keadaan menunduk karena merasa bersalah, ia menangis sesenggukan di samping Lil. Bahkan Lucas masih terus menggenggam erat tangan Lil.

"Huaaa..hiks..ma-maafin Lucas.. gara-gara Lucas..Lil.." ucap Lucas terbata-bata, suaranya yang bergetar semakin menambah kesan bahwa Lucas benar-benar merasa bersalah.

"Maaf..maaf... gara-gara Lucas.." Lucas terus meracau dengan suara bergetar, membuat Lil menarik nafas dalam-dalam. 'kan sudah Lil katakan bahwa Lil baik-baik aja, kenapa Lucas masih nangis sih?

"Lucas, diem!" Kata Lil sok tegas, wajahnya ia buat seseram mungkin.

Seketika tangisan Lucas terhenti, bahkan Lucas sudah menahan sesenggukan yang ingin keluar.

Lil memerhatikan Lucas yang sepertinya sangat tak baik-baik saja, apalagi wajah Lucas sudah banyak yang bonyok. Melihat Lucas yang tersiksa karena menahan isakan tangis, membuat Lil tak tega.

"Lucas, nangis!" Kata Lil memperbolehkan, pasalnya melihat Lucas yang menahan isak tangis itu seperti menderita sekali.

"Huaa....Lil...maafin Lucas....maaf..." tepat setelah Lil memperbolehkannya untuk menangis, Lucas langsung nangis kejer.

Lil menghela napas lelah, kalo disuruh nangis malah ribut, kalo disuruh diam kasian harus nahan sesenggukan, serba salah ih si Lucas!

"Lucas diem! Jangan nangis! Jangan nahan sesenggukan!" Ancam Lil, menatap Lucas dengan lamat berharap Lucas mematuhinya.

Lucas segera mengangguk, ia langsung berhenti menangis, tak lagi menahan isakan tangis, tapi kepalanya semakin tertunduk dalam.

"Bagus..Lucas yang penurut bener-bener keren." Puji Lil, tangannya terulur untuk mengusap-usap rambut Lucas, sudah seperti membelai anak anjing yang dipuji karena menurut.

Hwikk! *Suara anak anjing.

Brak!!

Lil langsung menarik tangannya ketika mengusap kepala Lucas, menatap ke depan, tepatnya ke arah pintu yang dibuka dengan kasar.

"CEPET DOKTER! PERIKSA LILLIAN!!"

🦄🦄🦄

21 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now