9🐔

716 66 5
                                    

Seperti biasa, pagi-pagi sekali Lil sudah tiba di mansion Lucas. Ia berlari dengan semangat menuju kamarnya Lucas. Bahkan tak memperdulikan teriakan Om dan ayahnya yang menyuruhnya untuk jangan berlari. Ia terlampau bersemangat, jadilah ia menggedor pintu kamar Lucas.

Brakk! Lil langsung masuk ke dalam tanpa permisi, dan tanpa aba-aba Lil segera berlari dan duduk di tepi ranjang dengan agak kesusahan.

"Bangun, Lucas." Panggil Lil, ia menatap wajah damai Lucas ketika sedang tidur. Lil sampai tak bisa berhenti tersenyum melihatnya, jika Lucas membuka matanya, maka raut wajah datar yang akan terlihat.

Perlahan Lil meletakkan barang bawaannya di atas nakas, hampir terjatuh karena tak memperhatikan ke belakang. Bisa saja nanti ia terjatuh lagi seperti yang waktu itu.

"Lucas.." panggil Lil lagi, kini tangannya bergerak untuk mengelus kening Lucas yang terasa hangat.

"Bangun Lucas..ayo main." Pintanya lagi namun tak mendapat respon apapun.

Merasa jengkel, Lil memutuskan untuk mengerjai Lucas saja. Ahha! Ia dapat ide yang buruk.

Satu,

dua,

tiga..

"LUCAS!" Panggil Lil dengan suara melengking tepat di telinga Lucas, membuat anak laki-laki itu langsung terkesiap karena terkejut, tak sengaja tangannya ia hempaskan ke perut Lil membuat Lil terhempas ke belakang dan..

Brak! "Astaga!"

Sepertinya ini karma instan buat gadis tersebut!

"LIL!" Pekik Lucas saat menyadari bahwa Lil terjatuh. Ia segera menghempaskan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu turun dengan tergesa untuk menolong gadis kecil itu.

"Lu-Lucas..." Lirih Lil merasa bersalah, harusnya ia tak menjahili Lucas tadi, hiks, ia jadi merasa bersalah.

Lucas yang sudah panik kembali panik, ia tak suka melihat gadis itu menangis. "Lilli! Ayo!" Perintah Lucas yang sudah berjongkok di depan Lil. Membuat gerakan tangan di belakang menyuruh Lil untuk naik ke punggungnya.

Lil menggeleng, 'kan disini ia yang salah. Kok malah Lucas yang nolongin?

"Cepet." Desis Lucas dengan nada tak suka, harusnya Lilli menurut saja saat ia hendak menolongnya. Karena ia tak ingin melihat Lilli terluka.

Melihat tatapan dingin itu, Lil terdiam di tempat. Tadi itu...bukan seperti Lucas yang biasanya. Mau tak mau, takut ditatap seperti itu lagi, Lil memilih untuk naik ke punggung Lucas, setelah itu Lucas membawanya ke dekat sofa dan mendudukkannya di sofa dengan hati-hati seolah-olah Lil akan hancur jika diletakkan secara kasar.

Usai itu, Lucas langsung berdiri di depan Lil yang sudah duduk. Lucas berkacak pinggang, menatap kesal pada Lil.

"Apa yang tadi kau lakukan!?" Tanya Lucas marah, tidakkah Lillian tahu bahwa ia sangat panik tadi? Ia tak ingin melihat kejadian seperti tadi terulang lagi!

Lil menunduk, merasa sedih. Yah, sudah sewajarnya Lucas marah. Lil meremas ujung roknya dengan kuat, tak kuasa menahan isak tangisnya yang sebentar lagi akan pecah.

"Li-Lil, tadi cuma mau ngagetin, Lu-Lucas aja..." cicit Lil pelan, kepalanya semakin tertunduk, merasa takut jika Lucas akan kembali marah padanya.

"Jangan ulangi lagi! Ngerti!?" Perintah Lucas lagi, dan Lil langsung menganggukinya dengan cepat.

"Hm." Jawabnya.

Lucas menatap sendu Lilli, apakah gadis itu merasa takut padanya? "Lilli.." panggil Lucas,

"Hm.." jawab Lil takut-takut.

"Tatap aku." Ujar Lucas, mencoba menenangkan nada suaranya agar tak menambah ketakutan Lillian. Lil pelan-pelan menengadah, menatap wajah Lucas yang sangat dekat di atas wajahnya.

Wajah Lil yang sudah memerah seperti menahan tangis, bibirnya melengkung ke bawah, pipinya semakin mengembung, melihat itu membuat Lucas menahan napas.

Sial! Ia akan kalah lagi.

"Jangan jatuh lagi." Ucap Lucas pelan, namun masih bisa didengar oleh Lil.

Lil segera mengangguk, "iya."

"Gadis pintar." Ucap Lucas seraya mengelus lembut puncak kepala Lillian, namun dengan raut wajah datar. Jantungnya justru berdegub kencang ketika tangannya secara refleks mengelus puncak kepala Lillian yang terasa halus.

Lil merasakan usapan lembut itu, ia senang. Ia senang akan usapan itu, Lil lantas menunjukkan senyumnya yang merasa bahagia.

"Lucas..." panggil Lil, melupakan kejadian barusan karena mengingat alasan utama ia datang menemui Lucas.

"Hm." Jawab Lucas pelan.

"Lil bawa makanan sebelum datang ke sini." Ucap Lil bersemangat, ia bahkan sudah berdiri tanpa memperdulikan punggungnya yang masih terasa sedikit sakit.

Lucas menatap tajam Lil, "punggungmu masih sakit. Duduk!"

Lil kicep, ia langsung duduk patuh. Padahal niatnya ia mau mengambil makanannya yang berada di atas nakas.

"Tapi Lil mau ambil makanannya."

"Biar aku, dimana kau letakkan?" Ucap Lucas menawarkan diri.

"Di sana." Jawab Lil senang, ia menunjuk benda yang seperti bekal makanan berwarna putih di atas nakas.

Lucas mengangguk, ia berdiri dan berjalan mengambilkan makanan Lil.

"Makasih Lucas." Ucap Lil sambil menerima bekal makanannya dengan senyuman.

"Hm." Jawab Lucas seadanya, jujur, ia begitu berdebar ketika melihat wajah Lillian yang begitu menggemaskan. Respon singkat yang ia beri itu hanya sebagai alasan untuk menutupi rasa senangnya.

Lil membuka bekal makanan itu pelan-pelan, lalu mengeluarkan sebuah kue berwarna putih dari dalam.

"Ini namanya kue salju karna warnanya yang seputih salju. " Ujar Lil sambil mengangkat kue itu ke udara.

Lucas menaikkan sebelah alisnya, isinya kue ya. Ia kira makanan bekal.

"Lucas mau?" Tawar Lil.

Lucas menggeleng, ia tak terlalu suka pada kue, apalagi jika itu berasa manis.

"Kenapa? ngga suka ya?" Tanya Lil sedih, langsung meletakkan kembali kuenya itu ke dalam kotak bekal.

Lucas langsung menggeleng, "tidak! Aku suka." Jawab Lucas cepat, ia segera mengambil salah satu kue dan memasukkannya ke dalam mulut.

🦄🦄🦄


Laperrrrrrrr


tbc


01 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now