33🐺

172 6 0
                                    

Setelah berdiskusi singkat, akhirnya Lil, Lucas, dan Kiel memutuskan melakukan kerja kelompok di sekolah saja. Di perpustakaan lebih tepatnya.

Awalnya Kiel tak paham mengapa Lil tak memberitahukan alamat rumahnya, apakah Lil tak tahu? atau enggan memberi tahu? Entahlah, biarpun begitu Kiel tak mempermasalahkannya. Ia menerima saja semua keputusan gadis itu.

"Yaudah, kita lakuin besok aja." Kata Lil mengakhiri diskusi dadakan itu. Ia segera berdiri dari duduknya, hendak keluar kelas.

Lucas ikut berdiri, "mau kemana?" Tanyanya pada Lil.

Kiel ikut melihat ke arah Lil, ingin tahu juga kemana Lil hendak pergi, padahal sebentar lagi guru akan masuk ke kelas untuk mengajar.

"Toilet." Katanya singkat, lalu segera beranjak dari tempatnya dan keluar dari kelas.

Lucas mengikuti Lil, ia hanya akan memantau Lil dari luar toilet saja, tak mungkin ia masuk ke dalam karena toilet itu ditujukan khusus perempuan.

Lil tak sadar jika Lucas mengikutinya, ia berjalan dengan tenang dan masuk ke dalam salah satu bilik toilet.

Selesai kegiatannya dengan segala hal yang dibutuhkan di toilet, tangan gadis itu terulur untuk membuka engsel bilik pintu.

Tapi tangannya malah terambang di udara karena mendengar sebuah suara-suara dari luar biliknya.

"Eh, kamu tau engga?"

"Engga tau."

"Kok engga tau?"

"Kan kamu belum ngasih tau."

"Ngasih tau apa?"

"Ya, mana aku tau kau mau ngasih tau apa."

"Kok engga tau."

"Ih! Kamu ngeselin banget deh. Jangan main-main, tadi mau bilang apa?"

"Hehe.. iya tadi aku mau ngomongin sesuatu."

"Ngomongin apa?"

"Kamu tau 'kan anak perempuan dari kelas 1a?"

"Banyak anak perempuan di kelas 1a, siapa yang kamu maksud?"

"Hei, kau tak tau kalau di kelas 1a ada anak cewek yang katanya super duper cantik dan menggemaskan, bahkan ia selalu dikelilingi oleh anak laki-laki yang tampan."

"Oh.. itu, aku pernah dengar, tapi ngga pernah liat muka si perempuan itu."

"Iya aku juga, soalnya dari cerita yang aku dengar, kalo si—siapa yah namanya, eumm.."

"Lillian?"

"Ah! Iya, katanya Lillian ngga pernah pergi ke kantin, lebih banyak ngabisin waktu di dalam kelas. Terus dijagain sama Lucas, kalo enggak Yehezkiel."

"Lucas? Yehezkiel? siapa mereka?"

"Ck, kau benar-benar tidak tahu? Tentu saja si anak paling tampan di seluruh sekolah Alessa."

"Bukannya Gala kelas 1c?"

"Eh, engga deh. Katanya posisi Gala, Kiel, dan Lucas setara. Jadi ngga tau mana yang juara satunya."

"Hah, aku iri dengan Lillian. Dia beruntung sekali bisa berada di tengah-tengah anak laki-laki tampan itu."

"Iya, aku juga."

Beberapa saat terus menunggu, akhirnya kedua anak perempuan yang sedang berbincang-bincang itu pergi keluar. Suara derap langkah kaki menjauh membuat Lil yakin bahwa mereka benar-benar keluar dari toilet.

Lil masih merenung di dalam, apa kata mereka tadi? Beruntung? Beruntung darimananya hei!?

Ia bahkan selalu merasa pusing jika Lucas dan Kiel berada di dekatnya, sedikit-sedikit pasti akan langsung berantem. Apa-apa langsung saling adu mulut, adu tatapan tajamnya, huh! Daripada beruntung, Lil malah merasa sial.

Eh, ngomong-ngomong tentang Gala..hemm, Lil agak penasaran dengan dia sih. Padahal sebelumnya mereka tak pernah bertemu, tak pernah saling menyapa, tapi Gala datang padanya sambil mengulurkan botol minum. Berniat membantu, bahkan Gala mengenalkan namanya sendiri tanpa Lil minta.

Dan baru beberapa kali ia bertemu dengan Gala, ah, bukan beberapa kali sih, soalnya pertemuan mereka bisa dihitung dengan jari.

Dan terakhir mereka bertemu.. tadi pagi.

Aduh! Lil meringis sendiri mengingat kejadian tadi pagi, ia mengingat dengan sangat jelas bagaimana ketiga anak laki-laki hampir membuatnya mati meremang.

Tadi..

saat Gala tiba-tiba menarik Lil begitu saja dengan paksa tangan Lil agar terlepas dari genggaman Kiel dan Lucas, suara penuh permusuhan Lucas langsung terdengar dengan sangat jelas.

"Serahkan Lil padaku." Kata Lucas sambil menatap Gala, tatapan Lucas terhenti di pergelangan tangan Lil yang tengah digenggam oleh Gala.

Gala tak menanggapi, ia bahkan tak berbalik walau masih mendengar jelas perkataan Lucas. Terlalu malas jika harus menunggu sampai keduanya selesai memperebutkan Lil.

"Kau lagi, kau lagi." Ucap Kiel emosi, segera berjalan cepat untuk kembali menyentak tangan Lil.

"Duh." Ringis gadis itu pelan tak terdengar, ia hanya kaget karena tiba-tiba sudah ditarik aja ke belakang.

"Apa-apaan kau! Lepaskan Lil!" Kata Lucas tak terima, pandangannya beralih dari Gala ke Kiel, intinya ia akan menatap tak suka jika ada tangan-tangan menyebalkan yang menyentuh Lilli-nya.

"Lil, ayo." Ajak Lucas yang kembali menarik Lil paksa dari genggaman Kiel, membuat Lil lagi-lagi kaget.

Kiel berhenti, matanya menajam menatap Lucas, juga Gala yang ingin sekali menonjok wajah Lucas yang terlihat semena-mena itu!

Lucas balik menatap Kiel dengan tatapan tajam pula, walau tangannya masih memegang erat pergelangan tangan Lil.

Lil diam di tempat, bulu kuduknya meremang karena aura di sekelilingnya terasa menyeramkan.

Sudahlah! Jika seperti ini terus, yang ada mereka takkan masuk ke kelas. Mereka akan terlambat.

Lil membuka suara membuat atensi ketiga anak laki-laki itu menoleh padanya. "Aduh.. Lil bereng Lucas aja, ya? Hehe.. udah mau terlambat." Ucap Lil dengan kekehan renyah.

Lucas yang mendengarnya segera tersenyum miring, berjalan beriringan dengan Lil dan menjauhi kedua musuhnya dengan perasaan senang.

Kiel dan Gala diam di tempat, menatap kepergian Lil perlahan demi perlahan hingga pada akhirnya menjauh tak terlihat pandangan mata lagi.

🦄🦄🦄

Tbc

21 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now