18🐮

386 30 0
                                    

"Hiks, Lil ga akan ninggalin Lucas kan? Lil akan terus di samping Lucas kan? Lucas ga bisa jauh dari Lillian. Lucas ga bisa...jangan peduliin orang lain selain Lucas, hiks." Ucap Lucas sesenggukan di pelukan Lil, semakin mengeratkan pelukan ketika dirasa tangisannya semakin menjadi.

Lil kebingungan, bukannya mereda, tangisan Lucas malah bertambah.

Lil memutar otak, berpikir agar bagaimana Lucas berhenti menangis.

"Udah Lucas...Lil ga akan pergi, Lil akan selalu berada di samping Lucas kok." Jawab Lil menenangkan, membalas pelukan Lucas dengan erat pula.

Lucas tak langsung berhenti menangis, setelah beberapa menit barulah tangisannya terhenti. Sepertinya Lucas benar-benar takut jika Lil meninggalkannya, padahal Kiel belum tentu punya niatan ingin mengambil Lil. Memang dasarnya Lucas yang terlalu posesif.

"Li-Lil?" Panggil Lucas, kepalanya tertunduk. Suaranya juga agak serak karena lama menangis.

"Iya?"

"Ja-janji ya, ga akan ninggalin Lucas?" Tanya Lucas, mengangkat jari kelingkingnya, sebagai tanda antar teman untuk bukti perjanjian.

Lil tersenyum, baiklah, jika hal itu memang mampu membuat Lucas senang, Lil akan menurutinya.

"Janji." Jawab Lil sambil menautkan kelingkingnya pula di kelingking Lucas.

Lucas tersenyum senang, lalu menengadah menatap wajah Lil yang begitu candu baginya.

Bahkan, setiap kali Lil bermalam di mansionnya, Lil tidur di tempat tidurnya, di sampingnya, Lucas selalu berusaha membuka mata agar tak tidur lebih dulu dari Lil, itu ia maksudkan agar Lucas dapat melihat wajah Lil dengan puas, jika Lil terbangun, maka Lucas tak punya keberanian untuk menatap langsung sang lawan bicara, melihat pupil hitam legamnya saja Lucas sudah kalah, oleh sebab itu Lucas akan sangat senang jika Lil memutuskan untuk bermalam lagi di mansionnya. Ia bisa melihat wajah Lil yang tak membosankan dengan puas.

"Temenin Lucas tidur ya?" Pinta Lucas, matanya yang sayu dan lembab akibat menangis memunculkan rasa kantuk, apalagi sekarang memang sudah waktunya tidur siang untuk anak-anak.

"Tapi ganti baju dulu." Kata Lil mengingatkan, bahkan Lil sendiri belum berganti pakaian karena sepulang sekolah tadi Lucas sudah langsung memeluknya.

Lucas menggeleng, "nanti aja." Jawab Lucas malas, ia bahkan sudah menguap. Sepertinya Lucas benar-benar mengantuk. Akhirnya Lil mengangguk, kasihan juga melihat Lucas yang mengantuk seperti itu, memang beberapa saat lalu Lucas menangis lumayan lama.

"Ayo, temenin." Ajak Lucas, menarik tangan Lil agar semakin masuk ke tengah kasur.

"Iya."

Lucas membaringkan tubuhnya yang terasa letih, menutup mata sekilas lalu membukanya lagi. Lucas memiringkan tubuhnya ke sisi kanan, karena di sana Lil juga tengah berbaring.

"Lil.." panggil Lucas dengan serak, pasalnya posisi Lucas saat ini sangat tak enak jika sedang bersuara.

"Hm?" Jawab Lil, ia sudah terbaring dengan tenang, namun tidur telentang, tak menghadap Lucas.

"Beneran ya, ga akan ninggalin Lucas?" Tanya Lucas lagi, entah sudah berapa kali Lucas mengajukan hal itu terus, bahkan saat menangis tadi Lucas selalu berucap, 'jangan tinggalin Lucas'. Selalu itu, Lil saja tak paham maksud perkataan Lucas. Lil hanya mengangguk saja berharap Lucas meredakan tangisannya.

"Iya, Lucas." Jawab Lil.

"Ayo, hadap Lucas. Jangan liat atas, ada Lucas di sini." Ujar Lucas lagi.

Lil menoleh dengan kepala yang ia tolehkan ke samping, menatap lumayan lama manik Lucas yang juga tengah menatapnya.

Ditatap seperti itu oleh Lil membuat laki-laki itu gelagapan, "ke-kenapa liatin Lucas?"

Lil menggeleng, tak mungkin 'kan Lil mengatakan bahwa ia sedang berpikir perihal apa Lucas menangis. Jika Lil mengajukannya, pasti Lucas akan menangis lagi, karena sepertinya hal itu agak sensitif bagi Lucas.

Lil memutar tubuhnya menghadap Lucas, tangan kanannya ia angkat untuk mengelus wajah Lucas yang penuh lebam itu.

"Sakit?" Tanya Lil, matanya hanya fokus ke luka itu saja, merasa iba saat Lucas terluka.

Lucas mengembangkan senyumnya yang melebar, saat ini Lil terlihat seperti sedang mengkhawatirkannya, dan itu membuatnya merasa sangat senang.

"Iya." Jawab Lucas setengah berbohong, karena jika dikatakan sakit, tidak terlalu, jika dikatakan tidak sakit, masih ada rasa nyut-nyutan walaupun sedikit.

"Makanya jangan lagi berantem, ya? Demi Lil."

Awalnya Lucas tak ingin menjawab, karena ia tak bisa berjanji jika tak bertengkar lagi. Pasalnya emosinya akan sampai ubun-ubun jika ada seseorang yang mencoba merebut Lillian darinya. Karena itu, ia tak bisa menahan hasrat untuk tak memukuli orang yang memiliki niatan mengambil Lillian dari sisinya.

Tapi, semua pikirannya itu dihanguskan oleh perkataan terakhir Lillian.

Demi Lil.

Bagaimana bisa Lucas tak mengangguk, jika hal itu yang membuat Lil tak merasa khawatir lagi maka Lucas akan menyanggupinya.

"Lucas pintar." Puji Lil kala kepala Lucas sedikit mengangguk, tandanya Lucas mematuhi ucapannya.

"Yaudah, sekarang tidur ya." Ajak Lil, lalu merentangkan tangannya yang disambut dengan senang hati oleh Lucas.

Lucas memeluk Lil dengan erat, mencari tempat ternyaman di pelukan Lil.

"Tidur Lucas." Ucap Lil kala merasakan bahwa tangan Lucas malah bermain-main dengan rambut Lil yang terjuntai.

"Hm." Jawab Lucas dengan nada yang seperti sedang menahan senyuman.

Siang itu, Lucas tertidur dengan perasaan membuncah, Lucas harap ia dan Lil akan selamanya bersama seperti ini.

🦄🦄🦄

Tbc

03 Desember 2023

FLOWER GARDEN [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang