PROLOG

123K 5K 38
                                    

•••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••••

Malam perayaan tahunan perusahaan adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh para pekerja, salah satunya adalah Mima. Selain karena banyak games dengan berbagai hadiah menggiurkan, juga Mima bisa merasakan aneka makanan lezat yang gratis sampai-sampai tidak perlu makan sampai besok karena masih kenyang.

Katakanlah Mima tidak tahu malu karena memilih mencicipi makanan yang tersedia di meja prasmanan alih-alih berbaur dengan para petinggi untuk membahas pekerjaan yang setahun ini dilewati.

Ayolah, ini perayaan akhir tahun. Pesta. Apakah pantas membahas pekerjaan di acara begini, disaat semua orang menginginkan kesenangan malah dibuat pusing lagi oleh pekerjaan yang sudah lalu.

"Udah kali, Ma. Lo mau makan berapa banyak lagi? Sampe perut Lo pecah?" Ujar Rosa yang tidak habis pikir dengan kebiasaan Mima yang sejak dulu tidak pernah berubah.

Rakus.

Dengan mulut yang masih penuh, Mima melirik temannya dan menunjuk Rosa dengan sumpit bekas pangsit rebusnya. "Makanan segini banyak kalo gak buat dimakan ya buat apa? Lagian perut gue masih nampung banyak, kok. Lo tuh harusnya banyak makan, energi kita udah dikuras habis buat kerja keras tau gak. Makanan segini mah gak ada apa-apanya!" Kilahnya lalu menyuapkan potongan pangsit berukuran cukup besar ke dalam mulut, membuat Rosa bergidik.

"Gue liat Lo makan aja udah kenyang. Udah ah, bentar lagi sambutan dari Direktur, lho. Lipstick Lo harus tetep on point!"

Mima merotasikan bola matanya. Peduli apa dia pada lipstick yang sudah luntur sejak tadi karena terkena minyak makanan. Lagipula sambutan yang diberikan nanti pasti akan terasa membosankan, jadi setidaknya perut harus kenyang untuk menerima omong kosong yang disampaikan Direktur ---yang sebenarnya makin bahagia setelah mempersulit karyawannya selama setahun belakangan.

Tak tahan melihat temannya terus mengisi piring yang kosong, Rosa lantas menariknya dan membawa Mima menjauh dari meja prasmanan. Bisa lama urusannya kalau soal makanan, mengingat Mima itu sangat rakus soal makanan.

Tiga tahun lamanya Mima bekerja di perusahaan food instan, sosok direktur adalah yang paling Mima benci. Bukan bermaksud tidak sopan ya, alasannya karena beliau itu sangat kasar dan juga galak. Padahal menurut Mima kalau sudah tua itu harus banyak-banyak ibadah dan berkata baik, tidak takut apa kalau mendadak serangan jantung pas mengomel?

Direkturnya itu saat diruang meeting bak seekor banteng yang siap menyerang, sedangkan jika di acara yang disaksikan publik seperti sekarang, berubah beberapa ratus derajat menjadi seorang malaikat baik hati. Lihat saja mulutnya yang terus tersenyum lebar sampai giginya kering.

Mendadak Mima merasakan perutnya mulas.

"Ros, kayaknya gue perlu ke kamar mandi, deh." Ia berbisik pada Rosa dan langsung mendapat tatapan tajam dari temannya.

My Beloved Staff (TAMAT)Where stories live. Discover now