Bagian 1

81.6K 4.1K 25
                                    

Yang tadi ada kesalahan publis, jadi aku publis ulang. Kurang teliti sayy, kalem. Ini pun gak sependek itu kok. Wkwk

•Beloved Staff•

Bunyi gebrakan familiar sukses membuat beberapa karyawan yang tengah duduk di kubikel masing-masing, tersentak. Tak lama kemudian omelan dari mulut busuk manajer terdengar, jangan lupakan air liur yang memuncrat sehingga korban omelannya kali ini harus selalu waspada agar cairan beracun itu tak mengenai anggota tubuh mereka.

Kejadian seperti ini bukan lagi sesuatu yang aneh bagi mereka yang sudah terbiasa. Malahan Mima, wanita itu masih sempat-sempatnya membenarkan eyelashnya disaat salah satu rekan kerjanya disemprot habis-habisan oleh si manajer. Lalu tak lama oknum itu kembali ke tempatnya dan menghempaskan dokumen yang sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh sang atasan.

"Erdi goblok!" Makinya dengan suara tertahan, karena kalau sampai si pemilik nama mendengar maka akan ada omelan part kedua akan dia dapatkan.

Mima melongokan kepalanya dan tersenyum lebar saat melihat raut wajah tak bersahabat Via. "Bukan goblok, Vi. Edan," koreksinya dengan tak tahu malu lalu terkekeh kecil.

Via merotasikan bola matanya. Tentunya kejadian yang menimpanya menjadi pemandangan yang menghibur bagi beberapa orang ---salah satunya adalah Mima. Jemima, si manusia penyuka keributan dan juga kerusuhan. Via bahkan sempat bertanya pada Rosa, apakah Mima terbuat dari tanah seperti mereka atau justru susunan jerami yang membuat gatal. Dan Mima malah menjawab sekenanya dengan penuh percaya diri, bahwa dirinya diciptakan dari cinta ayah dan ibu juga restu Tuhan.

Ya, tidak salah, sih.

"Bahkan proposalnya aja belom dia liat tapi udah dihujat aja. Gak tau apa gue ngerjain ini sampe gak bisa tidur!" Via masih terus merutuk di kursinya, sambil memukul dokumen diatas meja.

"Dia mana mau peduli kali, Vi. Udah gue bilang dia itu dendam sama Lo karena udah Lo jutekin dulu. Lo liat aja sama anak magang yang happy kiyowok kayak Lova!" Mima menunjuk seorang gadis yang lebih muda darinya, tengah berhadapan dengan manajer sambil tersenyum manis.

Bahkan tak ragu mengucapkan kalimat dengan suara mendayu sehingga sang manajer menyambutnya dengan tak kalah hangat.

"Lo juga harusnya tadi ngomongnya begitu. Pake desah-desahan manjah."

"Asu!"

Mima tergelak puas lalu membawa pandangannya pada anak magang yang berjalan menjauhi ruangan manajer sambil senyum mesem-mesem, sorot matanya seketika berubah sinis ketika mata mereka bertemu dan anak itu bersikap seolah dia adalah manusia polos. Tipe-tipe kesukaan atasan.

Wajahnya boleh saja nampak lugu namun Mima bukan orang bodoh dan sudah tahu asam garamnya bekerja disebuah perusahaan seperti ini. Tidak bisa bermain otak maka pengaruh pesona yang bekerja. Salah satu alasan mengapa Mima tidak menyukai orang yang bersikap sok lugu dan polos, mereka itu pandai sekali bermanipulativ, selalu bak korban yang perlu dilindungi. Sangat tidak cocok dengan Mima yang apa-apa serba sendiri dan mengerjakan segalanya penuh dengan ambisi serta kerja keras.

Maka Mima akan sedikit bermain dengannya. Sayang jika hari ini lewat tanpa dia mengisengi seseorang dan sepertinya anak magang bukan pilihan yang buruk. Toh, Mima tidak mau juga dianggap seperti senior yang mengayomi atau sok pintar, dia hanya Jemima.

"Lova, bisa minta tolong gak?"

Gadis berambut panjang lurus itu langsung mengangkat kepalanya dan menatap Mima yang tengah tersenyum ke arahnya. "Iya, Mbak. Tolong apa?"

"Bantu cari arsip. Dimeja gue gak ada kayaknya di ruangan arsip, deh. Bisa bantu cariin?" Mima mengerjapkan matanya dua kali, menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan gerakan lentik.

My Beloved Staff (TAMAT)Where stories live. Discover now