Bagian 27

44.7K 3.8K 146
                                    

Lova sedang asyik tertawa bersama dengan teman-temannya ketika tiba-tiba seseorang menjambak rambutnya dan menariknya hingga terhuyung beberapa langkah. Saking syoknya, dia sampai kehilangan kata untuk beberapa saat dan melebarkan kedua mata ketika melihat Via yang berdiri dihadapannya sembari melayangkan tatapan nyalang.

"Emang anjing lo, ya!" hardik Via penuh dengan emosi sembari menunjuk Lova, tentunya tindakan yang dia lakukan tersebut sukses menjadi pusat perhatian teman-teman sedivisinya.

Firman yang ada di sana tak tinggal diam dan mencoba untuk menahan Via agar tidak terjadi pertengkaran. Meskipun sebenarnya dia agak ngeri karena ekspresi Via benar-benar terlihat menakutkan saat ini.

"Vi, tenang! Ada apa, sih? Ngomong baik-baik!" tegurnya namun sayangnya tak diterima dengan baik oleh Via, wanita itu juga mendorong Firman agar menjauh darinya.

"Gue gak bisa ngomong baik-baik lagi sama anjing kayak dia! Psycho lo, setan!" Kata-kata makian terus terlontar dari mulut Via, mengabaikan tatapan orang-orang kepadanya karena tujuan Via hanyalah membalas apa yang telah cecunguk ---Lova--- itu lakukan.

"Maksud Mbak Via apa? Aku gak---"

"---stop masang muka sok polos lo itu didepan gue ya, bangsat! Gue gak akan pernah ketipu sama tampang lo. Apa masalah lo sama temen gue, hah? Apa maksud lo dengan ngunciin Mima di gudang, anjing!" William berusaha menahan badan Via yang sejak tadi terus memberontak, tidak tahan ingin menyerang Lova seperti seekor macan yang haus akan daging.

Lova tampak menegang, namun gadis itu langsung menutupinya dengan memasang ekspresi kebingungan. Hal tersebut membuat Via semakin merasa geram. "Saya ... saya gak ngunciin siapapun, Mbak---"

"Gak usah bohong lo! Lo pikir gue gak punya buktinya, hah? Kalo berani maju lo sini, lawan gue!" Via mengulurkan tangannya dan berhasil mencakar pakaian Lova, membuat gadis itu meringis sambil berusaha menjauh. "Gue gak ngerti ya apa masalah lo sama si Mima, bahkan lo tuh kentara banget nyari gara-gara sama temen gue. Emangnya lo pikir lo siapa, hah? Cuman anak magang aja belagu lo! Jangan lo pikir gue gak tau rahasia lo ya, anjing. Pelacur lo, anak setan!"

"Via! Astaga!"" William berusaha membekap mulut wanita itu karena demi apapun perkataan Via tidak lulus sensor semuanya.

"Apa sih, Pak? Kenapa Bapak halang-halangin saya terus? Karena dia pacar Bapak gitu? Bapak gak terima saya kata-katin dia? Kalo gitu ajarin dia supaya jadi cewek bener!" Kini Via balik menyerang William hingga pria itu menatapnya dengan jengah.

Sedangkan Lova, gadis itu menatap Via dengan pandangan berkaca-kaca dan kedua tangannya mengepal kuat. "Mbak Via udah keterlaluan! Saya bisa laporin Mbak atas pencemaran nama baik."

"Lo pikir gue takut? Gue bisa balik laporin lo atas perencanaan pembunuhan. Lo mau apa?!" Para penonton hanya bisa saling meringis tanpa ada yang berani menenangkan Via. Bukannya apa-apa, baru melangkah mendekat saja wanita itu sudah mengeluarkan taringnya. Mereka juga takut.

"Saya gak lakuin apa-apa sama Mbak Mima, Mbak! Mbak udah permaluin saya didepan banyak orang!"

"Lo hampir buat temen gue mati, apa lo pikir gue bisa terima? Jemima punya phobia sama tempat gelap dan sempit, dan lo malah ketawa-tawa setelah gembok dia di gudang? Otak lo sehat gak?" Pernyataan Via kali ini berhasil membuat orang-orang ikut terkejut, berbagai spekulasi mulai bermunculan dan seolah ikut menyerang Lova.

"Beneran? Si Lova lakuin itu?"

"Si Via emang mulutnya gede, tapi dia gak mungkin bicara tanpa bukti, kan?"

"Wah, gila sih! Punya dendam apa sampe gitu amat?"

Lova mengedarkan pandangannya ke segala arah, nyalinya mendadak menciut saat semua orang menatapnya dengan penuh penghakiman. Bahkan mereka yang sangat dekat dengannya sekalipun.

My Beloved Staff (TAMAT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ