Bagian 31

45.6K 3.2K 38
                                    

Kemarin gak update ya, hehe. Istirahat dulu:))

•Beloved Staff•

Ketika Lova menginjakan kedua kakinya di ruangan, semua mata serentak tertuju ke arahnya. Hal tersebut membuatnya sempat tertegun selama beberapa saat, terutama mendapati sepasang mata tajam milik Via ---yang seolah siap menerkamnya. Biasanya orang-orang akan menyapanya dengan ramah, menanyakan apa dirinya sudah sarapan, dan perhatian lain sebagainya. Tetapi kini yang Lova dapat justru pandangan sinis, sindiran, dan juga perkataan kurang mengenakan dari beberapa orang.

"Masih punya muka buat masuk kantor? Kalo gue sih udah ngumpet di lemari, say!"

"Backingannya aja om-om tajir, wajar kalo dia gak takut lawan senior di kantor. Berasa punya pelindung kali ya, Wak? Padahal mah jadi ani-ani apa sih yang perlu dibanggain?"

"Lov, mantan cowok gue mau gak? Lo kan doyannya sama sampah!" Gelak tawa seketika pecah memenuhi ruangan membuat Lova menebalkan telinganya sebisa mungkin, hinaan seperti ini harusnya bukan apa-apa bagi dia, kan?

Ketika dia hendak duduk di kursinya, sebuah kaki menendang kencang benda tersebut sehingga tubuh Lova terjatuh dan membentur lantai cukup keras, gadis itu meringis kesakitan, berbeda dengan gelak tawa yang justru kian nyaring. Lova mendongak dan menatap tajam seorang perempuan yang menjadi tersangka perbuatan tersebut, justru tersenyum miring alih-alih meminta maaf apalagi membantunya.

Kedua matanya seketika langsung memanas, jantungnya masih berdebar kencang karena terkejut sampai akhirnya pandangannya beradu dengan sepasang nayanika milik Mima, wanita yang baru saja datang dan meliriknya disertai ekspresi dingin lalu melengos begitu saja, seolah tidak melihat apa-apa.

Memangnya apa yang dia harapkan?

Mima meletakan tasnya ke atas meja, diam-diam memperhatikan Lova yang kentara jelas menahan tangis. Kalau boleh jujur, rasa iba pastinya ada meski itu muncul di sudut hati Mima yang paling dalam, tetapi Mima tidak berniat untuk menghentikan apa yang orang-orang lakukan. Lova mendapatkan apa yang dia tuai, gadis itu mendapat penghakiman karena prilakunya sendiri dan Mima tidak mau ikut campur lagi. Anggap saja itu balasan.

Rosa langsung menarik kursinya untuk mendekat pada Mima dan menepuk bahunya. "Ma, lo tau gak? Katanya Bu Bella dikeluarin dari kantor." Perkataan sang sahabat barusan sukses membuat Mima terkejut.

Mima menatap Rosa dengan mata melebar. "Dikeluarin apa keluar?" tanyanya, karena dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda dan seorang Bella yang katanya memiliki orang dalam kuat, mana mungkin dikeluarkan begitu saja.

"Dikeluarin. Kabarnya udah nyebar tau. Masa lo gak tau? Pak Arlan gak ngasih tau lo gitu? Gimana sih, katanya pacaran!" Wanita itu mengangkat sudut atas bibirnya. Ya, memang kalau mereka pacaran harus saling beri informasi seperti itu?

Namun tak lama kemudian, seutas senyuman tersungging di bibirnya.

Tapi, syukurlah. Kini kantor ini terbebas dari manusia serigala berbulu domba itu.

Saat makan siang, Mima pergi ke kantin bersama dengan dua temannya. Rasanya Mima benar-benar merindukan perasaan penasaran setiap kali menebak apa menu makan siang hari ini, sekaligus juga rindu ghibah dengan Via dan Rosa. Sensasinya selalu menyenangkan.

Di kejauhan, Mima menemukan Arlan yang sudah duduk dengan nampan makan siang penuh, tapi orangnya malah sibuk memainkan ponsel. Meski mereka kini telah resmi berpacaran, Mima tidak mau terlalu menunjukannya ditempat umum apalagi di kantor seperti ini. Jadi, sebelum Arlan menyadari kehadirannya, Mima langsung mengajak Via dan Rosa menuju tempat yang dirasa cukup jauh dari posisi Arlan.

My Beloved Staff (TAMAT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ