Bagian 11

50.8K 3.7K 14
                                    

Pagi hari itu harus selalu diawali dengan senyuman dan tentunya sarapan sebagai tenaga untuk bekerja keras mencari pundi-pundi rupiah demi bisa membeli kebutuhan, suasana hati juga sangat mempengaruhi bagaimana satu hari ini akan terlewati. Mima selalu percaya jika awal hari dia mulai dengan suasana gembira, maka aktivitasnya pun akan berlalu dengan menyenangkan dan begitu pula sebaliknya.

Semakin dewasa Mima mulai menyadari betapa pentingnya menikmati hidup. Iya, awal-awal memasuki fase pendewasaan Mima juga merasakan terseok-seok seperti orang dewasa kebanyakan, terus mengeluh kenapa hidupnya begini dan begitu sampai Mima lupa caranya bersyukur. Hal tersebutlah yang justru dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, karena terbiasa berpikir negatif ya pembawaannya dalam segala hal pun pasti negatif.

Awal mulai dapat menarik aura positif adalah saat Mima memasuki dunia kerja, dia bertemu dengan orang-orang dengan berbagai sifat dan mulai menilik karakter mereka sesuai dengan artikel yang sering Mima baca. Ya, slenge'an-slenge'an begitu Mima terbilang rajin membaca ---asal bacaannya menarik dan seru.

Mengenali karakter seseorang dapat membantu kita untuk mengimprove pembawaan bagaimana cara menghadapi masalah, sama seperti menghadapi lawan bicara yang mana setiap kepala berbeda maka berbeda pula cara berpikirnya. Mima selalu berusaha untuk bisa menempatkan diri dengan baik dan berpikir, bagaimana caranya dia tidak emosi jika dihadapkan dengan manusia menyebalkan ---seperti Pak Erdi dan Lova salah satunya. Yaitu, dengan cara tidak terpancing serta menahan aura negatif yang mereka berikan.

Memang awalnya itu tidak mudah, Mima juga sering menggebu-gebu ketika dihadapkan suatu masalah apalagi berhubungan dengan individu. Namun karena banyak orang disekitar yang membantunya, semuanya terasa jauh lebih ringan. Mima belajar dari sosok Via yang selalu menghadapi masalahnya dengan santai namun tetap berhati-hati, temannya yang satu itu boleh saja suka nyablak tapi aslinya dia itu bijak dan tegas ---entah pada orang lain atau dirinya sendiri.

Via sering mengatakan bahwa kita perlu mengutamakan ketenangan diri kita sendiri dibanding orang lain, seringnya memang kita selalu berusaha agar tidak membuat orang tersinggung dengan apa yang kita lakukan, tapi hanya mampu diam dan menerima saat perasaan kita tersinggung oleh orang lain. Itu hal salah, tidak ada larangan bagi kita menjauhi seseorang yang sekiranya membuat kita terbebani dan tidak nyaman. Dunia ini milik kita yang menjadi pemeran utama bagi hidup kita sendiri, jadi sudah menjadi hak kita untuk memilih siapa yang boleh masuk ke dalam dunia tersebut.

Mima senang ketika sudah berbagi pemikiran dengan Via atau Rosa, karena dua orang berbeda karakter itu masing-masing memberi kesan tersendiri bagi Mima. Via si tegas dan Rosa si pecinta kecantikan. Makanya tidak heran jika Mima menerapkan kedua hal tersebut dalam hidupnya.

Tegas dan cantik. Setidaknya Mima harus memiliki dua itu untuk kehidupannya yang lebih seimbang. Tegas untuk menunjukan bahwa dia tidak akan membiarkan siapapun menjatuhkannya, dan cantik untuk menarik atensi banyak orang sehingga Mima tidak diabaikan. Karena rasanya akan sia-sia ketika dia pandai berbicara tapi tidak ada satupun yang mendengarnya hanya karena dia tidak cantik. Miris tapi itu faktanya.

Bukan hanya soal cantik fisik, melainkan juga value dalam diri, pendidikan, serta keunggulan yang membuat seseorang kelihatan menarik di mata siapapun. Semuanya harus ballence.

Maka pagi ini dengan penuh kepercayaan diri, Mima melangkah keluar dari dalam lift sambil menenteng handbag terbarunya dan di tangan lain menggenggam sebuah map biru. Senyuman tipis menghiasi wajah wanita berusia 27 tahun itu. Ketukan wedges yang terpasang di kedua kakinya terdengar tegas disetiap langkah pasti Mima.

Ketika matanya menemukan yang sejak tadi ia cari, Mima menggiring kakinya menghampiri sosok pria yang sejak tadi sudah menunggunya.

"Selamat pagi, Pak Arlan. Maaf, membuat Bapak menunggu lama." Dia menyapanya dengan ceria membuat Arlan tersenyum ke arahnya. Jenis senyuman yang sudah mulai Mima biasakan setiap kali melihatnya. Tidak lagi berdebar seperti sebelumnya.

My Beloved Staff (TAMAT)Where stories live. Discover now