EPILOG

63.7K 3.2K 97
                                    

Sebuah perjalanan bisnis adalah hal yang menyenangkan terutama bagi karyawan yang suka mencoba hal-hal baru karena dari sana bukan hanya bertujuan untuk membangun kerja sama baik dengan perusahaan lain, dan tentang pembahasan perkembangan usaha tertentu, tetapi juga pengalaman berharga yang sangat penting dalam pembangunan diri sebagai seorang pekerja.

Namun terkadang semua itu akan jadi sangat menyebalkan ketika ada sesuatu yang ---sedikit saja meleset dan tidak pada tempatnya. Seperti contoh saja waktu.

Mengapa demikian?

Arlan yang merasakan sendiri bagaimana ia harus melakukan perjalanan bisnis atas utusan atasannya, memang bukan kali pertama untuknya, tetapi masalahnya adalah Arlan tidak mau meninggalkan istrinya sendirian di rumah yang sedang hamil tua. Alasan yang sangat memberatkan Arlan untuk pergi melakukan perjalanan ke luar kota.

Meski Mima sudah meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tapi tetap saja hati Arlan sebagai seorang suami tidak bisa setega itu meninggalkan Mima. Jika bukan karena cuti yang hendak diajukan ingin segera disetujui, Arlan ogah harus pergi jauh-jauh seperti ini.

"Beneran gakpapa?" Untuk kesekian kalinya Arlan mengajukan pertanyaan serupa pada Mima, hal itu membuat Mima mulai merasa jengah pun langsung menatap suaminya dengan sebal.

"Gakpapa, Mas. Demi apapun, gakpapa. Aku bisa minta Via atau Mama nginep disini selama kamu gak ada. It's okay, gak ada yang perlu dikhawatirkan. HPL-nya masih minggu depan, Mas!" Mima menjawab dengan greget. Dia mengerti jika Arlan seperti ini karena peduli dan mengkhawatirkannya, tapi sesuatu yang berlebihan kan tidak baik.

Arlan harus pergi jauh untuk beberapa hari karena tuntutan pekerjaan, jadi tidak masalah. Beda cerita kalau perginya untuk berwisata.

Pria itu lalu mengubah posisinya menjadi sepenuhnya menghadap pada Mima, istrinya itu terlihat begitu santai menonton tayangan kartun dua anak kembar berkepala botak, di YouTube. Tangannya terulur dan mendarat diatas perut Mima.

"Kamu kok santai begitu, sih? Kan aku mau pergi tiga hari di sana," ujarnya dengan nada merajuk. Padahal Arlan bisa punya alasan untuk menolak pergi jika Mima merengek menahannya.

"Tiga hari tuh bentar, Mas. Lagian kan itu urusan kerjaan, jadi aku gak masalah."

"Kenapa begitu? Padahal kamu suka gak bisa jauh-jauh dari aku kelamaan?" Ya, tidak salah sih. Tapi kan kali ini tujuannya berbeda.

Mima pun tersenyum dan mencubit hidung suaminya. "Kan kamu cari uang. Nanti kalo uangnya nambah otomatis uang saku aku makin nambah juga. Jadi, gakpapa." Rahang Arlan terbuka, tak percaya kalau Mima mengatakan itu padanya secara langsung yang mana dia menjelaskan jika tidak masalah dirinya pergi asalkan uang mereka bertambah dengan aman.

"Kamu mah mikirnya begitu, padahal aku beneran khawatir kalo harus ninggalin kamu sama si bayi cuman berdua doang. Apalagi akhir-akhir ini kamu suka pengen bolak-balik kamar mandi tengah malem." Mima menghembuskan napasnya. Dia yang hamil tapi Arlan yang parnoan.

Lantas Mima menyentuh punggung tangan suaminya yang sedang asyik mengelusi perutnya, dia mendekat lalu mendaratkan kecupan singkat pada bibir Arlan membuat si pria menautkan sebelah alisnya, bingung.

"Kamu perginya cuman tiga hari, kan? Jadi aku gak masalah, toh sebelum si bayi lahir nanti kamu juga bakalan pulang. Sejauh ini aku baik-baik aja, gak ada ngerasain keluhan apapun juga. Besok pas keberangkatan kamu, aku bakalan langsung telepon mama buat temenin aku nginep disini. Oke? Jadi kamu gak perlu khawatir berlebihan. Kamu fokus aja sama kerjaan biar cepet beres, biar cepet pulang juga." Wanita itu mengelus lembut rahang suaminya yang terasa sedikit kasar karena bakal tumbuh janggut, dia berusaha untuk meyakinkan Arlan bahwa dirinya bukan manusia bodoh yang akan diam saja jika memang dalam kondisi memerlukan bantuan orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beloved Staff (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang