Bagian 12

47.6K 3.9K 44
                                    

Makan siang kali ini Mima sedikit terlambat karena tidak tepat waktu menyelesaikan laporannya, sehingga saat datang ke kantin makanannya tersisa sedikit dan beberapa wadah terlihat sudah habis hanya menyisakan bumbu. Mima jadi makan seadanya.

Sambil mencari meja kosong, dia mengedarkan pandangannya ke segala arah mencoba mencari tempat yang menurutnya nyaman untuk dipakai makan. Kedua temannya sudah selesai lebih dulu, memang bukan kawan sejati karena tidak menunggunya untuk makan bareng.

Tanpa sengaja pandangannya bertemu dengan sepasang obsidian milik Arlan, pria yang sedang menikmati makanannya itu tidak sendirian melainkan bersama Lova yang duduk di sampingnya.

Tidak ingin mengganggu, Mima memilih untuk berlalu begitu saja namun apes, Arlan malah memanggil namanya dengan cukup keras hingga menarik beberapa pasang mata melihat ke arah mereka. Wanita itu memejamkan matanya menahan malu.

Mau tak mau ia berbalik lalu tersenyum ke arah Arlan yang justru menyeringai, sepertinya puas karena berhasil membuatnya kesal. "Duduk disini. Makan sama saya," katanya seraya menunjuk kursi kosong didepannya. Kentara jelas pria itu berusaha untuk mengabaikan Lova.

"Saya cari tempat lain aja, Pak."

"Masa makan sendiri? Biasanya juga makan bareng saya, kok." Apa katanya?

Apa maksud Arlan barusan? Mereka hanya makan bersama beberapa kali saja. Mima memicingkan kedua matanya, karena bisa-bisanya Arlan berbicara yang justru dapat menggiring opini dari orang-orang.

Tak ingin membuat suasana semakin buruk, Mima lantas berjalan ke arah meja Arlan dan duduk dihadapan mereka. Lova hanya menatap tanpa ekspresi sambil melanjutkan makan siangnya.

Arlan menatap Mima sambil tersenyum. Ada perasaan senang tersendiri dalam hatinya ketika melihat wajah merengut Mima, apalagi kalau bibirnya sudah memanyun. Mima jadi kelihatan mirip anak ayam. Lucu sekali.

Dengan inisiatif yang muncul dalam kepalanya, Arlan mengambil potongan ayam Krispy yang belum dia sentuh sama sekali lalu memindahkannya ke wadah makan Mima. Tindakan tersebut berhasil membuat Mima dan Lova sama-sama terkejut.

Mima menatap Arlan dengan matanya yang melebar, seolah meminta penjelasan apa maksud dari yang barusan ia lakukan. "Kamu cuman makan sayur dan tempe. Makan ayam saya aja. Kamu suka ayam goreng, 'kan?" Tanyanya dengan nada enteng seolah tingkahnya barusan bukanlah apa-apa.

"T-tapi ... Ini kan punya Bapak."

"It's okay. Saya udah kenyang. Lagian saya gak begitu suka daging ayam, jadi kamu bisa makan. Belum saya cicipi, kok." Mima mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ditatapnya potongan ayam krispy tersebut dalam diam. Dirinya memang sangat suka makanan olahan ayam, tapi dari mana Arlan tahu ---dan kenapa harus melakukan ini didepan Lova?

Apakah sebenarnya pria itu sengaja ingin memanasi Lova? Sepertinya berhasil karena wajah gadis itu sekarang kelihatan sangat merah.

Lova berdeham pelan, dia melemparkan senyuman pada Arlan. "Kalau begitu saya duluan, Pak Arlan. Permisi." Gadis itu bahwa tidak mau repot-repot berpamitan pada Mima seolah tidak menganggapnya ada.

Mima tersenyum sinis. Sangat tidak sopan!

Arlan mengulurkan tangannya dan menarik kembali kepala Mima agar fokus pada makanannya. "Lanjut makan. Biarin dia pergi, dari tadi dia ganggu saya." Wanita itu melayangkan tatapan membunuhnya pada pria dihadapannya.

"Jadi Bapak jadiin saya tameng buat usir dia gitu?" Arlan menggeleng.

"Enggak, kok. Saya emang tulus ngasih kamu ayam itu," jawabnya membuat Mima mendengus dan menggigit potongan ayam tersebut sekaligus.

My Beloved Staff (TAMAT)Where stories live. Discover now