Inferiority

9.6K 944 139
                                    

Kadang terbesit dalam pikiran, "tulisanku gak mungkin bisa sebagus si ini atau si itu."

Atau waktu melihat orang lain yang tulisannya bener-bener bagus, kadang sempat terpikir "kenapa aku gak bikin cerita kayak gitu? Ini keren banget!"

Mungkin itu adalah gejala inferiority, merasa diri lebih kecil dibandingkan orang lain. Gak bermaksud mengatakan ini baik atau lebih buruk, tapi cobalah untuk menyikapi hal ini dengan cara yang lebih baik untuk diri kita sendiri. 

Di satu sisi, pikiran seperti ini adalah pertanda bahwa kita bisa menghargai dan melihat kemampuan orang lain, alias tidak sombong. Tapi di sisi lain, bila terus dipelihara dan dibiarkan berkembang, sepertinya lama-lama diri sendiri yang kena. Bisa jadi pikiran seperti ini akan berubah menjadi rasa takut yang membuat produktivitas menurun, dan akhirnya gak ke mana-mana.

Mungkin sebenarnya kita iri dengan kemampuan orang lain atau keberhasilan orang lain, maka kita berpikir seperti itu. Mungkin kalau ini adalah iri hati yang terselubung dalam inferiority, kita bisa mengungkapkan rasa kagum tersebut pada orang yang bersangkutan sehingga kita bisa meyakinkan diri sendiri bahwa inferiority itu sudah diubah menjadi sikap persahabatan. Bila persahabatan sudah terjalin, mungkin tidak akan ada lagi perasaan-perasaan buruk saat melihat karya lain yang lebih baik daripada kita. Seorang sahabat sejati pasti senang kalau sahabatnya mencapai sesuatu, bukan?

Tapi lebih dari itu semua, bersikaplah baik pada diri sendiri. Katakan bahwa setiap orang punya jatahnya masing-masing. Mungkin dia unggul di bidang tertentu, yang memang bukan bagian kita. Kita punya keunikan sendiri yang akan ditemukan orang lain yang bisa menghargainya sebagaimana kita menghargai sesuatu yang kita anggap bagus. 

Inferiority adalah dasar dari rasa takut, yang akan menghalangi anda mencapai impian anda.

Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?Where stories live. Discover now