On Obviously Out Off Of Character

1.8K 149 14
                                    

Kalau kamu sering dan suka nulis fanfiksi, atau membaca fanfiksi, pasti gak asing lagi dengan istilah "OOC", Out of Character. Buat yang terasing dengan istilah tersebut, Out of Character maksudnya adalah karakter fiksi yang kamu tulis sebagai seorang fan, tidak berperilaku sebagaimana mestinya. Sehingga banyak pembaca yang juga fan dari karakter tersebut kesulitan untuk related dengan karakter kesayangan mereka itu.

Maaf, gue ga bisa ngasih tips gimana biar gak OOC, tapi gue bisa ngasih tips yang mungkin bisa membantu untuk menghindari OOC.

Minimalisir OOC secara garis besar

Jadi pada dasarnya, kamu sedang menulis tentang tokoh rekaan yang lahir dari buah pikiran orang lain. Perlu diketahui bahwa buku atau cerita yang kamu baca itu adalah sebuah film yang sutradara, kameraman, make up artist, screenplay, casting, dan aktornya adalah 1 orang; si author. Maka dari itu, kamu harus paham apa sih yang paling penting bagi si Author? Karena kalau kamu paham betul dengan Author tersebut, besar kemungkinan kamu juga tidak akan kesulitan untuk menciptakan cerita yang mirip dengannya.

Hubungannya dengan OOC adalah ... setiap author pasti memasukkan salah satu karakter dan sifat mereka sendiri ke dalam tokoh mereka. 

Biar lebih mudahnya, mari kita pakai kasus One Piece. 

Pernah nyadar gak kalau sebenernya hero dan villain dalam cerita tersebut 1 tipe semuanya. Kalau kita tarik garis besar dari cerita itu mengenai karakteristik.... tokoh One Piece cuma ada 2 tipe : yang setia kawan dan yang manfaatin kawan. Dari sana kita bisa mengambil sedikit kesimpulan mengenai ideologi dan basic dari filosofi Authornya. Karena isu tersebut terus berulang-ulang kembali, saya ambil kesimpulan bahwa Odachi sangat peduli dengan kesetiaan, persahabatan, kepercayaan, dan semacamnya itu. Orang baik adalah orang yang setia kawan, orang yang buruk adalah orang yang manfaatin kawan. 

Biar lebih jelasnya lagi, mari kita meleng bentar ke Dragon Ball.

Pernah nyadar gak kalau fungsi Dragon Ball sebenernya cuma buat ngidupin orang-orang mati doang? (atau seenggaknya sebagian besar permohonan untuk Shen Long adalah untuk menghidupkan Kuirin :P) Aside of that ... perhatikan juga bahwa misi penjahatnya kalau nggak untuk menguasai dunia, ya menghancurkan dunia. Dan lebih mendasar lagi daripada itu, semua itu pada dasarnya adalah : "adu kekuatan". 

Jadi, kalau ingin buat fanfic yang "gak begitu OOC" soal One Piece, si tokoh baik harus punya trait setia kawan, sementara si musuh tidak setia kawan dan pengkhianat.

Sementara kalau ingin buat fanfic yang "gak begitu OOC" soal Dragon Ball, harus ada dua tokoh yang ngadu kekuatan sampai menghancurkan dunia semudah bersin.

Minimalisir OOC secara individu

Misalnya kamu ngefans dengan Jean dari Shingeki no Kyojin, dan ingin bikin fanfic fujoshi antara JeanxMarco. Tapi gimana biar gak OOC, padahal ga ada hint kalau keduanya gay (at least for me)? 

Kamu bisa perhatikan hal-hal berikut ini dari masing-masing karakter :

1. Apa reaksi umum yang mereka berikan terhadap aksi tertentu? 

2. Apa yang membuat mereka marah?

3. Apa yang paling penting bagi mereka?

4. Seberapa kadar sensitif (emosi) mereka?

5. Apa yang tidak pernah mereka lakukan?

6. Apa yang selalu mereka lakukan?

Kamu bisa tambahkan sendiri pertanyaan-pertanyaan tersebut. Membaca interview dengan author mengenai karakter mereka juga bisa memberikan informasi bagimu tentang bagaimana cara membuat karakter agar tidak OOC. Yang pasti, kalau kamu sudah bisa berempati dengan karakter tersebut, kamu pasti tidak akan OOC parah saat menciptakan mereka.

Harap diperhatikan, saya bilang "empati", bukan "simpati". Karena terkadang banyak penulis fanfiksi yang membuat tokoh pinjamannya berakting sebagai mereka, ketimbang mereka (penulis fanfiksi) berakting sebagai si tokoh.

Ya, orang bilang "kamu harus bisa berpikir, kalau aku jadi dia, apa yang aku lakukan?".

Tapi banyak orang malah salah kaprah sehingga bersimpati terhadap si karakter daripada berempati. Bila kamu bersimpati, kamu sedang bertoleransi. "Aku"nya kamu masih ada dalam caramu memandang dunia si karakter. Tapi saat kamu berempati, kamu menghilangkan ke "aku" an kamu untuk memandang dunia melakui kacamata si karakter. Itu berarti saat kamu berempati, kamu bukan lagi kamu, melainkan si karakter. Untuk itulah penting sekali untuk mengetahui hal-hal mendasar dari karakter tersebut sebelum kamu berempati terhadapnya. 

Lihatlah karakter tersebut secara apa adanya, lengkap dengan kekurangan dan kelebihannya. Kadang sering ada fan yang begitu fanatik sampai-sampai dia ga melihat kekurangan dari tokoh idolanya tersebut.

Apakah OOC selalu buruk?

Kalau kamu seperti saya, tetap tidak bisa juga lepas dari ke-OOCan ^_^ ... ada kabar bagus buatmu.

Ini ada video kocak mengenai fananimation Final Fantasy yang cukup OOC, tapi pada saat yang sama juga IC. Di video ini Squall terlalu galak dan agresif, Tidus terlalu bodoh dan emosional, dan Cloud tidak emo seperti di gamenya. Tapi ya, ... ke-OOCan mereka tidak menjadi masalah. Tidak mengurangi animasi ini untuk dinikmati.

Dalam video itu, semua tokohnya jadi sedikit lebih "berisik" dan "kasar", mungkin itu sifat dari si pembuat animasinya. Tapi mereka tetap Squall, Cloud dan Tidus ... oke, mungkin Cloudnya bener-bener OOC, tapi film itu tetep oke karena si pembuat animasi masih memasukkan sifat dasar dari tokoh-tokoh tersebut. Misalnya sifat Squall yang selalu "gak mau urusan dengan orang lain", dan sifat Tidus yang "emosional". Hal kedua yang membuat ke-OOCan video itu termaafkan adalah karena ceritanya memang kocak banget. Kelihatan sekali kalau membuat animasi itu hanya ingin bersenang-senang saat membuat video tersebut, and it really is a fun animation to watch.

Jadi demikian tips dari saya mengenai pencegahan OOC. Pada akhirnya, kamu gak perlu khawatir apakah karakter kamu OOC atau nggak, karena intinya kamu hanya ingin bersenang-senang dengan imajinasi kamu mengenai tokoh-tokoh yang kamu sukai. Kalau kamu bisa menikmatinya, syukur-syukur orang lain pasti juga bisa menikmatinya. 

Sedikit curhat ... pada saat saya membuat fanfiksi, saya gak peduli apakah karakter yang saya tulis itu bakal OOC atau nggak. Saya menulis fanfiksi tersebut karena saya ingin membaca cerita yang ingin kunikmati.

*Tulisan ini ditulis dengan sekali tulis tanpa revisi, maka harap maklum dan maafnya andai ada kesalahan tulis atau apa semua tidak bermaksud untuk menjadi munafik atau tidak profesional tapi karena memang saya hanya ingin berbagi pikiran saja, bukan menggurui siapapun.

Semoga membantu :)

Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?Onde histórias criam vida. Descubra agora