Percakapan dan Aksi Tokoh

5.9K 569 29
                                    

Watch your thoughts for they become words,
watch your words for they become actions,
watch your actions, for they become habits,
watch your habits for they become your character,
watch your character for it becomes your destiny.
-Ralph Waldo Emerson

Sebenarnya gak yakin juga si Ralph yang bilang begitu, karena banyak sekali manusia yang mengatakan hal yang sama, termasuk Gandhi. Dengan sekian banyak orang yang mengatakan hal yang sama sekalipun di zaman dan kebudayaan yang berbeda, maka kita bisa memastikan bahwa hal tersebut memang benar.

Hubungannya dengan topik kali ini adalah tentang pengkarakteran tokoh dalam novel anda. Seringkali tips menulis menyarankan kita untuk mewawancarai tokoh rekaan sendiri, tujuannya adalah agar kita mengenali bagaimana pikiran mereka bekerja. Apakah mereka lebih tertarik pada makanan laut atau makanan vegan? Apakah mereka seorang feminist atau seorang liberal? Apa mereka INTP atau ISTJ?

Selain itu, latar belakang seseorang juga akan turut memengaruhi bagaimana pikiran mereka bekerja. Misalnya seorang anak yatim, akan tumbuh tak terarah karena tidak punya ayah yang ada untuk menjadi figur teladan. Mungkin mereka tampak kuat, namun di dalam mereka orang rapuh yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitar mereka. Atau tokoh anda adalah seorang anak yatim, tapi dia cukup bijak untuk bisa menguatkan dirinya sendiri dan bersumpah bahwa dia tidak akan butuh orang lain dalam hidupnya? Mungkin saja terjadi. Pastikan karakterisasi itu diperkuat dengan mengumpulkan referensi yang bisa dipercaya.

Berikutnya, anda harus pandai berprediksi; bagaimana seorang feminist bereaksi terhadap sesuatu? Apa yang dilakukan seorang liberal apabila menghadapi situasi tertentu? Apa yang menjadi minat seorang INTP? Apa yang menjadi tujuan hidup ISTJ?

Jangan sekadar mengajukan "apa hobimu?" cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang bisa membuat mereka menunjukkan orang seperti apa mereka. Misalnya seorang feminist bila dihadapkan dengan kasus perkosaan, mungkin dia akan mengambil sikap berbeda dengan seorang sexist yang menuntut perempuan harus di dapur dan memasak.

Sebagai latihan, cobalah untuk mengamati perilaku orang-orang terdekat anda dan mempelajari cara mereka berpikir, dan menemukan apa yang menarik perhatian mereka. Setelah itu, coba anda uji apakah anda sudah cukup tepat dengan pengamatan anda atau belum dengan cara memprediksi apa yang akan dilakukan mereka.

Ingatlah bahwa seorang penulis, berangkat juga dari seorang pengamat. Karena dia mengamati, dia paham, karena paham, dia bisa memanifestasikan pemahamannya dan menggunakan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Semoga tulisan ini membantu.



Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?Where stories live. Discover now