Haruskah Kita Menulis di WC?

2.2K 255 40
                                    


Memang benar. Pada saat kita gak ngapa-ngapain, ide bemunculan seperti jamur di kamar lembab. Tapi pada saat tangan kita mendarat di laptop, sampai kopi panas jadi dingin rasa-rasanya sulit sekali menulis sesuatu. Kita pun cabut ke wc, dan nongkong di sana. Mendadak ide-ide bermunculan kembali. Tapi begitu kita duduk di depan laptop ... pooff semua hilang!

Pertanyaannya ... haruskah kita menulis di WC?

Disclaimer : Ini hanya sekadar teori ... dari pengalaman pribadi...

Pada saat kita duduk di wc, kita berada dalam ruangan sempit dengan panorama terbatas dan tidak banyak gerakan yang bisa kita buat. Tidak ada sesuatu yang malang melintang untuk menarik perhatian kita. Kalau pun ada, sesuatu tersebut biasanya menjadi serupa objek yang membuat kita tergoda untuk berpikir banyak. Hal itu disebabkan karena kita sedang tidak melakukan apapun, tidak dalam tuntutan apapun, dan emosi kita sedang stabil, datar seperti pemukaan air di dalam gelas atau mangkuk. Pada saat itu, tubuh dan pikiran kita berada dalam kondisi santai, menunggu sesuatu keluar dari tubuh kita.

Masalahnya, pada saat tubuh dan pikiran kita berada dalam kondisi santai, saat itulah kita tidak merasakan sesuatu yang bernama "takut". Kita tidak takut bila penilaian kita terhadap semut tersesat di lantai wc itu akan dikitik orang lain. 

Saat kita membiarkan pikiran kita melayang bebas tanpa peduli hal-hal yang berada di luar diri kita (kritikan, penilaian, pendapat pribadi) yang membuat kita bercermin, kita menjadi diri sendiri apa adanya. Pada saat kita menjadi diri sendiri apa adanya dan merasa nyaman dengan kondisi itu, saat itulah kita sedang percaya diri. Itulah sebabnya kenapa sepertinya peri-peri ide sukanya hangout di WC, ruangan paling privat dari ruangan lainnya.

Mungkin itulah sebabnya kenapa mungkin kita harus menulis di WC :))

Semoga tulisan ini membantu.


Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?Where stories live. Discover now