Karakteristik : Kasus FF12 vs FF13

1.5K 78 3
                                    

Jadi gue lagi penasaran dengan Lightning. Gue pikir karakter ini memang sangat layak untuk jadi favorit, karena selain dia cantik, tough, dia juga sangat bisa diandalkan. Selain itu, dia gak emo dan gak melulu terjebak dalam masa lalu gak bisa move on, sehingga creatornya gak perlu "tell" bahwa karakter ini "legend" seperti *uhuk*"Si Emo Susah Move On"*uhuk*. 

Yep, sekalipun orisinalitas Lightning tidak se-"ori" sumber inspirasinya (Si Emo Susah Move On dan Si Emo Kebanyakan Mikir), tapi pada akhirnya karakteristik yang dimasukkan kedalam wanita tangguh ini membuktikan bahwa dirinya memang layak untuk jadi favorit. 

Rasa penasaran gue lebih kepada, "masa sih karakter sekeren ini, yang mampu bikin kaki teman dan lawan(jenis/sesama jenis) gemetaran, gak punya love interest?" 

DISCLAIMER : Hal-hal yang akan kutulis di bawah ini merupakan hasil pemikiran dan pengamatan pribadi. Penulis tidak bertanggung jawab terhadap pendapat pribadi siapapun yang membaca artikel ini sehubungan dengan hal-hal yang akan disinggung nanti.

Hei, mungkin itu sebabnya Lightning cukup fleksibel di Dissidia bersama Firion dan Kain. Bahkan WoL juga kesenggol dikit. Padahal kalau kuhitung-hitung, cocoknya si Lightning ya sama Snow. Pertama, karena karakter mereka sangat berlawanan, namun mereka punya basic yang sama; "tangguh". Ibarat Lightning itu pedang (siapa yang belum kena pukul? Vanille you lucky bastard!), Snow itu perisai (mau diapain juga gak mati2). Karakter Snow yang ringan dan berjiwa besar, cocok banget dengan karakter Lightning yang ringan tangan dan berjiwa kasar. Mau dipukulin kayak apa juga Snow gak bakal modar, merekabisamelakukanaktivitasbdsmsepuasnya.

Jadi setelah mencoba untuk mendalami ship LightningxSnow, gue pun menonton adegan Snow Chaos di FFXIII Lightning Returns. All is good, sampai akhirnya Snow menyebut kata "hero".

Oh god damnit, Snow .... *facepalm

Dengan satu kata itu sudah cukup merusak semua mood dan atmosfer mengesankan dalam adegan itu. Oh God Why?! Dia bukan satu-satunya karakter yang suka main klaim sesuatu yang bersifat break the 4D seperti itu. Contoh lainnya juga dilakukan oleh Deadpool dan Balthier. Tapi kenapa waktu Deadpool dan Balthier melakukannya, rating coolness mereka malah naik sedangkan Snow malah jadi merusak?

Kurasa jawabannya adalah karena Snow menggunakan kata "hero" secara random. 

Pada saat Deadpool menyanyi lagu "Crazy" di dalam lift sambil menunggu sampai di lantai tujuan, dia jadi cool karena secara halus menyindir dirinya sendiri. Pada saat Balthier mengklaim diri sebagai "Leading Man", dia sedang masuk ke dalam ruangan (yang diibaratkan panggung sandiwara dalam sebuah show berjudul FF12), dan ketika Vaan kabur dari ruangan itu dia melengkapinya dengan mengatakan "exit stage right". Kedua kalinya Balthier menyebut dirinya "Leading Man", audience dapat mengkaitkannya dengan takhayul yang memang saat itu sedang sangat dia butuhkan (selamat dari Bahamut).

Tapi pada saat Snow menyebut "hero", gue sebagai audience ga bisa related dengan scene yang bersangkutan maupun latar belakang tempat. Dan gue gak akan menggunakan kata "hero" sedemikian rupa andai gue jadi dia di adegan tersebut. Karena ga ada hubungannya. 

Difference between Balthier & Deadpool against Snow is ... both Balthier and Deadpool has sense of humor. Sedangkan Snow hanya ingin terlihat cool.

Selain daripada Snow, gue juga jadi membandingkan antara Lightning dan Basch. 

Masih di adegan FF13 LR yang sama, yaitu Lightning vs Snow, gue menyadari bahwa Lightning mencoba untuk "mengembalikan" Snow dari "kegelapan" dengan cara menyebut "Serrah". Serrah ini, Serrah itu, demi Serrah, bla bla bla Serrah. Gue sebagai audience jadi merasa kalau jangan-jangan si Lightning jealous sama Serrah, cuma dia aja yang tsundere.

Bedanya dengan Basch, pada saat dia diserang adik kembarnya, Gabranth, kata-kata yang dia keluarkan sangat romantis sehingga membuat gue sebagai audience tergugah. Seperti Serrah menjadi isu antara Lightning dan Snow, Landis dan ibu von Rosenburg (siapapun namanya) menjadi isu antara Basch dan Gabranth. Tapi bedanya, pada saat Lightning memukuli Snow berulang kali dan akhirnya peluk-pelukan plus pegangan tangan ... Basch menghadapi Gabranth seperti pria sejati. Kalau kata Frank Sinatra "when I bite off more than I could chew, I ate it up and spit it out. I face it all and I stood tall, I did it my way." 

Sword against sword, words against words. Basch tidak hanya membalas serangan pedang Gabranth dengan pedangnya, tapi juga kata-kata tajam penuh kebencian Gabranth dibalas dengan kata-kata manis romantis dan menyentuh. Sedangkan Lightning mengejar Snow karena dia tidak mau kehilangan Snow lalu menggunakan Serrah. 

Perbedaan antara Basch and Lightning adalah Basch punya argumen, Lightning punya kenangan. Walau gue akui dialog-dialog Lightning sebenarnya gak kalah badass. Let's say that Basch is man of word, Lightning is woman of action. 

Untuk sedikit membantu, ini gue cantumkan video tentang scene yang gue bicarakan di atas.

"Serrah! Serrah! Serrah! Serrah this! Serrah that! For Serrah!"

*Buagh! Bugh! Buagh! Bugh!

Dan ini the manly Basch vs Gabranth. Perhatikan pilihan kata Basch saat membalas semua kata-kata sengit Gabranth. He's a one true noble knight!

"Then come! Wield your hatred and crush me! I welcome it!" 

Basch : "Let this end, Noah!"

Gabranth : "I have no right to be called by that name"

Basch : "Then Live! And reclaim it!"

Kalau dicermati, adegan di FF13 itu seakan penulis skrenarionya sudah mentok ga tau tokohnya harus ngomong apa biar si Snow "kembali ke jalan yang benar". Jadi dia menggunakan "cinta" dan diromantisasi dengan "memories" sebagai basic argumennya. Lightning mencoba untuk mengembalikan sahabat seperjuangannya menggunakan kenangan akan Serrah. Okey.

Sedangkan adegan dialog antara Noah dan Sebastian benar-benar solid dan ngena. Dialog ini merupakan salah satu moment penting dalam cerita FF12, karena merupakan puncak dari konflik antara dua bersaudara von Rosenburg. Kedua tokoh itu tahu apa yang mereka bicarakan, dan mereka mengatakannya dengan sepenuh karakterisasi mereka. Dari adegan itu kita sedang di "show" karakter Basch yang brave dan tough, dan karakter Noah yang susah move on dan terlalu keras pada diri sendiri, berujung menjadi kebencian, dia mencoba untuk menghancurkan jiwa Basch dengan tuduhan-tuduhannya yang sinis. Pada akhirnya, kata-kata yang digunakan Basch untuk melawan balik semua kebencian Noah menjadikan Basch seorang true manly hero tanpa perlu klaim terang-terangan.

So, next time when you want to make your characters looks cool, make sure that they know what they're doing. Pastikan juga bahwa adegan itu memang perlu dan bermakna. 

Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें