Let's Talk About Romance : Simpati Audience

2.2K 212 34
                                    


Sehambar-hambarnya romance buatku, tapi tetap saja, romance adalah garam. Entah itu di kehidupan atau fiksi sekalipun, romance merupakan bumbu utama yang menjadikan cerita tersebut sedap. Tapi tetap saja, bila ceritanya semua tentang romance, maka yang terjadi akan menjadi menjemukan dan kurang variasi.

Kali ini saya akan melirik kepada pembahasan tentang tokoh dalam romance. Lebih spesifiknya lagi, tokoh pecinta dalam sebuah cerita. Lebihhh spesifik lagi, tokoh pecinta ini adalah tokoh yang mengejar tokoh lain yang dia cintai.

Dalam tokoh-tokoh semacam itu ada yang Garry Stu/Marry Sue (super sempurna tapi gak wajar), ada juga yang sesuai dengan realita, tapi ada juga yang super sempurna namun wajar.

Itu loh, tokoh yang rela melakukan segala-galanya demi orang yang dia cintai, tapi kisah dia berhasil meraih simpati bagi pembacanya. Mungkin lebih enak kalau saya menggunakan contoh dari masing-masing tipe. Tipe yang berhasil adalah Shyam terhadap Sugna dari opera sabun India; Bhalika Vadhu. Tipe yang gagal adalah Aang terhadap Katara dari serial Avatar.

Sebelum anda semua ngamuk-ngamuk karena kebetulan ngefans dengan fandom Kataang, saya mau disclaimer dulu. Apa yang saya tulis adalah pandangan pribadi semata, berdasarkan selera pribadi di dalamnya. Namun tujuannya bukan untuk membicarakan fandom tertentu, melainkan untuk membahas kenapa di kasus A berhasil sedangkan B gagal. Apapun pendapat saya tidak ada hubungannya dengan kenyataan secara objektif.

Menurut pakar Relationship Coach baik nasional maupun internasional, mengejar-ngejar orang yang kita cintai adalah cara yang salah untuk merebut perhatiannya. Banyak sekali anjuran untuk menjadi bad boy karena nice guys finish last. Saking benernya, Ryan Higa sampai membuat lagu mengenai Nice Guys.

Oke. Lalu, kenapa Shyam berhasil?

Padahal cara yang dilakukan oleh Shyam adalah cara tradisional romance dimana lelaki mengejar-ngejar perempuan yang dia cintai, sampai ke dalam taraf mengorbankan segala-galanya. Kenapa pada akhirnya dia berhasil mendapatkan Sugna itu tidak penting, karena ending apapun sebenarnya oke asal menulisnya oke.

Pertanyaan paling penting adalah :

Kenapa kita ingin Shyam berhasil meluluhkan hati Sugna, padahal cara yang dia gunakan oleh para dating coach dianggap salah dan malu-maluin?

Mari tahan dulu jawabannya dan kita melirik pada kasus Aang dan Katara.

Ringkasan dari hubungan mereka adalah Aang dan Katara bertemu di South Water Tribe kemudian mereka berpetualang untuk mengasah ilmu pengendalian elemen sang Avatar agar bisa menghentikan invasi Negara Api.

Pertanyaannya :

Kalau Kataang memang berhasil, kenapa banyak sekali ... sekali lagi ... KENAPA BANYAK SEKALI orang yang berharap Katara malah jadian sama Zuko??

Pada kisah Shyam mengejar Sugna, si penulis cerita drama itu tahu bahwa mereka punya tema. Bukan hanya sekadar seorang pemuda ganteng cerdas dari kota yang pulang kampung jatuh cinta dengan seorang janda muda hamil yang ditinggal mati suaminya. Tapi itu hanyalah ujung dari gunung es yang mendasari percintaan mereka berdua.

Pada kisah Shyam dan Sugna, ada banyak tema rumit lainnya yang sesungguhnya lebih luas dari sekadar percintaan. Fondasi dari kisah Shyam dan Sugna adalah tema-tema berikut :

1. Drama seorang gadis yang ditinggal mati suaminya di hari pernikahan (ini tragis banget!)

2. Gadis itu ternyata sudah hamil duluan, efek dari ini adalah keluarga yang kaya dan terpandang itu terancam terkena malu.

3. Gara-gara hamil duluan, Sugna berpotensi untuk tidak akan pernah menikah lagi karena ga bakal ada lelaki yang mau dengannya.

4. Gara-gara itu juga, Sugna terancam akan kehilangan bayinya demi menyelamatkan nama baik keluarga

5. Dilema seorang istri yang masih mencintai mendiang suaminya tapi harus menikah dengan orang lain karena dia tidak punya pilihan lain.

Sementara itu kita bersimpati dengan Shyam karena ada banyak drama yang disuguhkan oleh tim penulis untuk MENUNJUKKAN betapa tulusnya lelaki ini.

Mengenai Shyam yang menerima Sugna bersama kenangan Pratabnya (ini berat banget loh!), Shyam juga menerima anak Pratab sebagai anak kandungnya sendiri, Shyam harus berkelahi dengan ayahnya, ada pertikaian antar keluarga ala romeo dan juliet tapi gak gitu juga...

Semua drama-drama fondasi tersebut dilengkapi dengan kegemasan penonton yang melihat Sugna begitu bodoh karena selalu mengambil langkah yang salah. Tapi semua itu kita maklum karena Sugna masih sangat muda.

Semua yang disuguhkan dalam Bhalika Vadhu begitu sederhana (kita semua pernah dan bisa mengalami) namun juga kompleks, dan kita hanya melihat orang baik dan tulus yang berusaha memenangkan cintanya sekaligus menyelamatkan nama baik keluarga musuh ayahnya.

Apalagi pada saat Sugna terancam keguguran, Shyam dengan kaki telanjang dan berdarah-darah setelah dipukuli bodyguard ibunya Pratab menggendong istrinya yang hamil tua dan pingsan sampai ke rumah sakit. Itu benar-benar adegan yang sangat mengharukan dan membuat kita semua gemas berharap Sugna akhirnya mau membuka hati demi orang baik ini.

Kita bahkan memaklumi Shyam dan memaafkannya pada saat akhirnya dia hancur dan bertingkah cengeng setelah anak pertamanya dengan Sugna keguguran. Tapi kita juga turut sedih bersama Shyam saat permintaan maafnya ditanggapi dingin oleh Sugna, untuk kemudian merayakan kembalinya Sugna di rumah Shyam.

Drama. Kompleks dan sederhana. Gak perlu aneh-aneh seperti pasang candelight dinner atau rangkaian bunga 99 tangkai untuk pembuktian cinta. Cukup dengan kisah sederhana tentang kehidupan, tentang orang baik, tentang orang bodoh dan situasi rumit yang mereka ciptakan.

Hal ini begitu kontras dengan Aang dan Katara yang bisa jadian karena dua-duanya memang sudah saling suka sejak awal. Tapi ya itu, karena memang fokus dari Avatar bukan di romancenya, jadi mereka memang tidak akan punya porsi khusus untuk membangun chemistry antara Aang dan Katara.

Inti dari konflik Avatar adalah pihak yang ingin menguasai dunia melawan pihak yang ingin kedamaian. Hal ini direpresentasikan oleh Zuko dan Katara. Itulah sebabnya saat perlahan-lahan Zuko dikembalikan ke jalan yang benar, kita malah bersimpati terhadap Zuko yang merupakan representasi Negara Api, kontras dengan Katara yang merepresentasikan pihak lainnya. Itulah sebabnya muncul Zutara. Karena Kataang tidak punya drama, dramanya justru ada di Zutara.

Sekali lagi saya tidak sedang berargumentasi kenapa Kataang jelek dan Zutara bagus, saya sedang menunjukkan kenapa banyak orang lebih suka Zutara.

Semoga tulisan ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam proses menulis cerita. Semangat dan keep writing! :)

Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?Where stories live. Discover now