Kesempurnaan Karakter

1.1K 130 41
                                    

Kamu berhadapan dengan seorang lelaki tampan, body bagus, baunya wangi, dia juga orang kaya, terpelajar, sudah begitu rajin menabung dan beribadah. Pertama kali melihat dia, kamu merasa deg-degan, hati kamu seperti sedang ditoel sesuatu yang menyegarkan ketika dia tersenyum lalu menyapa, "hai".

Setelah itu kalian berkenalan, dia bilang, rumahnya ada sepuluh, apartemennya ada sembilan. Masing-masing punya kolam renang pribadi, dan satu ada di pulau Karibia, jadi dia tetanggaan dengan Johnny Depp. Selain itu riwayat akademisnya juga sangat bagus, selalu ranking satu di sekolah manapun dia berada. Tapi dia pernah tidak naik kelas karena saat kelas dua SMA, ada orang yang sirik padanya lalu ingin menjatuhkan dia. 

Namanya adalah Gary Stu. Ketika dia berbicara, seperti ini, "halo, nama aku Gary Stu. Gary masih dua puluh tiga tahun. Gary suka membaca, menulis, menyanyi dan menari. Gary gak suka pizza karena pizza itu gak enak. Salam kenal ya..."

Semua orang memuji-muji betapa kharismatiknya Gary itu.

Kemudian, Gary memperkenalkan kamu dengan kembarannya yang bernama Mary Sue. Seperti Gary, Mary juga sempurna; sekalipun cara bicaranya juga sama saja seperti bocah baru bisa ngomong, dan gak menarik, tapi semua orang suka pada Mary Sue dan memuji betapa mempesonanya dia dan betapa menggugah ucapannya.

Saya yakin sampai di sini anda sudah mengernyitkan kening (kecuali mungkin bila anda sudah kenal Gary Stu dan Mary Sue sebelumnya). Gary Stu dan Mary Sue adalah sebutan bagi tokoh super sempurna dalam kisah-kisah fiksi. 

Nama ini berawal dari kisah parody Star Trek (kayaknya sih sejenis fanfiksi) yang ditulis pada tahun 1973. Ceritanya, Mary Sue adalah seorang letnan paling muda dalam sepanjang sejarah universe Star Trek tersebut.  Dia super sempurna dalam segala hal. 

Menulis karakter sempurna tidak salah kok. Ada banyak juga tokoh super sempurna yang berhasil lolos dari jeratan Gary Stu atau Mary Sue, contoh yang paling terkenal adalah James Bond. Tapi apa yang membedakan antara Gary Stu dan James Bond?

Karakter James Bond berhasil menunjukkan bahwa dirinya memang sempurna dan bisa melakukan banyak hal. Cerita dan perilaku James Bond dalam cerita itu berhasil menunjukkan kepada para pemirsanya bahwa orang ini memang sempurna. Pakar bahasa tubuh mengakui bahwa bahasa tubuh James Bond sangat kharismatik. Sementara itu adegan-adegan berkelahi yang dia lakukan dalam film juga menunjukkan bahwa dia memang punya kemampuan.

Sementara itu Gary Stu bisanya merupakan angan-angan dari penciptanya mengenai apa itu kesempurnaan. Tidak bermaksud mencela sinetron sih, tapi ini contoh paling mudah yang bisa kupikirkan : 

Saya pernah nonton sinetron dimana tokoh lelakinya yang super sempurna jadi incaran banyak gadis itu merupakan seorang sarjana muda yang baru saja lulus dari kuliah S2 di Amerika. Mendengar itu saya asumsikan bahwa pemuda sempurna ini orangnya minimal jago ngomong inggris dan cerdas. Tapi kemudian seiring berjalannya cerita ... saya menemukan pemuda ini ditipu oleh seorang emak-emak rakus dan putrinya yang golddigger menggunakan tipuan murahan, semurah KONTRAK PALSU. 

Anda tahu kenapa capslock saya jebol saat saya menulis kata "kontrak palsu"?

Karena bila sampai ada orang tertipu kontrak palsu, bisa disimpulkan dia orang yang gak baca kontrak baik2 dan asal tanda tangan. Bisa disimpulkan juga kalau skill logika orang ini kurang tajam karena kurang mampu menelaah kalimat-kalimat berbahaya yang biasanya ada dalam kontrak. Ada kemungkinan juga kalau tanda tangannya dipalsukan atau ditempel, atau mungkin pakai muslihat lain yang agak licikan dikit gitu lah, tapi ini enggakkkk .... dia baca kontrak itu. DIA BACA KONTRAK ITU. DIA SUDAH BACA!! Dan masih ketipu.

Okelah, mungkin emak-emak goldigger itu lulusan S3 di Eropa yang lebih keren sekolahnya. 

TLDR : Gary Stu sempurnanya gak wajar dan terkesan dipaksakan sedangkan James Bond sempurnanya memang masuk akal.

Sekali lagi saya gak melarang agar kalian tidak bikin karakter sempurna, bagi saya malah bagus banget loh kalau bisa bikin karakter super sempurna tapi tetap masuk akal. Dan juga, karakter sempurna ini bakal jauh lebih disukai andai racikannya tepat. Namun kita harus paham juga bahwa ada aturan mainnya dalam menciptakan tokoh sempurna.

Bila si tokoh sempurna ini membuat kesalahan dalam ceritamu, dia harus mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya. Bila tokoh ini melakukan hal yang bodoh, dia harus membayar sesuai dengan kebodohannya. Agar tahu apakah karaktermu ini bersalah atau tidak, cobalah untuk menarik keluar sudut pandangmu dari tokoh tersebut dan mencoba menjadi orang lain dalam cerita itu. 

Misalnya ketika saya menuliskan cerita Takdir Bintang Merah, tokoh Pyara saya buat terjerat dalam isu budaya patriarki dimana dirinya menyuarakan wanita yang merasa ditindas pria dan hanya dianggap sebagai properti bagi kaum lelaki. Namun kemudian terjadi sesuatu sehingga dia tersadar kalau sebenarnya alasan kenapa pria melindungi wanita bukan karena pria menganggap wanita tidak mampu melindungi diri sendiri, tapi karena pria-pria itu selama ini memandang wanita seperti memandang ibu mereka sendiri. Itu sebabnya para pria lebih memilih untuk mengorbankan diri daripada merepotkan kaum wanita. Pada saat momen ini terjadi, sesayang apapun saya terhadap tokoh ini, saya akan tetap tulis di dalam narasi bahwa dia menyesali pikirannya yang sempit selama ini. (anyway, kalau kalian tertarik baca ceritanya, aku bisa upload di wattpad :P)

Menurut kalian, seperti apa sih tokoh paling sempurna dalam cerita fiksi? Dan kenapa mereka sempurna bagi kalian? 

Ada gak tokoh fiksi yang benar-benar dimanjakan oleh kreatornya sehingga kalian jadi kesel sendiri bacanya?

Ayo sharing juga di sesi komentar, ya :D

Semoga tulisan ini membantu, kalau kurang jelas, mohon kritik sarannya yah.

Keep Writing, guys!

Jadi, Kamu Pingin Jadi Penulis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang