Prolog

1.3M 36.5K 1.8K
                                    

Hai semuanya!
Happy Reading!

-

"What?! Kau kan tahu kalau aku tidak pernah melakukan hal seperti itu!" Ucap wanita cantik itu protes.

"Justru karena itu, ini sudah 2016! Nanti, jika kau sudah merasakannya pasti akan ketagihan." Balas wanita berbadan sexy di sebelahnya.

"Tap-" ucapanya terpotong saat mobil yang mereka naiki berhenti. Kalau saja wanita itu bukan sahabatnya pasti dia akan menarik rambut sahabatnya itu sampai botak.

"Dinda! Aku mohon ganti hukumannya yah?" Ucapnya memohon.

"Aku tak menerima protes apapun! Ini pakai masknya, aku sudah tidak sabar untuk melihat pria tampan dan sexy!" Protes wanita sexy itu yang ternyata bernama Dinda.

Sedangkan Tayana hanya menatap hotel mewah itu lirih.

Flashback

"Kau yakin?" Tanya Dinda menantang.

"Sure! Percaya saja kepadaku!" ucap Tayana tak mau kalah.

"Aku yakin dia menyatakan perasaannya kepadamu seperti laki-laki sebelumnya!"

"Itu tidak mungkin, aku yakin dia pasti cuma menganggapku sebagai adik perempuannya." lagi-lagi ucap Tayana protes.

"Hmm, oke, kita taruhan! Siapa yang kalah bakal nurutin apapun yang akan diminta sama yang menang!?" Ucapan Dinda dengan nada menantang.

Tayana hanya menatap Dinda ragu.

"So? Gimana?" Kali ini dengan nada mengejek.

"Deal!"

Dinda menatap Tayana penuh kemenangan. Kenapa sahabatnya itu terlalu polos? Dia terkekeh kecil.

Dan keesokan harinya Tayana menerima kenyataan pahit. Ternyata pria yang mereka bicarakan menyatakan perasaannya kepada Tayana dengan ribuan tangkai mawar merah. Dan lagi-lagi Tayana menolaknya.

Flashback End

Kaki jenjang mereka mulai memasuki club mewah itu. Semua mana tertuju pada dua wanita seksi itu. Tetapi
Tayana menjadi pusat perhatian di club ini, tubuhnya yang bak model profesional dan kulit putih susunya membuat pria yang ada disana ingin menerkamnya disaat itu juga.

Gaun merah yang menampakkan punggung belakangnya membuat dia jadi terlihat semakin menggoda.

Mereka berdua berjalan menuju salah satu sofa disana.

"Dinda, ayo kita pulang saja." Bisiknya.

"Pemanasan saja belum! Ingat taruhan kita sayang." tegas Dinda dengan wajah konyolnya.

Dan Tayana hanya mendengus kesal.
Dia hanya berfikir, apa dia siap melepas perawannya? Yah, di balik wajah bak bidadarinya Tayana hanyalah wanita polos. Di saat wanita di negaranya sudah merasakan nikmatnya dunia malam, dia masih setia membaca buku-buku tebalnya.

"Dinda?" Ucap pria memakai tuxedo biru tua itu.

Mereka pun menatap lelaki itu bingung.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now