Trouble!

905K 30.7K 590
                                    

Update lagi....! Sorry for Typo!

-

"Aw! Ahk!" Rintih Tayana disela-sela perjalanannya keluar dari kamar hotel sialan itu. Semua pelayan yang ia lewati menunduk hormat. Tayana mengkerutkan dahinya tersenyum kikuk.

'Mungkin mereka selalu seperti itu kepada setiap pengunjung.' Batin Tayana.

Sampai di lobby semua mata menatap Tayana, mulai dari tatapan kagum, hingga iri. Ia hanya mendengus kesal, karena ia masih memakai gaun semalam dan akhirnya menjadi pusat perhatian. Dinda sangat kejam, ia tega meninggalkan sahabatnya bersama pria brengsek yang meninggalkannya begitu saja setelah merenggut mahkotanya.

Tayana terlonjak kaget saat para pegawai secara tiba-tiba serentak membungkuk hormat kepadanya. Tayana menatap sekeliling, tak ada orang yang melangkah di belakangnya. Lalu mengapa pegawai-pegawai itu? Tayana menggeleng lalu kembali melangkah. Oke, hotel ini semakin membuatnya takut. Ia juga tak ambil pusing, mungkin sang pemilik hotel itu akan datang jadi mereka berlatih untuk berbaris sambil membungkuk hormat, pikirnya.

Baru saja ia seolah merasakan kebebasan karena berhasil keluar dari hotel terkutuk itu, dan sekarang ia kembali terkena sial saat seorang pria paruh baya membungkuk hormat kepadanya di sampil limosin mewah.

"Selamat datang Ms.Corine, Silahkan masuk." Ucap lelaki paruh baya itu sambil membukakan pintu limosin mewah itu. Araxi menganga tak percaya, ingin rasanya ia mengutuk Dinda disaat itu juga.

"Ah, maaf pak. Saya bisa naik taxi." Tolaknya halus dengan senyuman canggung. Wajah pria tua itu langsung berubah menjadi murung. Tapi, tunggu dulu. Darimana lelaki itu mengetahui nama belakangnya?

"Saya mohon nona, jika saya tidak mengantar anda saya akan dipecat, saya sedang butuh uang untuk operasi istri saya." Lirihnya, Tayana menatap pria itu iba lalu mendesah frustasi.

"Baiklah pak, jangan sedih. Dasar orang kaya tak punya hati! Mengapa mereka sangat suka menekan orang-orang yang tak berada seperti kita!" Umpatnya lalu masuk ke dalam limosin, yang jelas membuat pria tua itu tersenyum senang

-

"Tayana Corine, berusia 21 tahun, Ibunya sudah meninggal sejak ia berusia 15 tahun, ayahnya meninggalkan mereka saat ia masih duduk di sekolah dasar dan telah menikah lagi. Ia bersekolah di SMA Gassy, dan berkuliah di Universitas yang sama dengan anda. Saat ini ia sedang melamar kerja." Ucap lelaki itu panjang lebar. Sean menaikkan sebelah alisnya. Hidup sendiri dari umur 15 tahun? Wanita hebat.

"Dan kau?" Sean menatap lelaki berkacamata itu.

"Ms. Corine keluar dari kamar pukul sembilan pagi. Dan dia juga sempat menjadi pusat perhatian. Ia sempat menolak untuk diantar. Tapi, karena rencana anda ia akhirnya setuju." jelasnya kepada Sean. Sean tersenyum miring, Tayana benar-benar mirip wanita yang melahirkannya. Berani dan baik hati.

"Permisi tuan, saya baru mendapat kabar kalau ternyata nona Tayana 3 hari lalu melamar kerja di-"

-

"Apa?! Ba-baik pak, terima kasih!" Tayana meloncat kesenangan. Dinda yang melihat kelakuannya hanya menggelengkan kepalanya. Setelah di kejutkan dengan Tayana yang diantar dengan limosin mewah, kali ini Tayana di terima di tempat ia melamar kerja.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt