Akhir dari Kekalahan Sarah

206K 16K 481
                                    

Happy Reading!
Vote dan Comment setelah membaca jangan lupa yaa...

--

"Dia telah mengakui bahwa anak yang dia kandung itu bukanlah anak anda, tetapi anak dari pria yang bernama West bartender di club sepupu anda." Ucap lelaki berkepala plontos itu.

"Aku sudah menduganya, mereka pasti menjebakku, West sang pemberani." Ucapnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Lakukan seperti apa yang telah kita rencanakan." Pria berkepala pelontos itu mengangguk lalu pamit undur diri.

Tak lama pria itu keluar, Harry pun masuk. Ia membawa beberapa dokumen di tangan kanannya.

"Kita sudah menemukan beberapa petunjuk." Ucapnya memberikan semua dokumen itu.

Sean mulai membacanya dengan teliti, lalu menyeringai bak iblis.

"Ternyata mereka."

-

"Mike! Tayana pingsan!" Jerit Ken kuat dari lantai atas. Mike yang sedang bersantai bersama Deon dan Freya pun langsung berlari ke lantai atas.

"Tidak bisakah kau lebih cepat!" Pekik Ken kuat, tampak jelas raut khawatir diwajah Ken. Mike memasuki kamar Tayana. Dan langsung mengecek keadaan Ibu hamil itu.

"Tolong ambilkan peralatanku." Pekik Mike kuat saat melihat adanya bercak darah dipaha Tayana. Ken pun dengan sigap mengambilnya lalu memberikannya kepada Mike.

"Apa yang terjadi? bagaimana bisa dia pendarahan!" Tanya Ken semakin khawatir.

Mike masih diam dan terus memeriksa Tayana dan melakukan pertolongan pertama. Deon dan Freya yang baru saja sampai pun ikut khawatir dengan Tayana.

Setelah selesai dengan semua tugasnya Mike mencoba itu mengganti baju Tayana dan sangat jelas Ken menahannya.

"Biarkan freya yang melakukannya." Mike menatap Freya lalu mengangguk, mereka bertiga pun meninggalkan Freya untuk mengganti pakaian Tayana.

-

"Apa yang telah terjadi? Bagaimana keadaan Tayana dan baby twin?" Tanya Ken langsung saat Mike baru saja keluar dari kamar Tayana.

"Mereka baik-baik saja, itu hanya pendarahan kecil. Sepertinya dia stress berat, dan itu sangat mempengaruhi kehamilannya." Jelas Mike yang membuat semua yang ada disana semakin khawatir.

"Jika diperlukan Tayana harus bed rest, karena kandungannya sangatlah lemah untuk sekarang." Jelas Mike lagi.

"Sebaiknya kita mempertemukan mereka, aku takut keadaan Tayana semakin memburuk. Dia tertawa bahagia, tetapi hatinya terkurung dalam tekanan." Ucap Deon, Mike menatap Ken yang hanya terdiam.

"Bagaimana?" Tanya Mike.

"Tenang saja, lagi pula memang sebentar lagi mereka akan bertemu. Teruslah pantau keadaannya." Ujar Ken menepuk bahu Mike lalu melangkah pergi kearah kamarnya.

"Sebenarnya apa maksud dari ucapannya?" Tanya Freya.

"Who knows? He is Ken" Jawab Deon, membuat Freya semakin penasaran.

-

Seorang pria tampak tengah berlari di lorong-lorong jalan sempit di gelapnya malam.

Dia terus berlari seperi ada hal menyeramkan yang sedang mengejarnya. Hingga dia terpojok di jalan buntu yang tampak tak berpenghuni.

"Sudah puas bermain-mainnya tikus kecil?" Ucap pria berkepala plontos itu.

"Kumohon jangan bunuh aku! Ini semua murni rencana wanita busuk itu!" Pekiknya kuat, yang tak lain adalah West.

"Membunuhmu? Tidak secepat itu." Balas pria itu lalu tertawa, pria itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Mungkin sangat menyenangkan jika aku mengelupas kulitmu secara perlahan." Lanjutnya sambil mengelus pisau tajamnya, lalu menjilatnya perlahan. Dengan perlahan ia melangkah mendekati West.

"Aku mohon! Tolong! Tol- Ahk!"

-

"Eungh," Rintih Tayana terbangun sambil memegang perutnya. Ken yang terduduk disebelah Tayana pun langsung mengalihkan pandangannya dari laptop sedari tadi dia lihat.

"Mike! Dia sudah sadar!" Jeritnya.

"Baby Twin?" Tanya Tayana pelan, Ken tersenyum lalu mengelus puncak kepala Tayana lembut.

"Mereka baik-baik saja, kau hanya pendarahan kecil tadi." Jelas Ken yang membuat Tayana bernafas lega.

"Apakah sakit?" Tanya Ken khawatir, Tayana menggeleng lemah dan tersenyum. Dia tak ingin membuat Ken lebih khawatir, rasa sakitnya juga mulai hilang.

"Jangan buat dirimu tertekan, kau merindukannya? Sepupu bodohku itu?"

Tayana tersenyum pahit dan lalu mengangguk lemah. Rasa rindunya ini juga tidak bisa mengubah apapun.

"Penderitaan ini akan segera berakhir, bersabarlah."

Bersambung...

Medan, 18 Agustus 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now