Hancur

215K 16.3K 701
                                    

Entah apa jadinya jika kau meninggalkanku seperti ini
Jiwaku bagaikan tanpa raga, Semuanya hampa,
terlihat tak berarti.

--

Carly memasuki kamar putranya yang sudah seperti kapal pecah, Carly menatap Sean yang terduduk hampa di lantai balkon. Putranya sangat hancur dan kecewa.

"Sean! Sudah sebulan kau seperti ini, jika kau terus seperti ini Tayana tidak akan pernah kembali padamu. Kau akan kehilangannya selamanya." Ucapnya, Sean masih menatap kosong kearah langit. Hanya itulah yang ia lakukan setiap hari.

Sean tak pernah mengucapkan satu kata pun sejak dirinya menyerang Sarah. Dia menyesal telah melakukan hal itu, ia sangat malu pada dirinya sendiri, ia tak ingin menyakiti siapapun lagi. Dan dia tak bisa melakukan apapun tanpa Tayana.

Sean selalu mengurung diri, dan tak pernah bicara, nafsu makannya juga berkurang drastis, jika Carly tidak menyuapinya Sean tidak akan menyentuh makanan itu. Tubuhnya tampak kurus dan lemah.

"Sarah akan semakin merajalela jika kau terus seperti ini. Mommy mohon bangkitlah dan jangan biarkan dia menghancurkan perusahaanmu dan perusahaan keluarga yang kita dirikan dengan susah payah." Pekik Carly mengguncang-guncangkan tubuh putranya itu.

"Mommy mohon Sean, Bangkitlah."

Sean menatap Carly yang sudah terduduk lemah sambil menangis segugukan.

Dengan perlahan Sean menghapus air mata Mommynya. Dan langsung membuat Mommy Sean memeluk erat putranya itu. Sean kembali, putranya telah kembali.

-

Seorang wanita dengan pakaian mewah mencolok memasuki W.O Corp dengan angkuh. Tampak juga perut buncitnya yang sudah mulai menonjol.

"Lihat, nyonya tidak dianggap kita akhirnya datang." Ejek pegawai itu sambil terkikik geli dengan kedua temannya. Dan wanita yang tak lain adalah Sarah itu pun mendengarnya lalu tersenyum sinis.

Ia memutar langkahnya lalu mendekati pegawai tersebut. Pegawai itu tidak terlihat takut seperti teman-temannya.

"Bisakah kau mengulangi perkataanmu tadi!" Ujarnya sambil menuruni kacamatanya.

"Perkataan seperti apa? Itu bukanlah perkataan! Tapi adalah fakta!" Ucap pegawai tersebut dengan lantang sambil menyeringai.

Wajah Sarah tampak memerah, menandakan amarahnya sudah memuncak.

'Plak'

Semua pasang mata di lobby itu menatap kejadian tersebut. Sarah baru saja menampar pegawai itu. Bahkan sampai bibir pegawai mengeluarkan darah akibat cincin yang Sarah pakai.

Sarah tersenyum penuh kemengan.

"Dan sekarang kau mengerti dimana posisimu berada!" Ejeknya sombong.

Pegawai itu tertawa lalu menepuk tangan berkali-kali. Orang-orang disana bergidik ngeri menatap pegawai pemberani itu.

Pasalnya semenjak Sean tak pernah muncul di kantor, Sarah dengan percaya diri memasuki perusahaan itu dan mengklaim dirinya adalah calon istri Sean dan sedang mengandung penerus perusahaan itu.

Dan semenjak dia datang pengeluaran perusahaan meningkat pesat. Entah apa yang ia lakukan di perusahaan tersebut hingga menggunakan uang sebanyak itu.

Saham W.O Corp juga menurun drastis, dan itu semua membuat keluarga Sean frustasi.

"Kau menanyakan posisiku?! Biarku perjelas, kau bukanlah pacar atau pun istri Sean! Kami dan media masa bahkan belum pernah melihat kau berada disamping Sean." Pekiknya sambil menunjuk-nunjuk Sarah.

"Lalu bagaimana bisa kau mengandung anak dari CEO kami?! Atau kau sengaja menjebaknya!" Sambung pegawai itu. Sarah yang mendengar ucapan pegawai itu langsung gugup.

"Kau! Lancang Seka-" ucapnya terpotong saat suara seseorang muncul dari arah belakangnya.

"Wah, sepertinya kau sudah berkembang sangat pesat. Bagaimana kabarmu setelah pertemuan terakhir kita?" Wajah Sarah langsung memucat, 'pertemuan terakhir' dengan pelan ia memutar tubuhnya, dan berharap yang ia pikirkan tidaklah terjadi.

'Deg'

"Sean,"

Bersambung...

Medan, 28 Juli 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now