Unicorn

206K 14.5K 407
                                    

"Wow! Tempat ini sungguh luar biasa! Aku tidak percaya Mommy Sean memiliki selera yang bagus." Pekik Dinda terkagum-kagum saat melihat setiap sisi villa yang sudah dihias dengan indah.

"Mommy Sean? Kau keliru sayang, yang mengatur semua ini adalah Ken dan Sean." Jelas Deon yang membuat Dinda melotot kaget.

"Ken dan Sean?! Mengatur tema se-feminim ini?!" Pekik Dinda tak percaya, yang membuat orang-orang yang ada disana menatap mereka kaget.

"Kau bisa melahirkan tiba-tiba jika suaramu senyaring itu, sayang." Dinda menatap Deon tajam lalu menyubit lengan pria itu kuat,

"Ahk!" Rintih Deon kesakitan, raut wajah Deon mendadak dingin, Dinda menatap Deon takut, apa dia telah kelewatan? Dinda menunduk takut.

Deon menyeringai lalu merangkul Dinda sambil menyerang Dinda dengan ciuman bertubi-tubi di wajah wanita yang sangat ia cintai itu. Ide jahilnya berhasil.

-

"Unicorn!"

"Ahk! Ken! Aku menyayangimu!" Pekik Tayana kuat lalu berlari kecil menuju hadiah Ken. Ken dan Mike yang baru sampai pun hanya menatap tingkah lucu Tayana.

"Kau milikku sekarang! Aku mencintaimu, unicornku yang sangat cantik." Pekik Tayana sambil memeluk kuda itu penuh cinta.

"Jika kuda itu bisa bicara, dia akan menuntutmu karena memaksanya memakai tanduk palsu dan merubah poni dan ekornya menjadi warna merah muda." Ucap Mike sambil terkekeh kecil lalu menyikut Ken, dan Ken hanya menatapnya datar. Tapi dibalik wajah datarnya, tersimpan sejuta kebahagiaan melihat wanita itu memekik kesenangan.

"Mike! Mereka tidak mengijinkan aku untuk menaiki Unicornku!" Jerit Tayana dari tengah halaman. Mike menggeleng lalu menatap Ken tajam.

"Kau memang ahli dalam membuat masalah besar." Ucap Mike frustasi, bagaimana mungkin Tayana menaiki kuda bertanduk itu dengan keadaan hamil besar. Dikarenakan ia mengandung baby twin, jadi besar perutnya sudah seperti berusia 6 bulan.

"Tenang saja, kuda itu sudah terlatih. Kuda itu juga tidak bisa berlari karena kelainan dikaki belakangnya." Jelas Ken lalu memberikan aba-aba kepada pengawal-pengawal yang berdiri tepat disamping Tayana untuk membiarkan Tayana menaiki kuda bertanduk itu.

Senyuman Tayana tak pernah luntur saat menaiki kuda bertanduk yang dia sebut Unicorn itu. Sambil berkeliling, Tayana juga menyempatkan dirinya untuk mengelus Unicorn kesayangannya itu.

Tapi, tiba-tiba seorang pria menepuk paha Tayana lalu memperlihatkannya layar ponsel pria itu. Tayana yang kaget pun menatap layar ponsel itu, pandangannya mulai mengabur lalu dengan perlahan-lahan Tayana memasuki alam mimpinya.

-

"Honey, ini sudah dua jam, mau berapa lama lagi kami menunggumu berpakaian!" Protes Frans kepada sang istri yang tak kunjung keluar dari ruang ganti.

"Mom, kita harus memeriksa gaun dan yang lainnya. Ini sudah pukul dua belas siang Mom!" Pekik Sesah dengan kesabarannya yang mulai menipis. Pasalnya mereka sudah menunggu satu jam lebih.

'Cklek'

"Kalian sangat berisik, aku harus berdandan semaksimal mungkin untuk pergi bersama tamu istimewa kita." Cicit Carly yang baru saja keluar dari ruang ganti.

'Drrtt'

Sesah mengambil ponselnya dan membaca pesan yang masuk.

"Mereka sudah sampai Mom, Dad!" Pekik Sesah kesenangan lalu berlari keluar meninggalkan Frans dan Carly yang terdiam karena masih mencerna ucapan Sesah.

-

Tayana merasakan sesuatu menyentuh bibir dan wajahnya. Matanya sangat berat untuk dibuka, dan Tayana hanya bisa melihat bayang-bayang seseorang.

"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu."

Bersambung...

Medan, 18 September 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang