Bad Sean is Back

225K 16.7K 911
                                    

Maafkan nuna up cuma segini, insyallah ntar malem bakal up lagi, soalnya nuna lagi sibuk buat suprise doi, dan sibuk ngurus surat pindah. Sorry!

Vote and Comment!
Buat para siders please gunakan pikiran untuk menghargai karya seseorang.

--

Wanita itu adalah Tayana. Entah sudah sejauh mana ia melangkah sampai ke halte bus yang sangat jauh dari rumah sakit itu.

Dinginnya malam yang menusuk tulang itu pun tak ia hiraukan karena semua kekacauan ini.

Ia terus memeluk perutnya. Untuk menangis pun rasanya dia sudah sangat lelah.

"Tayana... apakah itu kau?"

--

Tayana menatap ke arah suara tersebut, pandangannya mulai mengabur, bibirnya pun mengering karena dinginnya suhu disana.

"Mike." Ucap Tayana pelan lalu semuanya menjadi gelap. Mike yang melihat Tayana jatuh pingsan pun langsung membawa Tayana ke apartemennya yang tak jauh dari situ.

Sesampai disana, Mike langsung memeriksa keadaan Tayana. Udara di luar sangatlah dingin, dan Tayana hanya memakai baju pasien yang sangatlah tipis.

Kulitnya sudah sedingin es, wajahnya pucat, dan bibirnya bahkan hampir membiru. Mike langsung memeriksa sang janin, dan langsung melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.

-

Di tempat lain,

Dengan rahang mengeras Sean menatap jalan raya di luar jendela mobilnya. Ini sudah pukul satu pagi, dan dirinya belum menemukan Tayana.

Udara diluar sangatlah dingin, dan Tayana hanya memakai baju pasien. Wanita itu pasti kedinginan saat ini, Tayana bahkan tak membawa uang dan ponsel. Bagaimana jika wanita itu...

Sean kembali menggeram, ia mengambil telponnya lalu menghubungi seseorang.

"Bagaimana? Apa orang-orang Ken sudah menemukannya?"

"Nope, cctv terakhir merekam Tayana berlari ke arah pusat kota. Dan, kami tidak menemukan petunjuk yang lain karena tiba-tiba di jalan itu terjadi konsleting listrik."

"Baiklah, ka-" Balas Sean terpotong.

"Jika Ken tahu bahwa kau menghianati Tayana, ia tidak akan menolongmu. Dan Sean, jangan lupa minum obatmu."

'Tut...tut...tut'

Sean memijat dahinya, kepalanya sudah terasa mau pecah saat tiba-tiba teringat bahwa ia telah menghianati Tayana.

'Aku bahkan tidak bisa memaafkan diriku sendiri
Karena kau, wanita yang aku janjikan tentang manisnya cinta, indahnya kesetiaan, kini menanggung kecewa mendalam akibat penghianatanku'

'Ting'

Telpon Sean berbunyi menandakan pesan masuk. Berharap itu adalah kabar dari Tayana, dengan cepat Sean membukanya.

-Mommy-

Sean kau harus datang ke rumah secepatnya! Jangan sampai Mommy memutilasi wanita ular yang sedang mengandung anakmu, cepat kesini!!

-

Tayana menghirup aroma yang membuat perutnya meronta ingin di isi. Dengan perlahan ia membuka matanya.

Rasa sakit di tubuhnya mulai terasa, membuat Tayana mengerang kesakitan.

"Kau sudah bangun? Kebetulan sekali sarapanmu sudah selesai." Ucap Mike yang tiba-tiba datang entah darimana dengan nampan berisi bubur, air putih, susu, buah, dan beberapa obat.

"Mike, bagaimana bisa?" Tanyanya sambil menatap sekeliling kamar itu.
Lalu tiba-tiba ia mengingat kejadian itu, kejadian yang sekarang membuatnya hancur dan menanggung semua kekecewaannya.

Menyadari raut wajah Tayana yang berubah menjadi murung, Mike mendekati Tayana, meletakkan nampan itu ke meja lalu memeluk wanita rapuh itu.

"Apa yang telah terjadi? Mengapa kau bisa dijalan sendirian?" Tanya Mike. Tak ada respon, tubuh wanita itu seolah mematung.

"Kita bersahabat, bukan?" Tayana masih bungkam. Merasakan bahunya basah Mike pun mengelus rambut Tayana lembut.

Setelah Tayana tenang Mike melepaskan pelukan mereka. Dan lihatlah, wanita itu terluka, sangat terluka.

"Baiklah mungkin baby twin lapar. Mungkin setelah sarapan kau mau bercerita padaku." Ujarnya lembut menghapus dengan lembut air mata Tayana.

Saat Mike akan pergi, Tayana menggenggam tangan Mike. Mike mengkerutkan alisnya.

"Mike, aku ingin sereal dan ice cream, bolehkah?" Pintanya pelan menunduk malu. Mike tertawa lalu mencubit pipi Tayana gemas.

"Kau beruntung, kulkasku sedang penuh hari ini." Jawab Mike dengan senyumannya yang tak pernah luntur.

-

"Sampai kapan kau akan disini! Pergilah sebelum aku menyeretmu keluar!" Pekik Sesah sampai terdengar ke telinga Sean.

"Kau ha-" ucapan Sarah terpotong saat Sean membuka pintu itu. Semua mata tertuju pada Sean.

Semuanya tampak takut karena ekspresi Sean yang sangat-sangat tidak bersahabat itu. Disana ada Frans, Carly, Sesah, dan jangan lupakan si wanita ular, Sarah.

"Sean, kau sudah pulang? Kenapa lama sekali, kami merindukanmu." Ucap Sarah manja sambil mendekati Sean lalu mengelus dada Sean nakal.

Sean menatap Sarah penuh amarah, yang ia butuhkan saat ini adalah Tayana bukan wanita ular itu.

"Jangan sentuh aku!" Ucapnya kuat penuh penekanan lalu menyingkirkan tangan Sarah dengan kasar.

"Ahk! Kau menyakitiku Sean! Aku sedang mengandung anakmu." Jerit Sarah kuat dengan wajah memerah penuh amarah.

Sean menyeringai bak iblis lalu mendekati Sarah. Tangan kanannya dengan cepat mencengkram dagu Sarah kuat.

"Dan kau pikir jika kau mengandung darah dagingku, aku akan dengan senang hati menerimanya?!" Tanya Sean dengan wajah memerah yang menandakan amarahnya sudah memuncak. Yang lain tak berkutik, karena mereka tahu bahwa Sarah sedang di ambang kematian.

"Kau harus menerimanya suka ataupun tidak!" Pekik Sarah penuh keberanian.

"Baiklah, kalau begitu kau harus menahan rasa sakitnya!" Jerit Sean kuat.

"Sean, Jangan!"

Bersambung...

Medan, 14 Juli 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now