Extra Part (2) - Sexy Mother, and Hot Daddy

239K 11.5K 327
                                    

Double UP!! Yeay yeay yeay yeay!
Vote dan Comment setelah membaca jangan lupa! ILY Guys!

-

"Ayo kita turun! Mommy sudah tak sabar!" Pekik Tayana bersemangat. Kasey menatap kedua orang tuanya sedih, sebentar lagi rahasia yang ia sembunyikan dengan rapi akan terbongkar.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Kau tidak suka mempunyai orang tua seperti Mommy?" Wajah Tayana pun ikut menjadi sedih.

"Bukan begitu mom, kalian adalah orang tua terhebat yang aku sayangi! Mana mungkin aku seperti itu." Jelas Kasey lalu memeluk Tayana.

"Sudahlah, lagi pula sampai kapan kau menyembunyikan identitasmu, dan kau juga Matt, mau saja mengikuti adikmu ini." Ucap Sean, Matt hanya mengangkat bahu seolah berkata tidak tahu.

"Ya sudahlah, ayo kita turun, Mommy sudah tak sabar." Matt langsung menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Tayana.

Banyak murid menatap mobil mereka penasaran, ada beberapa wartawan juga disana.

Dan, saat Tayana, Sean, dan Kasey keluar. Lampu flash menyilaukan mulai membanjiri mereka. Sean sudah mengantisipasi keadaan itu, para pengawal dengan sigap melindungi mereka dari desakan sesak itu.

Kasey memasuki sekolahnya dengan takut, semua murid serta orang tua mereka menatap keluarganya. Ada juga yang menatapnya tajam dan iri.

Rasa takut itu mendadak hilang saat Matt merangkulnya hangat dengan senyuman. Siswi-siswi disana memekik iri, senyuman seorang Matt! Itu tak pernah terjadi di sekolah.

"Jangan takut, aku selalu ada disampingmu." Ucap Matt pelan lalu mencubit pipi gembul Kasey.

(Flashback)

Kasey menatap dua sahabat dan dua musuhnya yang duduk bersebelahan.
Kasey memiliki musuh disekolah, dua wanita yang selalu mengusik ketenangan. Rose dan Vivhie. (Ceritanya mereka ini kayak anggota OSIS gitu, jadi wajib ikut.)

Lucy dan Gigi menatapnya sedih, mereka baru tau kalau sahabat baik mereka adalah putri billionare, sedangkan mereka hanya orang biasa yang hidup berkecukupan.

"Baiklah kita sudah lengkap, bagaimana kalau kita makan siang bersama!"

-

"Jadi pihak sekolah ingin suamiku menjadi tamu dan memberikan pidato?" Tanya Tayana yang langsung diangguki Gisella. Mereka baru saja selesai makan siang dan bersantai di ruang tamu, dengan kecanggungan yang masih menerpa.

"Baiklah! Kami menerimanya." Ucap Tayana bersemangat. Sean yang akan mengeluarkan protes pun mendadak diam saat Tayana mencubit pahanya kuat.

"Baiklah Tayana, Mr. William, kami ingin pamit undur diri. Terima kasih atas jamuan makan siangnya, sam-"

"Mrs. Gisella, bolehkah Lucy dan Gigi berada disini saja?" Potong Kasey, Gisella tersenyum lalu mengangguk. Dan, coba tebak siapa orang yang mengutuk Kasey disaat itu juga, Rose. Dia sangat tergila-gila dengan Matt, dan ia seperti berharap kepada tuhan untuk mengulang waktu agar dia menjadi sahabat Kasey dan bisa berdekatan dengan Matt.

(Flashback End)

Mereka duduk di ballroom megah sekolah itu, Tayana dan Sean duduk di sofa mewah paling depan. Karena Sean akan memberikan pidato singkat. Tayana sangat berusaha akan hal itu, suaminya sangat tidak suka banyak bicara di hadapan publik.

Tayana tampil cantik dengan dress sederhana namun tampak elegan di tubuhnya. Di usianya yang sudah menginjak 37 tahun dirinya masih awet muda seperti dulu, bahkan banyak yang mengira kalau Matt dan Kasey adalah adik-adiknya. Begitu juga dengan Sean, dia masih tampan dan gagah, hanya saja rambut putih sudah mulai menghiasi rambutnya, tetapi malah membuatnya mendapat julukan 'Hot Daddy'.

Setelah beberapa penampilan, giliran Sean tampil pun tiba, ia lelaki yang sangat menawan, entah keberuntungan apa yang membuat pria sempurna itu menyukai gadis kumuh sepertinya. Setelah Sean selesai, kepala sekolah naik ke atas panggung, dan memberitahu Sean kalau ia akan memberikan penghargaan kepada murid berprestasi di sekolah.

"Matt William."

"Darren Aldan William."

"Gigi Halsey."

"Kasey William."

Mereka pun menaiki panggung, mata Sean bahkan sampai berkaca-kaca saat mengetahui anak kembarnya menjadi anak yang berprestasi di sekolah.

Tayana yang terduduk di sofa sudah tak kuat menahan tangisnya, ia sangat bersyukur atas semua ini. Keluarga yang sempurna, ia sangat bersyukur.

'Hidupku sempat mengalami kesunyian dan tak berarti, tapi kau mengubah segalanya, kau membuat kebahagian yang tak pernah padam, kesempurnaan yang tiada tanding,
dan aku berharap tak ada kata akhir untuk semua ini'

-END-

Medan, 4 November 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang