Not a Happy Ending

211K 15.8K 1K
                                    

Tayana merasakan sesuatu menyentuh bibir dan wajahnya. Matanya sangat berat untuk dibuka, dan Tayana hanya bisa melihat bayang-bayang seseorang.

"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu."

-

Tayana sangat mengenal suara itu, suara yang sudah lama ia rindukan.

'Sean'

"Aku ingin membawamu pergi disaat ini juga. Tapi, waktuku sudah habis." Ucapnya sambil mengecup bibir Tayana dalam.

Tayana mendengar langkah kaki Sean yang mulai menjauh. Ingin rasanya dia membuka mata lalu menjerit kuat agar Sean tidak pergi meninggalkannya. Tapi, tubuhnya seolah lumpuh dan hanya bisa menggerakkan satu jarinya.

"Aku mencintaimu." Suara Sean terdengar lagi dan langkah Sean sudah tak terdengar lagi. Setetes air matanya pun terjatuh.

'Jangan tinggalkan aku Sean! Aku mohon jangan tinggalkan aku!' Batinnya, lalu Tayana kehilangan kesadarannya.

-

(Tayana POV)

Aku merasakan semilir angin yang menerpa wajahku, dengan perlahan aku membuka mataku.

"Sudah berapa lama aku tertidur, Ahk! Kepalaku." Pekikku saat kepalanya mendadak nyeri, nyeri itu hilang dengan cepat dan disaat itu juga aku tersadar bahwa lantai yang aku pijaki berbeda.

Aku menatap sekeliling dan melotot seketika. Kamar siapa ini!

"Mike! Ken! Dimana kalian!" Jeritku kuat penuh kecemasan, aku tertidur di sebuah kamar yang tidak pernah aku lihat. Aku mencoba mengingat kejadian yang membuat aku tertidur disini. Tapi, semuanya sia-sia, aku hanya mengingat menaiki unicorn lalu terjatuh.

Dan, ingatan itu seolah berputar. Disaat aku bermimpi Sean menghampiriku. Aku menggeleng pelan, walaupun itu terasa nyata, tapi itu adalah mimpi.

Aku menuruni tempat tidur dan melangkah cepat untuk lari dari tempat asing ini. Saat melewati cermin aku seperti melihat keanehan. Dengan perlahan aku kembali melangkah mundur dan melotot kaget.

'Gaun Pengantin?'

Bagaimana bisa aku menggunakan gaun pengantin ini?! Gaun ini membuat baby twin tertutupi. Dan, wajahku! Sejak kapan aku memakai makeup?!

Tatapanku terahlikan saat sesuatu melewati jendela di balkon, aku mempercepat langkahku agar dapat melihat benda apa itu. Tapi, semua terahlikan dengan pemandangan indah, yang dapat membuat siapa saja yang menatapnya berdecak kagum.

'Krek'

Suara apa itu? Aku menatap ke bawah, ke sumber arah suara itu.

"Unicorn!" Pekikku senang. Aku menatap sekeliling halaman itu. Tak ada siapa pun yang menjaga unicorn.

"Tunggu disana! Aku akan turun!" Aku kembali melangkahkan kakiku menuju pintu keluar. Tak ada siapa pun diluar kamar dan ruang tamu.

Sangat aneh jika rumah semewah ini tidak berpenghuni satu orang pun. Sungguh mencurigakan! Aku harus berhati-hati.

"Halo! Apa ada orang disini!" Jeritku kuat hingga suaraku bergema, tak ada jawaban dari siapa pun. Dan hal inilah yang membuatku ingin menangis ketakutan.

Aku kembali melangkah dengan waspada, aku takut seseorang sengaja menculikku lalu ingin membunuhku, dan membuatku menjadi 'hantu gaun pengantin berdarah yang ternyata hamil besar'. (Kepanjang Tay! Kepanjangan! Ps:abaikan author yg mulai galau)

"Mike! Ken! Tolong aku..." Jeritku lalu berlari kencang entah kemana. Hingga aku tersadar bahwa aku sudah salah jalan, dan pintu keluarnya tepat dibelakangku dan malah terbuka dengan lebar.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang