It's All Over

236K 16.8K 1.1K
                                    

Semuanya berakhir tragis
Semua rasa sakit ini bertubi-tubi menghampiriku. Tadinya kupikir kau adalah takdirku, tadinya kupikir kaulah pelangi yang datang untuk mewarnai hidupku. Tetapi, nyatanya Tuhan berkata lain, kau bukan takdirku, kau bukan milikku.

-Tayana-

-

"Minggir!" Bentak Tayana menatap tajam kepada para pengawal yang menghalanginya. Wajah ramah nan polos itu tampak berbanding terbalik.

Melihat ekspresi Tayana yang sangat menyeramkan para pengawal itu pun menepi. Tanpa pikir panjang Tayana berlari kencang.

Tangisnya pun sudah tak bisa ia tahan lagi, orang-orang disana bahkan sampai menatapnya wanita aneh.

Tayana berlari sekencang mungkin. Wanita bahkan sampai lupa kalau ia sedang mengandung saat ini.

Tayana hanya ingin menjauh dari semua rasa sakit ini. Bahkan ia ingin untuk menghilang selamanya dari kehidupan Sean, pria bajingan itu!

Tayana memasuki lift dan di saat detik-detik terakhir pintu lift tertutup, Tayana melihat Sean berlari mengejarnya.

"Aku mencintaimu" Ucap Tayana, lalu pintu lift tertutup.

Tubuh Tayana merosot terduduk di lantai, dadanya semakin terasa sesak. Sekarang bagaimana nasib bayi-bayinya? Mereka bahkan baru berusia 3 minggu.

Menyadari lift akan terbuka, Tayana berdiri tegak. Menghapus jejak-jejak air matanya kasar.

Tubuhnya tampak bergetar hebat, rasa pedih dan kecewa bercampur menjadi satu dan itu sungguh luar biasa mengguncang dirinya.

-

"Ahk!" Jerit Sean lalu memukul pintu lift itu kuat. Dengan cepat Sean memutar langkah lalu menuruni anak tangga darurat itu tanpa takut akan terjatuh.

Tetapi, semuanya sia-sia, lift itu sudah kosong. Dia sudah terlambat, Tayana sudah mendengar semuanya, semuanya hancur, dan dia kehilangan Tayana untuk kesekian kalinya.

Sean kembali memukul dinding di sampingnya bertubi-tubi. Bagaimana hidupnya nanti, apa yang akan dilakukannya tanpa Tayana disampingnya.

"Ahk!" Jeritnya frustasi, membuat semua orang disana menatapnya takut. Sean kembali memukul dinding kuat itu, tanpa memikirnya kepalannya yang sudah lebam menjadi semakin parah.

Pengawal-pengawal dan Harry baru saja sampai dibawah, dan hal itu jelas membuat Sean menggeram, karena amarahnya semakin menjadi-jadi.

"Dasar bodoh! Aku sudah menggaji kalian untuk menjaganya! Cari dia sampai ketemu! Dan jangan sampai dia terluka sekecil apapun!" Pekiknya kuat penuh amarah dengan wajah yang membuat siapa saja melihatnya pasti akan menunduk takut.

"Dan kau! Hubungi siapa saja yang bisa mencari Tayana!" Perintahnya ke Harry. Harry mengangguk patuh lalu merogoh ponselnya dari saku

-

Orang-orang yang melewati halte bus di tengah malam, dibuat takut karena seorang wanita terduduk mematung memakai baju pasien.

Wanita itu adalah Tayana. Entah sudah sejauh mana ia berlari hingga sampai ke halte bus yang sangat jauh dari rumah sakit Sean.

Telapak kaki Tayana terluka dan kotor. Jari-jari kakinya tampak membiru karena cuaca yang sangat dingin.

Tetapi wanita itu seolah tak merasakan dinginnya malam yang menusuk tulang itu. Rasa sakit yang menganga di hatinya membuat tubuh wanita itu seperti mati rasa.

Tayana terus memeluk perutnya. Ia terus membisu, karena untuk menangis pun rasanya dia sudah sangat lelah.

"Tayana... apakah itu kau?"

Bersambung...

Medan, 1 Juli 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang